Di sebuah rumah mewah sebuah keluarga sedang makan malam dengan keadaan yang hening. Terdapat sepasang suami istri dengan putra tunggal mereka yang berumur 17 tahun.
Setelah selesai, mereka pergi ke ruang keluarga. Dengan sepasang suami istri yang sedang menonton televisi dan putra mereka yang tiduran di sofa sambil bermain game di HP nya.
"Tumben gak keluar? Biasa nya gak betah tuh dirumah terus" celetuk sang kepala keluarga.Chandra Marvel Vernandi.
"Iya, biasa nya juga ngapel ke rumah pacar" sambung sang nyonya rumah. Alana Vernandi.
Mendengar sindiran kedua orangtua nya yang memang benar adanya, pemuda yang sedang bermain game sambil tiduran di sofa pun mendengus.
"Berlian lagi ngerjain tugas di rumah temannya mah" balas pemuda itu. Nathan Devano Vernandi.
"Yah..... Kasian dong yang gak dicuekin" ejek Papah Chandra
"Nathan lagi gak mau debat ya pah" jawab Nathan tetap fokus pada game nya.
"Lah, siapa yang ngajak debat?! Orang papah cuma nanya" bela Papah Chandra yang hanya dibalas memutar bola mata malas oleh putranya.
"Udah dong. Kalian ini kalo kumpul selalu aja ribut" lerai Mamah Alana
"Suami mamah tuh yang mulai!" adu Nathan
Papah Chandra pun mencibir anaknya.
"Berlian ngerjain tugas. Kok kamu malah main game sih? Gak ngerjain tugas juga?!" tanya Mamah Alana
"Gak mah"
"Lho kenapa?"
"Males"
Papah dan Mamah nya pun hanya menggelengkan kepala, tidak heran dengan kelakuan anaknya.
*****
Sebuah mobil memasuki halaman rumah mewah. Lalu keluarlah seorang pemuda tampan dengan seragam yang tidak rapi.
"Pagi, Mang Aris" Sapa pemuda itu, Nathan kepada salah satu pekerja yang sedang menyiram taman.
"Eh, pagi juga tuan muda. Mau jemput non Berliana ya?" tanya Mang Aris
"Pasti dong Mang. Kalo gitu saya masuk dulu ya Mang. Semangat kerjanya" pamit Nathan
"Ya, silahkan tuan muda" jawab Mang Aris, mengacungkan jempolnya.
Nathan pun berjalan masuk ke dalam rumah tersebut, dan mengucapkan salam ketika berada di pintu. "Assalamualaikum"
Tidak ada jawaban karena semua ada di dapur. Nathan pun langsung ke ruang makan, dan benar saja terlihat sebuah keluarga yang sedang sarapan. Dia pun langsung menghapiri keluarga itu.
"Lagi sarapan nih" Nathan langsung mendudukan dirinya di kursi kosong, di samping seorang gadis cantik yang sedang makan dengan tanang.
Kehadiran nya pun langsung membuat keluarga yang sedang sarapan itu mengalihkan pandangan padanya.
"Eh, Nathan, udah sarapan?" tanya Nenek Hana. Hana Granendra
"Belum Nek, kan niatnya mau sarapan disini sama camer" jawab Nathan
"Oh.... Ya udah kamu mau makan sama apa? Biar Mamah ambilin!" tawar Mamah Dinda. Dinda Granendra
"Sama nasi goreng aja mah" cengir Nathan
"Nih. Habisin ya!" Mamah Dinda pun mengambilkan makanan untuk Nathan.
"Makasih Mah" Mamah Dinda pun hanya mengangguk sebagai jawaban. Mereka pun melanjutkan sarapan.
Setelah beberapa menit mereka pun sudah menyelesaikan sarapan nya. Mamah Dinda membantu Art membereskan piring dan gelas kotor.
Papah Brian. Briano Granendra sang kepala keluarga. Melihat Nathan, cowok yang menjadi kekasih anaknya "Gak di kasih makan ya, makannya numpang makan disini" cibir nya
Nathan yang mendengar nya pun lantas menoleh "Sengaja biar bisa lebih dekat sama calon istri" balasnya percaya diri
"Yakin banget kalo bakal jadi calon istri" cibir Papah Brian lagi sambil menyeruput kopinya.
"Emang ada kandidat yang cocok sama putri Papah selain Nathan?" tanya Nathan menaikan satu alisnya
Papah Brian hanya menjawab dengan menyeringai tipis.
"Berlian berangkat dulu ya Pah" pamit putri tunggal keluarga Granendra. Berliana Anatasya Granendra. Menyalami tangan Papahnya
"Iya. Belajar yang rajin ya!" jawab Papah Brian, mengusap kepala putrinya yang dibalas anggukan kepala.
Berliana pun menyalimi tangan Nenek dan Mamahnya, diikuti Nathan. Saat menyalimi Papah Brian "Jangan sampai lecet!" peringat Papah Brian sambil menepuk bahunya tiga kali.
"Pasti" balas Nathan penuh keyakinan
Setelah menyalimi semua, Nathan dan Berliana langsung berangkat menuju sekolah.
*****
Sampai di sekolah. Selesai memarkirkan mobilnya dengan sempurna, Nathan melepaskan sabuk pengaman nya dan langsung keluar dari mobil, lalu membukakan pintu untuk Berliana dan mengulurkan tangan nya "Silahkan keluar tuan putri"
Berliana hanya membalas dengan deheman dan menerima uluran tangan Nathan. Mereka pun berjalan munuju kelas dengan bergandengan tangan.
"Na..... Jangan diam aja dong. Gak enek tau di kacangin, kacang mahal" celetuk Nathan. Berliana hanya diam tidak membalas.
"Gue tau gue salah dan gue minta maaf. Lo boleh minta apapun asal jangan diemin gue kayak gini. Hati gue hampa gitu kalo belum denger suara lo" lanjut Nathan
"Salah siapa kemarin bohong" ketus Berliana mulai mau membuka suara
Lanjut part selanjutnya ya👇
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN
Teen Fiction"KUA tuh yang mampir dulu yuk! Tanda tangan doang bentar" ucap Nathan, memberhentikan mobil nya di sebrang KUA "Jangan aneh aneh deh Nat. Cepet jalanin lagi mobinya!!" Balas Berliana melototkan mata nya "Kalo gue gak mau" ucap Nathan menaik turun ka...