1 - Final Grand Prix

32 5 3
                                    

Gemuruh sorakan para penonton di sertai tepukan tangan bergema memenuhi Japan Ice Square rink, tempat berlangsungnya Final Grand Prix Junior. Sebuah pertandingan yang merupakan akhir dari keseluruhan seri Grand Prix Junior. Di mana enam peserta setiap cabang dengan poin kualifikasi tertinggi berkumpul merebutkan gelar di acara tingkat bergengsi.

Lagu-lagu populer di putar menemani penggemar dunia seluncur indah yang nyaris memenuhi venue tempat perlombaan. Baik lansia maupun anak-anak datang untuk menyaksikan terampilnya para atlet manca negara memamerkan kebolehannya di atas es.

Lampu sorot mulai bergerak, kata-kata pengantar diucapkan dalam berbagai Bahasa. Suasana ricuh menjadi senyap tanpa terkecuali.

Musik bergema. Penampilan dari finalis tunggal putra bernama Park Sunghoon perwakilan negeri ginseng, Korea di mulai. Ia memulai gerakannya dengan memutari setengah dari gelanggang es dengan mudahnya.

Gerakannya tajam namun sangat indah membuatnya seakan ia adalah bagian melodi terlantun. Ia membius semua orang, tak terkecuali para atlet yang sedang menunggu giliran.

"Menakjubkan," gumam Sooyeon tanpa sadar.

Perempuan dengan nama lengkap Kim Sooyeon tidak bisa menyembunyikan betapa kagum ia melihat penampilan teman satu pelatihannya. Matanya terus mengikuti bagaimana pergerakan mulus Sunghoon dalam melompat dan berputar.

Tiba-tiba Kamera menyorot ke arah wajah Sunghoon. Wajah mulus tanpa cela yang memiliki ciri khasnya sendiri, tahi lalat di samping hidung. Membuat serentak para atlet wanita terpesona.

"Bukankah dia terlalu tampan?"

"Ah, rasanya pasti sangat menyenangkan jika punya pacar seperti Sunghoon," ucap salah satu atlet skating perempuan mengomentari penampilan Sunghoon yang berhasil membuatnya terpana.

Mendengar pujian dan harapan langsung dari seorang fans sunghoon membuat Sooyeon meringis sendiri. Rasanya sedikit aneh mendengar manusia yang selalu jahil kepadanya di puji secara langsung.

Yah, walaupun begitu ia tidak akan menyangkal pesona seorang Park Sunghoon yang kini sudah selesai dengan penampilannya.

Sooyeon beranjak dari tempatnya mencari ruangan yang lebih tenang untuk membangun mentalnya. Siluetnya menghilang di balik tembok yang membatasi ruang tunggu atlet dan koridor.

Bahunya di relakskan , "Sooyeon jangan terlalu terbebani. Kamu pasti bisa! Ayo ayo semangat!"Pikirannya kacau, ia tidak bisa berhenti menggigiti kuku sebagai pelampiasan rasa yang menggerogoti.

Sooyeon berusaha menutup mata dan mengatur pernapasannya berharap rasa gugupnya tergantikan dengan ketenangan. Harapan tetaplah harapan. Jantungnya semakin berdebar-debar dengan riuh penonton.

"...eon!oyeon!Sooyeon!"

Sebuah panggilan menyadarkannya. Dengan linglung Sooyeon menatap orang yang berlutut di bawahnya . Pandangannya buram, tangannya tidak bisa merasakan sentuhan walau ia melihat tangan lain memegangnya.

"Hei, kau tidak apa-apa?" Orang itu, Park Sunghoon. Pria yang baru saja ditontonnya.

Namun ada yang aneh baru saja sebentar ditinggal tapi kenapa Sunghoon sudah memakai medali?

Sunghoon kembali menggerakkan jarinya yang entah sejak kapan sudah membingkai wajah Sooyeon. Sontak saja Sooyeon tersadar dan menarik turun tangan Sunghoon. Wajahnya memerah sesaat.

Sooyeon membersihkan tenggorokannya dengan canggung. "Um.. Selamat Sunghoon! tadi sangat mengagumkan."

Sooyeon menepuk pundak pria yang sedikit lebih tinggi dirinya. Entah terlalu lemah atau Bagaimana tapi raut wajah Sunghoon yang tetap datar membuat senyumnya bergetar.

"Sooyeon," Sunghoon mengelus surai legamnya. "Apa yang kau khawatirkan? Kau sudah banyak berlatih. Cukup tunjukkan kemampuan terbaikmu."

Sooyeon mengangkat pandangannya menatap Sunghoon, Ia menggigit bibirnya. "Aku hanya sedikit gugup, biasa demam panggung."

Sunghoon melepaskan medalinya. Ia mengalungkan benda berwarna keemasan tersebut ke leher Sooyeon.

"Bagaimana rasanya? Sudah lebih baik?" Sunghoon bertanya dengan seulas senyum."Kau boleh memakainya sampai merasa lebih baik. Tapi ingat aku hanya meminjamkan," candanya.

Sooyeon meraba medali Sunghoon, ia tersenyum kecil. Dadanya menghangat karena ada yang mengerti dirinya.


⛸️⛸️⛸️



Sooyeon kembali keruang tunggu setelah dipaksa Sunghoon. Membuat ia lagi-lagi terjebak dengan sekumpulan atlet yang hanya berbicara tentang visual dan fisik. Semua omong kosong melintasi telinganya begitu saja.

Televisi menampilkan skor pemain urutan ke empat. Berarti sebentar lagi adalah giliran Sooyeon untuk tampil. Dengan gundah Sooyeon membuka jaket yang menutupi kostumnya dan berjalan keluar menuju area pertandingan.

Di luar ia menonton langsung lampu sorot jatuh ke titik tengah. Menyinari atlet skating sebangsanya sedang menunjukan kemampuannya. Choi Minha, teman sebayanya yang dua tahun lebih lambat masuk ke dalam dunia perlombaan.

Kain sutra berwarna biru beludru menjadi pilihan Minha dalam program keduanya. Berhiaskan permata di setiap sisi gaunnya kini Minha seperti putri ditengah dinginnya es yang menunggu sang pangeran pujaan.

Tatapan Sooyeon beralih ke pinggir arena perlombaan, di sana ada pelatih Minha atau bisa juga di bilang pelatihnya yang sedang mendukung dan menyemangati Minha dengan senyum lebar.

"Next skater, representing the Republic Of Korea, Sooyeon Kim!" Nama Sooyeon dipanggil untuk masuk ke dalam arena pertandingan.

Setiap langkahnya ia diiringi dengan sorakan keras dari penonton. Menegaskan ia sudah mempunyai nama di dunia Skating. Begitu pisaunya menyentuh permukaan es Sooyeon memutari bagian dalam ice rink sebagai permulaan.

Salah satu tangannya terangkat keatas dan tangan satunya menyentuh siku tangan lainnya. Satu hembusan napas sebelum penampilannya bersamaan dengan lampu yang mulai menyinarinya. Begitu lagu James Bond Medley diputar tangan dan kakinya bergerak mengikuti irama lagu. Sooyeon meluncur begitu cepat membentuk huruf C terbalik memutari setengah ice rink dengan kedua tangan berada di atasi kepala melengkapi pergerakan kakinya.

Ketika nada lagu berubah Sooyeon melakukan lompatan triple salchow, triple toe loop dan lompatan variasi lainnya . Langsung disambut oleh tepuk tangan oleh para penonton.

'Tetap tenang dan jangan lakukan kesalahan,' batinnya dibalik ekspresi senyumnya.

Sooyeon beralih ke gerakan selanjutnya dimana ia perlahan lahan menekuk kaki nya menunjukkan posisi duduk. Putaran ini dilakukannya dengan satu kaki dan lutut kaki skating ditekuk dalam posisi berjongkok dan yang lainnya bebas dipegang di depan.

Waktu penampilannya hampir berakhir. Dengan menarik tumit sepatu luncurnya di belakang hingga ke atas kepalanya hampir seperti melakukan split.

Sooyeon mengakhiri penampilannya dengan bangga. Apresiasi penonton berdengung ditelinga nya. Ia melakukan penutupan dengan membungkuk berterima kasih kepada para penonton. Senyumnya mengembang, 'Berhasil.'

Dengan berdebar-debar Sooyeon menunggu nilainya ditampilkan.



To be continue...


➳ Lompatan Salchow : lompatan skating di mana skater melompat dari belakang ke dalam tepi satu sepatu dan mendarat di bagian belakang tepi luar skate lainnya.

➳ Lompatan Toe loop : lompatan paling sederhana dalam olahraga seluncur indah

___________________________________________

Mohon kritik dan sarannya 😊
Jangan lupa klik bintang hehe

Boundary Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang