➤ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 • jika sebuah jaringan bisa mengikat,melindungi dan memperkuat berbagai organ dan sel-sel,maka aku bisa mengikat hatimu,melindungimu dan memperkuat hubungan kita berdua.
kalau ada salah grammar, saya minta maaf!! karena kadang-kadan...
Sejak hari itu, Regina tidak bisa berhenti memikirkan apa yang Stev ngomong. hal itu terngiang-ngiang terus-menerus di dalam otaknya.
Setiap hari ia selalu bertanya kepada diri sendiri, 'apakah aku mencintai dia?..'Regina bercakap hal itu setiap hari di dalam hati.
Setiap Gabriel datang atau menemui Regina, Regina pasti tersipu dan ia tidak tahu mengapa ataupun alasannya.
"REGINAA!!" Stev berteriak sambil lari ke arah Regina di taman istana tersebut.
Disaat itu Regina sedang duduk di taman istana dan ia melihat Stev lari ke tempatnya.
Ketika Stev sampai ke tempat regina ia pun lelah dan ikut duduk di sebelah regina. "Lelah kan.. sini minum dulu, Stev." ucap Regina sambil memegang sebuah botol air di tangannya.
"MAKASIH REGINA!! KAMU PENYELAMAT SAYA." Stev berkata sambil mengarahkan tangannya untuk mengambil air botol yang ada di genggam regina.
Stev pun minum airnya sampai habis, "Huft makasih ya re, hoiya apakah kamu sudah melihat berita yang ada di papan?" Ucap stev
"Hem? Sepertinya belum, saya jarang ngelihat papan berita soalnya." Regina berkata dengan menggaruk kepala.
"Ah..mudah dimengerti. jadi begini, malam ini bakal ada sebuah pesta prom!! apakah kamu akan ikut??" ucap Stev dengan senyuman yang manis.
Regina pun terkejut, ia tidak pernah sekali pun pergi ke sebuah pesta. "A-anu..aku tidak pernah ke sebuah pesta..." ucap Regina dengan suara yang pelan dan malu.
"HAHH??! MAKSUD KAMU APA? KAMU TIDAK PERNAH KE SEBUAH PESTA??" Stev berkata sambil berdiri. "Iya.. ini sedikit memalukan tapi benar. saya tidak pernah ke sebuah pesta.." ucap Regina.
"Hm..kita bener-bener harus memperbaiki kamu. sini ikut saya, kita akan memilih sebuah gaun dan hal lain buat kamu pakai untuk pesta malam ini." Stev berkata sambil memegang tangan regina dan berlari ke dalam istana untuk memilih sebuah gaun, Regina tidak bisa berkata-kata. ia benar-benar memilih teman yang tepat.
˖* ℘
Saat sampai di istana tersebut, mereka pun mulai untuk memilih sebuah gaun, sepatu dan perhiasan yang cocok untuk Regina dan tentu saja stev sendiri.
Setelah mereka memilih gaun nya, "Stev..ini gaun nya cantik sekali.. apakah kamu yakin aku bisa memakainya?" ucap regina.
"Tentu saja! kenapa tidak?? gaun nya cocok sekali dengan engkau, Regina." ucap stev dengan sebuah senyum dan kagum, betapa cantiknya teman nya ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gaun milik stev ↑
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gaun milik regina ↑
Setelah memilih gaun yang akan mereka pakai, akhirnya mereka pun pergi ke pesta tersebut.
Di pesta itu banyak sekali orang-orang yang dari berbagai istana lain, 'wah..banyak sekali orang-orang yang hadir di pesta malam ini.'Regina berfikir sambil jalan di sebelah Stev yang terlihat lagi pergi untuk mengambil sebuah macaron yang dihidangkan oleh para pembantu di istana tersebut.
Seketika Regina berasa ada seseorang yang menepuk pundak nya dengan halus, yaitu Gabriel.
"Hey..daritadi aku mencari mu, Regina. darimana saja engkau, cantik? dan betapa cantiknya kau malam ini, jika saya mau jujur, saya sangat terpesona oleh penampilan anda hari ini ." Gabriel berkata dengan pelan dan suara nya yang dalam.
Regina sangat tersipu dengan apa yang Gabriel baru ngomong, ia pun juga ikut kagum dengan betapa gagah ia kelihatan dan seragam nya yang amat cocok ama dia.
"A-ah..terima kasih, tadi saya bersama Stev untuk memilih gaun bersama. anda juga terlihat sangat gagah untuk malam ini, pangeran Gabriel." Regina bercakap dengan suara nya yang lembut sambil menunduk 90° untuk memberi sebuah hormat.
Gabriel pun langsung merah dan ia tidak bisa ber kata-kata, Regina hanya bersenyum dengan senyumannya yang lucu dan sangat cantik.
"semuanya tentang kamu itu, Regina. sangat cantik, menurut aku kamu adalah manusia yang paling cantik, halus dan mempunyai senyum yang paling indah. kamu, regina maukah berdansa bersama saya?"Gabriel berkata dengan sebuah senyum dan tangan yang menunggu respon Regina yang terlihat sangat terkejut dan tersipu.
"Iya, pangeran Gabriel. aku bersedia untuk berdansa bersama anda untuk pesta malam ini " Regina berkata dengan menaruh tangan dia di atas tangan Gabriel dengan sebuah senyum.