BT #2

4 1 0
                                    

"Turuti apa mauku jika ingin selamat."

"Memangnya kau pikir kau ini siapa, haa?!" ucap Ara lantang tepat di wajah lelaki tersebut yang belum diketahui identitasnya.

Dapat tercium bau alkohol yang sangat kuat dari lelaki tersebut. Ara pikir mungkin saja ia sedang mabuk.
"Oh babe, you're so brave, hm?"

Ara bingung harus berbuat apa. Yang ada di pikirannya kini hanyalah mencari perlindungan. Sesekali Ara melirik novel kesayangannya yang sangatlah tebal berada di meja kecil samping tempat tidurnya.

Dengan sigap ketika lelaki tersebut sedang tidak melihat ke arah Ara, Ara cepat-cepat meraih novel-nya dan segera memukul lelaki itu bertubi-tubi tanpa ampun.

"What the f*ck!!"

Setelahnya Ara berlari keluar dari kamarnya menuju halaman rumahnya dan berteriak minta tolong. Ara tahu betul area tempat tinggalnya itu sepi, tetapi apa salahnya ia mencoba meminta pertolongan? Siapa tahu saja ada orang yang sekedar jalan-jalan di area tersebut dan mendengar teriakannya.

"Hey, kau pikir mau pergi kemana?!"
Yup, lelaki tersebut berada tepat beberapa meter di belakang Ara.

"Pergilah! Sebelum aku menghubungi polisi!" ancam ara tanpa keraguan di setiap perkataannya.

Entah karena takut akan ancamannya ataukah yang lainnya, yang jelas, lelaki itu pergi begitu saja dari sana tanpa sepatah kata pun.

Sungguh kejadian tadi akan diingat selalu di memorinya dan akan selalu terbayang-bayang. Mungkin setelah kejadian ini Ara sedikit trauma.

Itu semua tidaklah penting sekarang. Yang terpenting saat ini adalah Ara harus menghubungi seseorang sekarang juga. Ara memutuskan untuk menghubungi teman sekelasnya sekaligus sahabatnya, Cade.

Ara memutuskan untuk menginap di rumah sahabatnya itu malam ini atau untuk beberapa hari ke depan? Entahlah.

Ara sungguh masih ketakutan. Tidak masuk akal. Bagaimana bisa lelaki mabuk tadi membuat harinya yang telah rusak menjadi lebih rusak lagi.

Sungguh moodnya kini sedang tidaklah baik. Seandainya ia bisa memaki-maki lelaki mabuk tadi, tapi sayangnya Ara tidak memiliki keberanian. Well, you all know that. Ara ialah gadis cengeng yang lemah.

Sebelum menghubungi Cade, Ara terlebih dahulu masuk ke dalam rumahnya. Di sofa ruang tamu, ia duduk manis dan mulai mencari kontak Cade di handphonenya lalu melakukan panggilan.

"Halo, Cade?"

"Oh god, kau dimana sekarang?!" pekik seseorang di seberang telepon sana.

"Well, aku sedang berada di rumah."

"Mengapa kau tidak ke sekolah hari ini?"

"Sejujurnya aku sudah kesana, tetapi aku terlambat. Kau tahu kan aturan sekolah kita sangatlah ketat?"

"Kau benar juga. Lalu, mengapa bisa kau telat? Tidak biasanya kau seperti ini."

"Semalam aku lupa menyiapkan buku-buku untuk pelajaran hari ini, so kau tahu bagaimana kelanjutannya."

"Kau ini!"

"Um, Cade? Bolehkah aku menginap di rumahmu?"

"Memangnya kenapa?"

"Ceritanya panjang, nanti sepulang sekolah akan aku ceritakan semuanya."

"Baiklah, jaga dirimu sampai jumpa nanti."

"Baiklah."

Tut

Setidaknya Ara bisa tenang. Malam ini, ia tidak akan berada di rumahnya sendirian dengan bayang-bayang lelaki mabuk tadi. Kau pikir kau siapa, cih. Decaknya kesal.

Bad ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang