Dear, Canopus

577 127 7
                                    

"I love you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I love you."

•••

Dalam hitungan minggu, kamu tidak bisa tidak tersentuh akan setiap perlakuan lembut Mingyu. Akan selalu ada kejutan setiap bibir itu tersenyum dengan apik.  Ada sentuhan magis setiap jemarinya singgah di wajahmu untuk memberikan satu sapuan lembut dengan ibu jarinya. Dan kamu lebih dari cukup untuk mengetahui betapa meluapnya perasaan lelaki itu.

Karena kamu pun ingin melakukan hal yang sama. Kamu ingin memberikan cinta yang sama, perasaan hangat yang sama, kamu ingin Mingyu merasa pulang setiap ia menghabiskan waktunya bersamamu.

Maka pagi ini, ketika ia tengah berkutat dengan alat masak di dapurmu, kamu berlari dan merengkuh tubuhnya dari belakang. Hal itu sukses membuat Mingyu berjengit, nyaris melempar whisk di tangannya jika ia tidak buru-buru mengendalikan diri.

"Baik, gadis cantik. Aku hampir menghancurkan kegiatan menyenangkan pagi ini, ada apa?"

Kamu terkekeh, masih menumpukan tubuhmu di sana sebelum kamu beralih ke hadapan Mingyu. Kembali memeluknya dengan erat.

"Kamu tahuㅡaku mungkin akan terdengar aneh setelah ini, tapi aku ingin mengucapkan sesuatu."

"Hmm, aku mendengarkan."

"Mingyu," kamu menjeda ucapanmu untuk menghidu aroma parfum Mingyu yang menenangkan. "Ingat saat kamu marah padaku perihal Seungcheol?"

Lelaki itu mengangguk pelan, peralatan masak di tangannya ia lepaskan dan beralih lah ia membalas pelukanmu dengan pelukan yang sama eratnya.

"Aku selalu merasa kehilangan sesuatu, ketika kamu tidak berada dalam jangkauanku. Lalu ketika kamu secara tiba-tiba mengatakan hal-hal yang menyakitkan, aku sempat berpikir untuk menghilang saja selamanya dari pandanganmu. Namun, aku merasakan perasaan itu. Kehilangan sesuatu. Jika diingat, seharusnya aku tak perlu merasa demikian. Karena kamu mendorongku menjauh saat itu. Tapi hatiku rasanya tidak nyaman."

Kamu mengeratkan pelukan ketika kerongkonganmu terasa seperti dicekat. "Ketika kamu muncul, dan kamu memintaku kembali padamu, dengan mudahnya aku menyetujui. Walau kamu harus berusaha untuk membuatku yakin, hatiku sudah lebih dulu mengabaikan syarat itu dan jatuh lagi padamu."

Napas Mingyu terdengar begitu berat, ia memejamkan mata seraya mengusap punggungmu dengan lembut. Ini terasa begitu hangat, dan kamu menyukainya. Kamu begitu menyukai akan bagaimana Mingyu memujamu lewat seluruh indranya.

"Dan malam tadi, aku menemukan jawabannya. Mingyu, kamu membutuhkan sebuah kunci yang tepat untuk membuka pintu rumah yang terkunci," ujarmu lalu mendongak dan memberikan sebuah senyum manis. "Mingyu, kamu bisa pulang kapanpun."

Katakan bagaimana Mingyu harus memuja Tuhan dan alam semesta. Diktelah ia untuk bersujud, selama apapun, asal pada akhirnya kamu menerimanya kembali. Seutuhnya.

Hatinya penuh, paru-parunya terhimpit ledakan bahagia yang menyenangkan. Sudut matanya mulai mengeluarkan air mata.

"Ya, aku pulang. Aku akan selalu pulang. Astaga, aku ingin menjerit sekarang juga!" Mingyu berseru heboh, kepalanya ia benamkan pada ceruk lehermu dan kamu bisa merasakan lelehan air matanya di sana.

Ada puluhan kata terima kasih dari belah bibir Mingyu disertai kecupan seringan sayap kupu-kupu di bahumu. Ia merasa begitu dicintai, begitupula denganmu. Ini terasa lengkap dan kamu merasa puas.

"My dear, Canopus, jika nanti harimu berat dan kamu butuh tempat untuk berlindung, maka pulanglah. Aku akan menyambutmu dengan hangat."

"Sayang..." Mingyu terisak kuat. Ia menangis seperti bayi dalam pelukanmu dan melupakan kegiatan menyenangkannya.

Pagi itu dapur terasa begitu lapang dan penuh cinta. Kamu berakhir dalam pelukan Mingyuㅡyang membawamu ke sofa ruang tengah dan menghujani seluruh wajahmu dengan kecupan sebelum melabuhkan ciuman panjang pada belah bibirmu.

"Boleh aku mengatakan bahwa aku mencintaimu?" tanya Mingu di sela ciumannya yang langsung kamu angguki.

"Tentu saja, kenapa masih bertanya?"

"Aku mencintaimu. Sekarang, Besok. Lusa. Dan selamanya. Hingga aku berhenti bersinar."

- Canopus -

Satu langkah menuju akhir cerita!

Constellation Series - January 2019

-muffinpororo

-muffinpororo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Constellation Series] | Canopus - Mingyu VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang