33

1.3K 131 16
                                    

NETRA kelamnya menatap kearah tumpukan daun kering dibawah pohon yang terus gugur di hari pertama Autumn. Pemandangan penuh warna jingga menghangatkan hati dan pikirannya untuk beberapa saat.

Jemari lentiknya bergerak merapatkan coat tebal miliknya, seraya menengadah menatap langit senja. "Diluar sini terlalu dingin. Apa yang sebenarnya ingin kau katakan tiba tiba begini?" tanya nya lesu.

Pemuda bersurai hitam legam itu tak segera memberi respon. Ia malah mengelus surai pendek blonde si gadis dengan jemarinya, lembut. Kemudian menatap lamat iris hazel [name] yang sepenuhnya ditutupi kekalutan.

"Aku hanya ingin tahu keadaan mu."

[Name] tersenyum kecut. Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya kembali membuka suara. "Aku harap aku baik baik saja. Terimakasiht sudah menanyai keadaan ku."

"Aku akan berusaha kalau begitu."

"Untuk?"

"Membuatmu baik baik saja."

Lagi, desiran aneh muncul di lubuknya. Membuat senyuman kecil merekah dari bibir ranum nya. "Keberadaanmu di dekat ku saja sudah membuatku baik baik saja, Levi."

Levi menatap datar wajah mungil [Name], ia merapatkan tubuhnya mendekati gadis itu. Merengkuh erat tubuh kurus [Name] erat. "Aku mencintaimu."

"Aku tahu."

"Sejak kapan?"

"Baru saja."

"Kau mencintaiku?"

"Tidak. Aku membenci mu."

"Benar benar cinta?"

"Ya.. benar benar mencintaimu"

Kekehan kecil terdengar dari mulut Levi. Mendatangkan senyum kecil yang ia salurkan lewat tautan bibir diantara mereka berdua. Membuat [Name] merasakan kupu kupu berterbangan di perutnya.

Dengan gejolak di dada, ia memasrahkan bibir ranumnya yang dijamah oleh Levi. Laki laki yang juga sangat ia cintai. Entah sejak kapan rasa itu tumbuh di hatinya. Semuanya berjalan begitu cepat tanpa ia sadari.

Tak pernah terbayang jika rivalnya yang sering membuatnya kesal dulu bisa sampai membuatnya jatuh cinta seperti tak ingin kehilangan dirinya. Cinta sungguh aneh. Pikirnya.

"Bibir mu manis." tukas Levi setelah memutus tautan bibir.

[Name] salah tingkah. Ia berpaling menatap tumpukan daun di depan nya. "Aku baru saja mencoba tiramisu rasa cokelat. Padahal aku ingin membelikan satu untuk mu tapi stok di toko kue sudah habis."

"Aku sudah mencicipinya langsung dari mu."

"Lain kali akan ku belikan."

"Kau harus menyuapi ku kalau begitu."

"Tentu saja."

"Tapi dengan mulut mu."

"Levi, kau?!"

SNK ABSURDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang