#01. Do or Die

993 79 24
                                    

San x Wooyoung

. . .

CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek2 baper(?). Gejala seperti naiknya tekanan darah, euforia, cengengesan, mual2 dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author.

.

.

.

Happy Reading~ ^^

.

.

.

.

.

Sesudah kenaikan dan sejak semester baru dimulai, sekelompok siswa disebut berkuasa di kelas dua belas—dan dalam kelompok itu, ada satu pemimpin. Pertikaian menjadi hal lazim, sebab merekalah yang mengendalikan tempat ini. Para guru menutup mata dan telinga akan apa yang terjadi. Siapa pun bisa bersekolah di sana asal punya uang. Soal peraturan dan tata tertib, tak ada hal semacam itu.

Di sekolah yang menjunjung hierarki ini, kekuatan pukulan adalah yang terpenting. Taklukkan, atau takluklah.

Setiap hari selalu ada yang datang menantang siswa-siswa angkatan tahun terakhir, baik dari kalangan kelas setingkat di bawah mereka maupun murid baru. Namun, masalah yang sesungguhnya justru datang kelas dua belas itu sendiri.

“Seseorang harus menjatuhkan Jung Wooyoung kurasa.”

Wooyoung sedang berada duduk menyandarkan diri di dekat pintu menuju atap, mencari tempat merokok, saat mendengar beberapa siswa berbicara sambil menyebut-nyebut namanya dari jajaran tangga di bawah. Tanpa terlihat sedikit pun terusik dan tanpa ada niatan menghampiri, dia berdiam diri saja menyimak.

“Tidakkah kalian muak melihat dia berlagak setiap hari? Aku benar-benar ingin menonjok wajahnya.”

“Apa yang bisa kau lakukan? Tidak ada yang bisa menyentuhnya.”

“Sebelum kau menghajarnya, dia akan membunuhmu duluan.”

“Kalian pernah melihatnya berkelahi, kan?”

“Kau tahu? Anak-anak bilang dia seperti monster.”

“Persetan dengan Jung Wooyoung sialan itu. Dia tidak mau menguasai kelas satu dan dua, lalu apa gunanya dia sebagai pemimpin?”

Sesaat Wooyoung terkekeh. Rasanya agak menyenangkan juga mendengarkan obrolan tentang diri sendiri.

“Ya, kalau kau mau menjatuhkan dia, kalahkan dulu Choi San.”

“Aku tidak mengerti kenapa Choi San mau-mau saja mengikuti Jung Wooyoung. Dia lebih layak memimpin menurutku.”

“Jung Wooyoung selalu berdiri di belakang Choi San, pemimpin macam apa itu?”

“Ya, menurutku Choi San pasti sudah pernah menaklukkan Jung Wooyoung dengan cara lain—kau tahu maksudku, kan?”

“Menidurinya maksudmu?”

Terdengar pemuda-pemuda itu tertawa, dan Wooyoung menarik senyum miring mendengarnya. Dia mungkin akan menikmati pembicaraan ini sedikit lebih lama dari yang direncanakan, paling tidak sampai rokoknya habis.

“Jung Wooyoung pasti memberikan tubuhnya untuk mendapatkan posisinya.”

“Kau dengar gosipnya? Katanya mereka berdua memang punya hubungan seperti itu.

Love & Pride | ATEEZ Sanwoo [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang