1. Ditumpangin Gadis Cantik

34 3 0
                                    

Aku terbangun dari tidur siang ku. Tanganku hampir mati rasa karena aku baru menyadarinya bahwa aku menjadikan tangan ku sebagai bantal ku. "Jam berapa sih ini?" aku bertanya dalam hati. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 12.30 yang dimana itu berarti sudah jam istirahat kedua.

"Woaaahhhhhhhh" ngantuk sekali rasanya masih.

"Waoh woeh aja lu", ucap gadis yang baru saja datang dari luar sambil membawa minuman pop ice 5 ribuan rasa strawberi.

"Ada air putih ga je?"
"Ada, nih tangkap!" dilemparnya botol plastik berisikan air mineral dari saku tas nya.

Hello aku masih baru bangun, reflek ku masih belum jalan dan juga tangan ku masih gak bisa digerakan. "krek..." bunyi botol yang penyok gara-gara terjatoh.

"Gimana sih, anak basket kok ga bisa nangkap kek gitu" ucapnya dangan ketawa kecilnya.

"tapi aku kan sekarang atlet baseball", balas ku sambil memungut botol minumnya.

"hehe, kan sama-sama nangkap bola" Setelah itu pun kami berbincang sambil menunggu teman-teman yang lain datang dari kantin.

Pada pukul 1 siang pun kelas kembali dimulai dengan mata pelajaran berat yang rata-rata orang tidak suka yaitu Matematika. Jujur saja sebenarnya aku suka mata pelajaran ini tapi rasa gak terlalu enak jika pelajaran ini ada dijam pas setelah istirahat. Ya kayak baru aja enak-enakan istirahat langsung disuguhi pelajaran yang menguras otak. Cuman ya karena aku suka mata pelajaran ini, ya aku enjoy saja belajarnya. Walaupun raut wajah teman-teman ku seakan-akan ingin berkata Plis kepala ku mau pecah belajar ini. Aku agak kasihan sih ngeliat teman-teman ku yang menderita belajar matapelajaran ini.

"Kok mukanya pada ngantuk semua ini" ucap guru matematika ku.

"Pak kami bukan ngantuk pak, kami mabuk gara-gara pelajaran bapak" sahut teman ku.

"Wah kalo gitu bapak kasih kuis aja buat kalian biar semangat" Heiiiii.... apa-apaan ini tiba-tiba kuis aja.

"Bapak tau kalian pasti pengen pelajaran ini cepat selesai kan, mumpung bapak lagi baik jadi bapak kasih 1 soal dipapan tulis, cuman 1 soal saja kok. Kalau ada yang bisa ngejawab soal ini, maka kelas pelajaran ini selesai, tapi kalau tidak ada yang bisa mengerjakanannya. Maka bapak akan kasih PR"

Teman-teman sekelas ku langsung menatap ku penuh harapan, seperti melihat 34 anak domba yang merengek minta susu. Seperti mereka secara bersamaan berkata Noir plis selamatkan kami semua. " Yayaya aku ngerti kalian berharap aku ngejawabin buat kalian". Aku melihat senyum lebar dari teman-teman ku. Aku merasa seperti aku ditumbal kan untuk menghalau bala yang akan menyerang suatu wilayah.

Bapak guru pun menulis soal yang bahkan terlihat seperti labirin, sangat banyak variabel X dan konstanta. Dan ak menemukan kata SIN,COS,TAN. What..... hanya melihat nya saja aku sudah pusing apa lagi mengerjakannya.

"Ayo siapa yang bisa mengerjakannya?"

Dengan memangkul harapan besar teman-teman dipundak ku, akupun maju dengan berharap dewi fortuna membantu aku menyelesaikan labirin ini. Saat aku mencoba mengerjakannya, aku bahkan cuman bisa memisahkan bilangan-bilangannya saja. Aku pun terdiam lumayan lama didepan kelas karena aku sama sekali tidak bisa mengerjakan materi tentang trigonometri. 

Berdirilah seorang gadis cantik yang dikenal pintar dibandingkan teman-teman sekelasku yang lainnya. Ya, gadis itu Jessica, gadis yang ku ajak berbicara selama jam istirahat tadi.

"Pak kayaknya kalo Noir disuruh mengerjakan itu, mungkin dia bakalan mematung disitu sampai jam pelajaran bapak habis. Gimana kalau saya saja Pak yang mengerjakannya pak?"

"Bapak gak nyuruh dia ngerjakan, kan dia yang mau maju sendiri hahaha. Kalau kamu mau menggantikan posisi dia sih silahkan, Bapak tidak melarang kok"

Waaahhh aku terselamatkan, aku pikir aku bakalan berdiri disitu sampai jam habis. Eh tidak ada yang menyuruh aku untuk tetap berdiri di situ ya hahaha. Disaat ak berpapasan dengan dia, dia membisikkan kata-kata,"Anda berhutang dengan saya ya kali ini" Dan setelah itu dia mengerjakkan soal itu dengan lancar jaya seperti jalan tol tanpa hambatan saja. Kesal sih melihatnya bisa mengerjakan dengan gampangnya, sedangkan aku hanya berdiri mematung didepan papan tulis. Dan juga aku jadi merasa berhutang pada nya karena dia menyelesaikan apa yang seharusnya bisa ku selesaikan.

Tetttt.... Tetttt...... Tetttt...... Bel pulang sekolah pun berkumandang nyaring. Sorak teriak bahagia para siswa siswi pun terdengar disegala sudut sekolah ini. Bunyi puluhan meja yang digeserkan,langkah sepatu, dan perbincangan kecil terdengar dimana-mana. Saat aku berjalan ingin keluar kelas, aku dicegat oleh gadis cantik satu ini.

"Oke lunasi hutang mu, anterin aku pulang"

"Lah kan biasanya kamu dijemput sama mama mu" jawab ku.

" Karena tadi kamu berhutang sama aku, jadi aku pikir biar kamu bisa ngelunasinnya jadi ya anterin aku pulang. Aku sudah bilang sama mama gak usah jemput aku" jawabnya dengan muka tersenyum puas.

"Oke-oke aku anter, tunggu didepan gerbang"

"Gak mau wleee..... Maunya aku numpang dari parkirannn!!!"

Oh god please, ini anak maunya gimana sih, kalau dia ngikut aku dari parkiran yang ada aku dikira pacaran kali sama dia.

"Gakkk, entar yang ada aku dikira pacaran sama kamu"

" Loh bagus dong, Noir berpacaran dengan Jessica yang diincar oleh para kakel dan adkel. Lumayan loh rumor gosip gitu, setidaknya menghilang kan image mu sebagai jomblo".

"Yang ada aku jadi diteror dan dijadikan buronan, lagian kalo kamu mau ngegodain cowok, mending selain aku deh. Aku sudah kebal dengan godaan mu" jawab ku sambil berusaha menerobos palang pintu dari tangan dan kakinya.

"Deal dulu baru ku biarkan kamu lewat" sambil berusaha menahan aku agar aku tidak keluar kelas.

Aku pun tidak tega kalau aku memaksa untuk menerobos, sejenak aku berpikir untuk deal atau tidak dengan permintaannya. Agar tidak lama karena aku ada bimbel setelah ini, ku iya kan saja permintaannya.

Sepanjang perjalanan ke parkiran, aku disajikan dengan tatapan buas yang sangat mencekam. Seperti ada puluhan singa jantan yang siap menerkamku disaat ada kesempatan.

"Kan benarkan, baru jalan ke parkiran aja sudah diliatin orang aku je"

"Sekali doang lo noirrr"

Sesampainya aku diparkiran, aku baru tersadar bahwa kita cuman punya 1 helm saja. Karena aku kan berangkat sendirian.

"Je, nih kamu pakai helmnya"

"loh kamu gimana?" tanyanya sambil menahan helm yang aku berikan.

" Kamu penumpang, aku kan yang bawa motor, resiko kecelakaan lebih besar diposisi penumpang"

"Tau dari mana emangnya?" masih menolak memakai helm.

" Udah ih pakai aja" ku pasangkan helm itu ke kepalanya.

Ya kali ku pasangkan di dengkulnya, masa otaknya di dengkul.  Akupun mengeluarkan motor dari parkiran dan siap untuk berangkat pulang. Dia pun naik ke motor sambil memegangin pundak ku. Kami pun pergi pulang dengan disertain tatapan-tatapan kaget yang aku sudah cukup yakin mereka berpikiran bahwa kami berpacaran. 

Mungkin butuh sekitar 15 menit dari sekolah sampai ke rumah Jessica. Menurutku ini bukan lagi rumah sih, ini terlihat seperti istana elite. Dengan rumah besar dan ada satpamnya seharusnya dia punya supir pribadi bukan? terus ngapain dia numpang aku pulang.

" Makasih ya sudah nganter aku, mau mampir dulu?" tanyanya sambil memberikan helm yang dipakainya tadi.

" Gak usah Je, aku mau langsung pulang aja"

Akupun langsung tancap gas pulang. Entah kenapa aku merasa harus cepat pulang setelah melihat rumahnya yang seperti itu. Aku merasa sedikit insecure.

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang