Ex Idol | Kim Jongin

92 6 0
                                    

Jika seseorang bertanya bagaimana perasaanku ketika mempunyai kekasih dengan segudang talenta dan bakat ditambah wajah rupawannya? Pasti bangga dan takut di saat yang bersamaan, bangga karena dia terlahir dengan kelebihan itu namun juga takut disaat yang bersamaan jika kelebihannya itu mengundang banyak orang yang ingin merusak hubungan kami.

Aku memanggilnya Jongin dengan nama aslinya Kim Jongin. Kami berdua bersekolah di SHS yang sama yang terletak di provinsi Gyeonggi. Saat itu Jongin seorang murid pindahan di sekolahku di kelas dua. Awalnya aku tidak begitu perduli dengan kehadiran Jongin disekolah, bahkan semua teman-temanku mendekatinya kecuali aku. Apalagi ketika mengetahui jika Jongin bukan hanya tampan namun juga berbakat dalam bidang menari murid satu sekolahku langsung berlomba-lomba mendekatinya. Pikirku orang tampan dan berbakat sepertinya pasti menyebalkan dan angkuh saat itu. Namun, aku langsung tertampar dengan pemikiran burukku dengan satu tindakan Jongin.

Aku benar-benar tidak bisa melupakan hari di mana untuk pertama kalinya aku bisa merasakan apa yang orang lain kagumi dari Jongin, yaitu kebaikan dan ketulusannya. Semua teman-teman yang mengenalku pasti mengetahui betapa aku begitu menyukai susu pisang. Bagiku, tiada hari tanpa susu pisang sehari saja tidak meminumnya aku merasa ada yang kurang. Agak berlebihan namun itulah kenyataanya. Ketika itu aku melihat antrian panjang di tempat biasa aku membeli susu pisang di jam istirahat. Aku dari sekian puluh orang yang mengantri. Antrian perlahan-lahan berkurang kini sudah giliranku. Aku siap mengatakan pesanananku seperti biasa, namun...

"Maaf, susu pisangnya sudah habis, nona."

Duniaku seakan runtuh saat itu juga, susu pisang kesukaanku habis tak tersisa. Aku meratapi kesia-siaanku mengantri dari lama namun hanya berakhir tidak mendapatkannya. Aku tidak marah, hanya menunduk sebelum kembali mengangkat wajahku dan berkata dengan berat hati "tidak apa-apa ahjussi saya akan kembali besok."

Aku berbalik dan berjalan dengan wajah ditekuk, tapi tak lama aku merasakan ada yang memegang lenganku. Sontak aku menghentikan langkahku dan mendongak padanya yang lebih tinggi dariku.

"Jongin." Aku membatin dalam hati menyebut namanya. Bukankah ini Jongin si most wanted sekolah ini?

"Maaf, tadi aku yang terakhir membeli susu pisang."

Jadi antrian didepanku tadi adalah Jongin? Huh, aku terlalu fokus dengan susu pisang sampai tidak menyadari jika Jongin si most wanted itu ada di depanku. Dari dua bulan Jongin bersekolah di sini inilah pertama kali kami sedekat ini walaupun Jongin sekelas denganku.

"Aku rasa kamu lebih menginginkannya." Dia mengangkat susu pisang di tangan kanannya ke arahku. Apa maksudnya?

"Maksudnya?"

''Kamu sangat menyukai susu pisang dan kecewa saat tadi susu pisangnya habis, bukan? Jadi ambilah punyaku.''

Mataku membelalak ke arahnya. Dia juga mengantri lama sepertiku tapi dia malah menyerahkannya padaku hanya karena merasa aku lebih menginginkannya.

"Tidak usah Jongin-ssi itu kan punyamu lagipula sehari tidak meminumnya tidak masalah untukku," jawabku dengan canggung.

"Kamu tau namaku?''

"Siapa yang tidak tau kamu, satu sekolah pun tau." Jongin hanya tersenyum malu mendengar jawabanku sembari menggaruk tengkuknya yang aku yakin tidaklah gatal.

"Em .. kamu tau aku sudah cukup kenyang hari ini. Tadi aku hanya penasaran dengan rasa susu pisang ini yang kata murid lain enak. Jadi aku membeli dua, sekarang aku mau membagi yang satunya untukmu."

Entah kenapa saat itu aku tersenyum pada Jongin. Dia seperti malaikat penolongku untuk alasan klasik hanya karena sekotak susu pisang. Aku tidak mau menolak lagi, yang ada Jongin tidak jadi memberikannya lagi. Kuambil susu itu dari tangan Jongin.

Ex IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang