O.1 -Gelud

70 7 8
                                    

          Sakura, Luna, dan Flint masuk ke kelas mereka, kelas 11 F. Disana banyak siswa-siswi yang sudah berdatangan karena sebentar lagi bel masuk akan segera berbunyi. Mereka duduk di bangku masing-masing. Bangku Flint tidak dekat dengan Luna dan Sakura, tetapi bangkunya dekat dengan Izu. Sementara Luna dan Sakura, bangku mereka berdua dekat, jadi, mereka lebih dekat dibandingkan dengan Flint. Setelah Flint menaruh ransel warna merah muda miliknya di sebelah bangkunya, ia bergabung dengan Luna dan Sakura. Kursi milik Mei ia pinjam untuk mendekati meja Luna dan Sakura.

"Cie.. ada yang jatuh cinta nih ye..," Luna mengoda Sakura setelah ia duduk di bangkunya.

"Jatuh cinta? Nggak! Gua nggak lagi jatuh cinta!" bantah Sakura. Kini, wajahnya berubah seolah-olah ia tak jatuh cinta.

"Lalu, mengapa pipi lu blushing?"

"Bukan urusan lu," bukannya menjawab, Sakura mengucapkan itu dengan nada dingin.

"Uh.. ayolah.. pasti lu jatuh cinta sama Hiromi senpai kan? Hei Flint, ucapkan sesuatu dong," ucap Luna dengan nada manja dan sedikit memaksa.

"Ah, ngomong apa?" tanya Flint yang sedari tadi ia tidak mendengarkan. Ia hanya melamun, entah apa ia pikirkan yang membuatnya melamun.

"Tanya apakah Sakura jatuh cinta dengan Hiromi senpai," jawab Luna.

"Apakah lu jatuh cinta dengan Hiromi senpai?" tanya Flint terbata-bata yang juga sekaligus memaksa dirinya untuk bertanya seperti itu.

Sakura mengangguk dengan wajah yang masih datar.

"Tuh kan, sudah gua duga! Seharusnya lu jawab dari tadi," ucap Luna dengan heboh.

"Karena lu sudah tahu kalo gua jatuh cinta sama Hiromi senpai, jadi gua nggak jawab," ucap Sakura dengan nada dingin. Bila jujur saja, Sakura sangat benci dengan Luna yang satu ini, terlalu bertingkah kekanakkan dan terlalu kepo dengan urusan orang lain. Walau begitu, Sakura sangat bersyukur karena Luna sudah menemani dirinya sejak SMP. Sifat Luna yang terlalu kepo dengan urusan orang lain, bisa sangat berguna. Karena Luna, adalah orang yang mengertian. Jadi, cocok bila ada orang yang curhat padanya.

"Kenapa lu nggak nembak dia saja? Mungkin lu sama Hiromi senpai cocok jika bersama," tanya Luna.

"Co—cocok? Nggak.. nggak mungkin.. Hiromi senpai pasti tidak mau bila dia berpacaran denganku.., dan juga, kami ini tidak cocok.."

"Belum dicoba, belum tahu, 'kan?" tanya Luna.

"Hmm.. iya sih.. tapi.."

"Pokoknya lu harus coba, ok?" ucap Luna yang memotong pembicaraan Sakura.

Sakura mengembuskan nafasnya dengan berat, "baiklah, akan gua coba.."

Luna langsung memeluk Sakura. "Nah, begitu dong. Baru sahabat gua," ucap Luna dengan perasaan yang senang.

Flint yang dari tadi hanya mendengar tersenyum tipis. 'Apakah Hiromi senpai akan berpacaran dengan Sakura?' batin Flint.

Sementara itu, Hiromi. Ia baru saja dari rumahnya untuk mengambil buku pelajaran sejarah yang ketinggalan. Jarak dari rumahnya ke sekolah dekat, hanya sepuluh menit ia sampai. Saat ia sampai di lingkungan sekolah, ada seseorang yang menghadangnya.

"Ayo bolos," ajak George, sahabat Hiromi sejak SMP.

"Tidak," tolaknya singkat, padat, dan jelas.

"Bagaimana jika kita telat-telatin saja?" George tidak menyerah untuk mengajak sahabatnya melakukan hal buruk di sekolah.

"Bila tidak, ya tidak George. Lu itu jangan memaksa kehendak orang lain seperti anak kecil," jawab Hiromi sekaligus menasehati George.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

First Love and Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang