Tentang Ara.

42 8 0
                                    

"Ini anak gadis kok belum bangun?" Terdengar teriakan seorang wanita dari lantai bawah. Ia melangkahkan kakinya dengan cepat hingga suaranya menggema kemana-mana.

Hingga akhirnya dinding kamar milik anaknya sudah terlihat olehnya. Wanita itu menghampiri Ara.

"Bangun, nak! Liat tuh, udah jam berapa?"

"Halah, Ma!" Gadis cantik itu tak kunjung beranjak dari tempat tidurnya. Ia masih tertidur lelap. Begitu tahu ibunya datang, Ara refleks menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Menghindari amarah dari ibunya.

"Kamu hari ini PTM!" Tegas Yeni dengan membentak anak gadisnya itu.

Ara membulatkan matanya di dalam pengapnya selimut. Tak sampai tiga detik, Ara dengan cepat membuka selimutnya dan berlari ke kamar mandi.

Rupanya ia lupa hari ini adalah hari Senin, dimana hari Senin adalah hari ia berangkat sekolah.

"Dasar anak cewek!"

Setelah dirasa cukup memarahi Ara, wanita itu tertawa cukup keras. Melihat tingkah anaknya yang bisa membuat semua orang menggelengkan kepala mereka.

Ia datang mendekati kamar mandi dan berkata, "Kalau sudah selesai, cepet turun, ya!"

"Kenapa emangnya? Aku kan berangkat sama papa?"

"Berangkat bareng mama aja." Tanpa mendapat jawaban, ia sudah bergegas pergi ke bawah meninggalkan Ara yang sedang mandi.

Lima belas menit berlalu dan memperlihatkan Ara yang sudah rapi mengenakan seragam sekolah. Lengkap dengan sedikit bedak di wajahnya karena wajahnya masuk dalam tipe wajah yang mudah berminyak.

Setelah dirasa semuanya selesai, Ara menggendong tasnya dan bergegas turun ke lantai bawah.

"Hari pertama PTM setelah lumayan lama BDR, yaelah dulu masih kelas 7 sekarang ditinggal tidur aja udah kelas 9. Dunia emang aneh," Batin Ara, seperti tak terima dirinya sudah cukup dewasa.

"Cie, anak papa udah gede aja nih," Goda Rio dengan mencubit kecil lengan anaknya.

"Masih kelas 7 aslinya, Pa. Cuma dipaksa dewasa aja sama keadaan."

"Jangan kayak gitu, dong! Miris amat keliatannya,"

Ara menghela napas panjang. Ia menidurkan kepalanya di meja makan, Ara nampak sedih.

"Mau nggak mau, aku harus terima keadaan yang ada. Namaku Ara Nayesha, jelas aku harus kuat dan dewasa bukan cuma karena keadaan."

— 8 Januari 2022.

; Ara Nayesha as Kim Jisoo.

Ara itu anaknya pendiem, tapi suka banget nyapa orang. Bahkan orang yang nggak kenal atau nggak begitu akrab pun dia sapa. Dia sama sekali nggak takut buat dikatain "sokab" yang artinya sok akrab. Karena memang, cewek ini suka nyapa tapi nggak suka ngajak ngobrol duluan.

Ara punya banyak temen, buktinya ada di HP punya dia. Followers sama kontak whatsapp yang dia simpen ada ratusan orang, sekitar 400-500 kontak. Bukan anak pinter, tapi juga bukan anak bodoh. Dia imbang, nilai tinggi bersyukur, nilai rendah ya dia bakal mencoba lagi sampai berhasil.

Ara nggak pernah percaya diri kalau ketemu orang secara langsung. Dia lebih percaya diri menunjukkan wajahnya pakai filter Instagram yang bisa bikin glowing itu, lho! Juga, dia bisa jadi orang pemalas, bisa juga jadi orang rajin. Netral banget kan?

Dia cenderung mudah bergaul sama teman sebayanya, kalau lebih tua atau lebih muda agak susah. Mantan pacarnya ada banyak, tapi yang memorable bagi dia ya mungkin cuma beberapa aja. Contohnya Adrian. Adrian itu menempati posisi pertama "The Most Mantan Terindahnya Ara".

Kenapa enggak? Adrian itu mantan terakhirnya Ara. Selain itu, Adrian doang yang memperlakukan Ara layaknya seorang ratu. Makanya Ara paling ingat sama Adrian ini. Berkali-kali Ara dibikin gagal move on sama cowok itu. Saking cakepnya dia, saking gantengnya dia, Ara kalau ketemu Adrian pasti salah tingkah. Padahal Adrian cuma nafas.

Sampai suatu hari, Ara udah nggak salting lagi pas ketemu Adrian. Iya, saltingnya pindah ke Aubin. Ara naksir sama adik kelasnya sendiri. Mungkin aneh kalau kakak kelas cewek suka sama adik kelas cowok. Inipun kali pertama dia suka dalam keadaan begitu. Sebenernya, Ara pernah bilang dia nggak akan tertarik sama adik kelas.

Katanya, adik kelas jelek-jelek dan pendek. Giliran dikasih adik kelas yang tinggi sama cakep aja langsung dikejar. Siapa lagi kalau bukan Ara. Bukti bahwa kita bisa kemakan omongan sendiri walau awalnya bela-belain nggak akan sekalipun kemakan omongan sendiri. 

Meskipun mantannya banyak, tapi kalau dia lagi suka sama orang dan dia pendam, itu pasti Ara bener-bener suka sama orang itu. Nggak tau kalau nanti Aubin punya pacar terus Aranya kayak gimana. Pasti nangis tujuh hari tujuh malam. By the way, Ara ini orangnya cukup emosional, lho.

Terkadang, Hafidz, orang humoris di kelasnya Ara itu lagi diam di kursinya. Begitu Ara lihat, dia langsung ketawa. Padahal nggak ada apa-apa. Sama kayak waktu dia lihat Adrian. Adrian lagi nafas aja, Ara udah salting nggak karuan. Kalau sedih pun begitu, hal sekecil apapun yang bikin dia sedih, pasti akhirannya nangis deres juga, kayak hujan.

Walaupun Ara termasuk orang emosional, dia tetap bisa mendengarkan orang-orang yang kehilangan harapan dan akhirnya memutuskan untuk bercerita ke Ara. Karena Ara memang tipikal orang dewasa, jadi dia mudah menempatkan dirinya di keadaan orang lain. Sehingga, dia mudah juga ngasih jalan keluar yang menurutnya terbaik dan saran yang dikasih Ara ternyata memang beneran yang terbaik.

LAST WISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang