SATU

2 1 0
                                    

Hari ini tepat dengan datangnya hujan Ia memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya pada seseorang. Untuk pertama kalinya ia menangis dihadapan orang meminta agar ada yang mengerti betapa hancur hatinya selama ini, tak ada tempat untuk mengadu lagi selain coretan tinta dikertas putih itu. Ia tak berani bercerita pada siapapun, hatinya rapuh airmatanya luluh ketika harus menceritakan langsung apa yang sebenarnya terjadi pada kehidupannya. Semua orang tak mengetahui bagaimana tersiksa mentalnya dari dulu, tak ada satupun yang tau.

Mungkin ia sempat bercerita beberapa kejadian pada salah satu orang tapi tetap tidak secara langsung orang itu mendengarkan. Sedari kecil Ia memang terbiasa memendam semuanya sendiri,kehidupan raganya dengan hatinya tidak selaras. Raganya berjalan untuk mencari sebuah kebahagiaan yang akan terlihat lewat senyuman tetapi hatinya rapuh mencari letak dimana ia akan mengeluh.
Akhirnya hari ini Ia mencoba tumpahkan salah satu keluhan terberatnya, tapi tetap tak membuatnya sembuh malahan semakin melepuh.
Kapankah waktu untuk ia bisa berbagi rasa? Sungguh hati kecilnya selalu mencari dimana sandarannya kini.
Kapan waktunya ia terlelap bersama isak tangis saat bercerita dibahu orang yang besedia mendengar keluhannya
Lelah sudah penantiannya saat ini, menanti orang yang akan menjadi sandarannya.

CatatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang