Aku menulis dua lembayung yang sama
kedalam satu bingkai.
Bermula, hanya sebuah kebetulan kurasa
Bersusun, Berbait bait.
Namun, Tuhan tidak jadikan sebuah cerita
sebagai aksara tak bertepi.Terbersit,
Aku telah jauh dari Tuhan dan Pengharapan
Terbukti
Aku menangis mengingat sosoknya
Yang sering kali menjadi penjagaIa, yang kuingat tanpa tapi
tergores oleh tingkahku sendiriKini menuju gelap tuan; Dunia ini bak setan
Kukejar, Kurengkuh dan aku Hancur.
Ketika tanya menggempur
Jawabnya hanya satu
Kau telah mendapat Jarum
dan kau sendiri yang menancapkannya pada jarimu.Bunda, mengapa waktu cepat sekali redup
bahkan kini mulai menghitam
bolehkah aku melwati hitam ini
dan kembali kedalam hangat.