•••••
Gadis bersurai keemasan tersenyum saat turun dari angkutan umum yang perlahan berjalan menjauh, ia berjalan pelan menuju gerbang sekolahnya. Matanya sesekali terpejam, menghirup udara di pagi hari.
"Hei, Lalisa! Selamat pagi."
Lalisa membalikkan tubuhnya saat mendengar seruan dari arah belakang, ia semakin melebarkan senyumnya saat seseorang itu berlari mendekat kearahnya.
"Hai, Gyu! Tumben sekali kau datang sepagi ini?" Lalisa kembali berjalan, diikuti Mingyu yang menyamai langkah Lalisa.
"Motorku sedang dibengkel. Jadi Kak Yunghoon yang mengantar. Kau tau betul jika Kak Yunghoon sangat cerewet jika aku terlambat sedikit. Dia disiplin sekali." ocehnya yang dibalas kekehan Lalisa.
Saat Mingyu akan kembali berbicara, klakson keras dari belakang membuatnya berdecak dan berbalik cepat.
Brruummmm
Tinn!
Tinn!
"Kalian menghalangi jalanku. Cepat minggir!" seru seorang pemuda yang memakai helm diatas motor sport merahnya.
Mingyu hendak menghampiri pemuda itu, tapi Lalisa dengan cepat mencegah dengan menarik tangan Mingyu, ia juga menggeleng pelan melarang Mingyu meladeni pemuda itu.
Saat kedua insan itu menepi, motor merah itu melaju dengan kencang tanpa memperdulikan tatapan marah Mingyu.
"Aku tidak habis pikir, mengapa orang brutal seperti itu sempat menjadi pacarmu." Mingyu mendelik saat melihat Lalisa tertawa pelan, apa ucapannya terlihat lucu?
"Sekarang tidak lagi kok." balas Lalisa seadanya, masih ada tawa saat ia menjawab pertanyaan Mingyu.
•••
Jeon Jungkook Giorgino, pemuda kelahiran Busan yang kerap dipanggil Jungkook. Ayahnya berkecimpung didunia pengusahaan dan anggota pemerintahan Korea, sedangkan Ibunya warga asli New York.
Hidup dengan harta yang bergelimang dan rasa kasih sayang dari kedua orangtuanya, tidak menjamin sikap Jungkook akan baik. Sebaliknya, pemuda itu kerap kali kasar dan menjadi penindas utama di sekolahnya.
"Akhirnya Giorgino muncul juga!" Jimin, pemuda bantet itu merangkul bahu Jungkook saat pemuda itu memasuki basecamp yang disediakan oleh pihak sekolah.
Jungkook mendorong Jimin pelan, ia melempar tubuhnya keatas sofa kosong.
Teman-temannya mengerutkan alis saat melihat Jungkook seperti agar-agar yang tidak bernyawa.
Sedangkan Jungkook, pemuda itu sedang berperang dengan isi kepalanya. Ada yang berbeda kali ini, perasaan gelisah, cemas, dan rasa tidak nyaman menyerangnya pagi ini.
"Kau sudah sarapan?" Hoseok menghampiri Jungkook dan menepuk bahunya, ia hanya tidak ingin saja teman yang sudah ia anggap seperti adik sendiri jatuh sakit karena tidak sarapan.
Jungkook bangkit dan mendudukkan dirinya dengan benar, ia menatap binggung wajah teman-temannya yang memfokuskan matanya pada dirinya.
"Apa? Aku baik-baik saja. Mengapa kalian melihatku seperti itu?" Jungkook menunjuk dirinya sendiri sebelum memutar bola matanya.
"Kau terlihat cemas pagi ini," tebak Yoongi tepat sasaran, mengutarakan pertanyaan yang ingin disampaikan seluruh teman-temannya.
Jungkook mendengus saat perkataan Yoongi mengenai sasarannya, ia kembali bangkit meraih tasnya untuk masuk ke kelas, meninggalkan teman-temannya yang masih menatap binggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
the moon is beautiful, isn't it? // lizkook
FanfictionLalisa pernah menyandang gelar sebagai kekasih seorang Jeon Jungkook, gelar yang sangat diidam-idamkan seluruh gadis. Tapi itu dulu, sebelum mereka resmi mengakhiri hubungannya. Tidak ada yang tau pasti alasan yang membuat mereka mengakhiri hubunga...