"Ayah kira kamu di culik orang, bisa gila ayah kalau kamu beneran hilang tadi"
Dari tadi ayah ngomel, karena ketika balik dari toilet tidak ada aku disana, dia sampai marah marah dengan orang yang duduk didekat kami tadi, karena masa iya tidak melihatku kemana? Kami pulang tanpa menyaksikan konser sampai akhir. Aku berulang kali meminta maaf pada ayah, aku mengerti ayah pasti takut kehilangan lagi. Jadi aku mewajarkan reaksinya sampai seperti ini.
"Yasudah kamu tidur, besok sekolah"
Ditemani lilin aroma, aku memilih tidak tidur. Aku membuka handphone untuk sekedar mencari tau tentang laki- laki tadi. Aku cuman tau namanya, hanya itu harapanku. Aku sudah diomelin ayah cuman karena menyusulnya, jangan sampai sia sia karena kami berakhir menjadi tidak saling tahu.
Aku belum bisa mengatakan aku suka, tapi dia membuatku ingin tahu lebih. Perasaan semacam itu lebih menyulitkan ternyata dari pada jelas jelas tau kalau perasaan itu cinta/sayang/suka.
Aku mengetik nama Marail di kolom pencarian. Ada banyak nama Marail dan aku harus memeriksanya satu persatu.
Hingga akun ke 9 dan aku menemukannya.
"YES!"
Ku simpulkan nama belakangnya Suta. Tanpa pikir panjang aku mengklik follow dan menyapanya lewat direct messenger.
Hingga 2 jam berlalu, aku sampai menunda tidurku dan belum dibalasnya juga. Sudah 1 bab buku yang ku baca, menoton beberapa episode anime. Dan aku terkaget sudah jam 1 malam, tidak juga ada tanda tanda ia akan membalas pesanku atau paling tidak memfollbackku.
Aku memilih tidur saja, besok sekolah. Ayah pasti akan mengomel part 2 karena aku sulit di bangunkan.
•••
3 bulan kemudian...
Kalian ingat dengan Marail? Aku bahkan sudah hampir lupa dengannya. Tapi kembali ingat ketika 5 notifikasi dari instagram. 1, ia memfollbackku 2, ia menyukai posingan terbaruku yang ku post tadi malam, dan 3 pesan yang ia balas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jazz with me.n.u
General Fiction"Tidakkah kamu pikir? Setiap waktu terasa lebih baik kalau kita sama sama?"