Eomma Ji-Eun mendorong kursi roda Jennie sampai di samping brankar Lisa dan setelah itu mereka semua keluar dari ruangan itu.
"Daddy?" Ucap Jennie belum percaya.
"Yeah mommy?" Ucap Lisa sembari memegang tangan Jennie.
"It's you" ucap Jennie lalu menangis.
Jennie berdiri dan memeluk Lisa yang sedang berbaring diatas brankar itu dengan erat.
Dia kira Lisa benar-benar mati dan dia akan dibawa ke pemakaman untuk melihat Lisa tadi, ternyata itu tidak terjadi.
"Yak! Kau membuatku stres karena itu! Bagaimana jika baby keluar sekarang huh!? Aku takut sekali" ucap Jennie sembari menangis.
Lisa terkekeh lalu mengelus rambut Jennie lembut, Lisa mencium kepala Jennie dan memeluknya lebih erat disana.
"Aku juga takut jika aku tidak bisa kembali padamu tadi, tapi Tuhan belum sepenuhnya menginginkanku untuk bersamanya" ucap Lisa.
Jennie melepaskan infusan ditangannya dan naik keatas brankar Lisa, mereka tidur bersama.
"Aku senang kau tidak jadi mati" ucap Jennie.
"Ya, kemarin aku memang dinyatakan mati tapi entah kenapa aku terbangun dan melihat Appa Kim yang sedang berbicara dengan seorang detektif didalam ruangan mayat" ucap Lisa.
Jennie hanya menduselkan kepalanya pada dada Lisa saat mendengar itu, dia benar-benar takut jika memang benar Lisa meninggalkannya selamanya.
"Kau ingat siapa penembak itu?" Ucap Jennie.
"Ya, aku ingat tapi aku tidak tahu siapa dia. Detektif itu sedang memburunya sekarang jadi jangan khawatir" ucap Lisa.
Jennie mengadahkan kepalanya keatas dan melihat wajah Lisa yang begitu dekat dengannya.
Tanpa pikir panjang dia langsung mencium bibir Lisa disana.
Lisa tersenyum lalu menekan kepala Jennie agar memperdalam ciuman mereka itu.
Untung brankar yang disiapkan untuk Lisa besar jadi bisa menampung 2 orang sekaligus disana. Itu membuat mereka leluasa.
Jennie duduk diatas brankar dan naik keatas tubuh Lisa disana.
"Mom? Kita tidak bisa melakukannya sekarang" ucap Lisa sembari berusaha menurunkan tubuh Jennie dari atas tubuhnya.
"Kata siapa kita akan melakukannya? Aku hanya ingin duduk disini" ucap Jennie.
"But mommy, it's too dangerous" ucap Lisa.
Itu berbahaya karena Jennie duduk diatas adik besarnya!!!!
Bukankah itu sangat berbahaya!?
"Yak Kim Jennie! Jangan dulu bercinta bodoh! Lukanya bisa terbuka lagi" ucap appa Kim saat masuk kedalam sana.
"Kau mengganggu Appa" ucap Jennie.
"Aku hanya tidak ingin Lisa terluka lebih parah lagi" ucap Appa Kim.
Lisa sudah memerah karena malu disana, astaga kenapa Appa Kim masuk!? Mereka sedang dalam posisi yang sangat canggung.
Jennie turun dari atas tubuh Lisa dan berbaring disamping Lisa lagi.
Dia lelah sekali.
Dan Jennie tertidur dengan cepatnya.
Lisa terkekeh melihat itu, dia menaikkan selimutnya dan menepuk-nepuk pelan pundak Jennie.
"Lisa, apakah kau kenal siapa Kwon Nomin?" Ucap Appa Kim.
"Kwon Nomin? Itu adalah CEO agensi Light, agensi yang sama sepertiku" ucap Lisa.
Appa Kim mengangguk mengerti.
"Apakah dia?" Ucap Lisa.
"Yeah, dia orang yang menyuruh seseorang untuk melakukan penembakkan masal itu" ucap appa Kim.
"Brengsek itu" ucap Lisa geram.
"Kau tenang saja, detektif sudah menangkapnya. Fokus saja pada pemulihanmu dan Jennie, jangan biarkan dia stres seperti kemarin" ucap appa Kim.
"Nee Appa" ucap Lisa.
Appa Kim tersenyum.
"Appa juga sudah memberitahu keluargamu di Thailand jika kau masuk rumah sakit, mungkin mereka akan tiba besok. Appa sudah menyuruh beberapa orang untuk menjemput mereka ke rumahmu dan Jennie, tak apa jika mereka tinggal bersama kalian? Atau kau ingin keluargamu tinggal di hotel?" ucap Appa.
"Tak apa! Terimakasih banyak Appa, itu sudah cukup. Terimakasih" ucap Lisa sembari tersenyum.
Appa Kim menepuk bahu Lisa.
"Kau sudah seperti anakku sendiri, Lisa. Mungkin awalnya aku merasa tidak suka padamu tapi setelah melihat jika Jennie sangat bahagia saat bersamamu, pandanganku berubah padamu. Kau ada orang yang hebat bisa menaklukkan si keras kepala itu" ucap appa Kim.
Mereka berdua tertawa mendengar itu, memang jika Jennie sangat keras kepala hingga orang yang membujuknya harus super duper sabar.
"Istirahatlah bersama Jennie. Appa dan eomma akan pergi keluar untuk mengurus semua media dan urusan kantor polisi" ucap Appa Kim.
"Aku tidak bisa membantumu, maaf sekali Appa. Tubuhku tidak berdaya sekarang" ucap Lisa.
Appa Kim tertawa mendengar itu.
"Jangan sungkan, nak. Istirahatlah" ucap Appa Kim lalu pergi dari sana.Lisa menghela nafasnya dan menatap Jennie yang sedang pulas tertidur didalam pelukannya itu.
Sebenarnya dia juga takut jika dia tidak bisa kembali lagi pada orang-orang terdekatnya ini, dia takut jika memang benar dia akan mati dan tidak bisa hidup lagi.
Dia tidak mau meninggalkan Jennie dan anak mereka yang belum lahir itu.
Lisa tidak mau.
Dia bahkan menangis saat kembali hidup tadi.
Entah sudah ratusan kali dia berterimakasih kepada Tuhan karena membiarkannya hidup lebih lama di dunia ini.
Dia bisa bertemu dan bersama dengan orang-orang tercintanya lagi.
Lisa mencium kening Jennie disana.
"Aku sangat mencintaimu" ucap Lisa.
Lisa mendekap tubuh Jennie dan ikut tertidur disana. Dia juga lelah, mungkin karena efek obat?
Dia sangat mengantuk sekarang.
Dan akhirnya ikut tidur bersama Jennie.
Mereka tidur sembari berpelukan.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalisa Is My Personal Bodyguard
RomanceMature content++ GxG+Futa area~ Lalisa Manoban adalah seorang petinju asal Thailand yang aktif di Korea Selatan. Dia bertemu dengan seorang wanita lalu dia mendapatkan tawaran untuk menjadi bodyguard seorang miliader Korea yang sangat terkenal di du...