Parte S2 : 16

5.9K 672 120
                                    

"Mommy!"

Junkyu tersenyum lalu memeluk Richard yang menyambut kepulangannya usai dari Vancouver. Sementara Haruto dibelakangnya hanya mengamati sepasang ibu dan anak itu dalam diam.

"Are you okay mommy?" tanya Richard menangkup kedua pipi Junkyu setelah pelukan mereka terlepas.

Junkyu mengangguk dan tersenyum lalu mengecup dahi Richard untuk mengurangi rasa khawatir anaknya itu. "Aku baik. Kenapa menanyakan seperti itu?" tanyanya.

Richard yang tadinya ingin menjawab pun kembali terbungkam. Ia menjadi ragu untuk menceritakan pasal kejadian aneh selepas kedua orangtuanya pergi. Termasuk sosok misterius yang memotret Junkyu dan Hugo secara diam-diam.

"Why?" tanya Junkyu lagi memegang pundak Richard yang hanya terdiam saja.

Richard tersenyum lalu menggeleng. "Welcome back mommy. Istirahatlah pasti lelah" ucapnya yang untungnya Junkyu mengangguk karena memang ia lelah terlepas melakukan perjalanan pulang beberapa jam lamanya.

Sepeninggal Junkyu, kini hanya Richard dan Haruto. Sang anak tersenyum dan membungkuk hormat pada ayahnya itu juga mengucapkan selamat datang seperti ibunya tadi.

"Aku tahu ada yang kau sembunyikan dariku"

Richard mematung mendengar ucapan ayahnya. "Tidak ada ayah. Istirahatlah" balasnya tapi Haruto tak juga ingin beranjak disana dan menatap tajam mata anak semata wayangnya itu.

"Apa aku pernah mengajarkanmu berbohong?" tanya Haruto membuat Richard menyerah menutupi semuanya jika ayahnya itu terlampau bisa membaca gerak-geriknya.

"Ada mata-mata disini ayah" jelas Richard akhirnya yang mampu tatapan Haruto semakin tajam.

"Jadi ucapanmu waktu ditelpon itu benar" Haruto memasukkan kedua tangannya didalam kantong celananya mengobservasi seisi mansionnya dengan tatapan dingin.

Yang lebih tua pun melihat anaknya dengan ekspresi yang tak biasa. Richard bahkan bisa membaca tatapan ayahnya yang menyiratkan bahwa dirinya ikut terlibat hal ini.

"Kita bicarakan ini diruanganku"

🍁🍁🍁

Junkyu memijit pelipisnya pelan yang terasa berdenyut pusing ketika pintu kamarnya terbuka menampilkan Haruto yang tengah membuka kancing jasnya.

"Kau sakit sayang?" tanya Haruto khawatir sembari berjalan menghampiri istrinya yang tersenyum sembari menggeleng.

"Efek jetlag" jawab Junkyu yang membuat Haruto mengangguk.

Mereka terdiam dikamar yang terlihat mewah dan luas itu. Junkyu memilih tidur sejenak setelah membersihkan diri sementara Haruto beranjak pergi ke kamar mandi.

Selang beberapa menit, suara pintu kamar mandi terbuka membuat Junkyu membuka kelopak matanya pelan. Ia mengubah posisinya menjadi setengah berbaring− bersandar pada headboard.

Pemuda manis itu masih mengamati Haruto yang tengah membelakangi dirinya sambil memakai bajunya. Aroma citrus dan mint khasnya membuat Junkyu teringat akan hal yang membuat pikirannya tak tenang teringat kejadian di Vancouver.

"Haruto"

Mendengar Junkyu memanggil nama aslinya, membuat pria itu menoleh lalu berjalan mendekatinya. Jika pemuda manis seperti itu berarti ada hal serius yang ingin dibicarakan.

"Katakan" ujar Haruto dengan aura intimidasinya.

Junkyu meneguk ludahnya sejenak sebelum berujar. "A-apa kau mempunyai tato di euhm− sini?" tanyanya ragu-ragu sembari menunjuk lehernya.

[S2] THE GODFATHER [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang