"praang,"
"craang,"
"Gedebug,"
Haruto terbangun karena mendengar kebisingan dari bawah, ia berjalan menuruni satu demi satu anak tangga. baru saja ia menuruni 6 anak tangga dirinya melihat ayahnya tengah dipukuli oleh sang papah.
Karena tidak tega melihat sang ayah yg di pukuli oleh sang papah, haruto berlari menuju ke arah sehun berniat untuk melindungi sang ayah. Namun sayang tujuannya untuk melindungi sang ayah gagal ia malah menjadi tempat kai untuk meluapkan amarahnya hingga sang empu mendapatkan bogeman mentah di pipinya kanannya.
"Haruto," teriak sehun saat sang suami meninju pipi sang anak hingga membuat haruto terhuyung ke belakang.
"Sudah mas cukup," ucap sehun dengan menaikan nada suaranya
"Plak" satu tamparan mendarat di pipi sang empu, lalu kai menarik paksa sehun masuk ke dalam gudang lalu di kunci oleh nya dari luar.
"Tok, Tok, Tok" suara gedoran dari dalam gudang terdengar, didalam sanah sehun menangis sambil memohon agar kai membukakan pintunya.
Haruto hanya bisa menangis dalam diam, diusia nya yang baru menginjak sepuluh tahun ia tidak bisa berbuat banyak untuk melindungi sang ayah.
Semua kejadian itu tersimpan didalam ingatan haruto
"Ayah tunggu ruto besar, ruto bakal bawa ayah menjauh dari papah biar ayah tidak di pukul lagi oleh papah," gumam nya dalam hati.
Tiba tiba satu tangan besar menarik badan haruto membawanya dengan paksa. Tubuh mungil itu diseret tanpa belas kasihan memasuki kamar haruto, tubuh kecilnya di hempaskan ke arah dinding kepala haruto terbentur sangat keras. saking kerasnya hingga keluar cairan merah dari hidungnya. Perlahan lahan pandangannya mulai mengabur namun ia masih bisa melihat ayahnya keluar dari kamarnya. Tiba tiba pandangannya menjadi gelap.
Sekarang sudah menunjukkan pukul 6 sore. Haruto baru saja terbangun dari tidurnya namun kepalanya masih terasa pusing. Ia mencoba untuk bangun namun badannya terlalu lemas dengan sekuat tenaga ia mencoba untuk berdiri lalu ia berjalan menuju ke arah pintu dan sialnya pintu kamarnya di kunci.
"Tok, Tok, Tok,"
"Ayah buka pintu nya," teriak haruto
Namun tidak kunjung dibukakan juga pintunya. Badannya merosot ke bawah ia terduduk di lantai dan bersandar ke pintu kamarnya sambil memeluk lututnya. Ia menangis hatinya begitu sakit ketika mengingat kejadian tadi pagi. Lalu ia bangkit menuju ranjang lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur.Setelah beberapa jam pintu kamarnya dibuka oleh sang ayah. namun haruto enggan keluar dari kamarnya.
"Kruk, Kruk," terdengar bunyi suara perutnya. lalu ia bangkit dari ranjangnya berjalan menyelinap menuju dapur rumah nya, untung sang ayah sedang pergi berjudi keluar kemungkinan dia akan pulang nanti pagi.
Haruto melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul sebelas lebih sepuluh menit, ia membuka lemari esnya namun disanah cuman ada telur dan saat ia melihat ke magicom masih banyak nasi di dalamnya.
"Apakah papah sudah makan?" Tanyanya dalam hati.
Melihat cuman ada nasi dan telur ia memutuskan untuk membuat nasi goreng. baru sajah ia akan menyuapkan nasi goreng. Ia teringat dengan sang ayah yg masih berada di dalam gudang. Haruto berjalan menuju gudang dengan nasi goreng di tangannya.
Diluar terdengar suara seorang pria sedang menangis "Cklek," haruto membuka pintu gudang itu dengan perlahan karena takut mengagetkan sang ayah.
Sehun menoleh ke arah pintu. di sanah terdapat haruto yang sedang memegang sepiring nasi goreng lalu berjalan mendekat menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
Teen FictionSemenjak orang tua nya bercerai, haruto menjadi takut untuk menjalin hubungan dengan seseorang. Dirinya takut hubungannya akan seperti kedua orangtuanya. Dari sanah ia tidak mempercayai akan cinta.. - - - HARUSAHI Jangan salah lapak [Banyak typo m...