!!Peringatan, bab ini mengandung adegan kekerasan dan penganiayaan terhadap anak kecil, mohon kebijaksanaan dari pembaca!!
* * *
Malam sebelum kecelakaan
Tengah malam itu seperti malam-malamnya yang lain, Emu kecil masih terjaga di kamarnya. Ia duduk meringkuk di atas kasur futon, menanti dengan was-was. Berharap tak kan ada yang membuka pintu depan rumahnya.
Namun doanya tak terkabul. Terdengar dengan jelas suara kunci diputar dan ayunan pintu yang terbuka.
Last bos telah datang.
Bos terakhir yang tak kunjung berhasil ia kalahkan berapa kali pun ia coba melawan. Musuh paling kuat yang pernah ia hadapi dalam game yang disebut kehidupan. Last Bos yang bernama Ayah.
Dalam hati dia kembali berdoa. Berharap entah kepada siapa saja, tuhan, dewa, setan, atau apapun itu yang mau mendengarkan doanya.
Berharap suasana hati sang Ayah sedang baik hari ini. Naik dan langsung menuju ke kamarnya sendiri. Tanpa mempedulikan, apa lagi membuka pintu yang ada di hadapannya saat ini.
Namun sepertinya tuhan memang tidak ada. Kalaupun ada, Dia atau Mereka, memang membencinya.
Pintu depan terbanting menutup. Menimbulkan suara berdebam kencang di malam yang sunyi itu.
Emu bisa mendengar gerutuan tidak jelas dari Ayah. Juga langkah kakinya yang tidak teratur.
Situasi terburuk, Ayah sedang mabuk. Dari gerutuan nya yang bernada jengkel juga jelas tertebak pekerjaannya hari ini tidak berjalan lancar.
Tubuh Emu mulai bergetar sejalan dengan makin mendekatnya langkah-langkah kaki itu.
Tak ada gunanya lagi berdoa jika seperti ini, hal yang paling ditakutkannya akan terjadi.
Dan benar saja, pintu kamarnya dibuka dengan kasar hingga membentur dinding di belakangnya. Membuat Emu sedikit terlonjak.
Seorang pria tiga puluh tahunan yang mirip Emu dewasa berdiri di sana. Rambut dan pakaiannya tak lagi rapi. Dasinya menceng ke kiri dan kemejanya sebagian berada di luar. Jasnya entah berada di mana. Tatapan matanya tak fokus dan wajahnya semerah tomat.
Tangan kirinya memegang tas kerja sedangkan tangan kanan membawa botol miras yang setengah kosong.
Bau menyengat alkohol langsung menguar di kamar itu. Membuat Emu merasa sedikit pusing.
"Sialan...!! Pengusaha-pengusaha itu cuma memikirkan duitnya saja....! Mereka meremehkan penemuanku padahal mereka tak paham apa-apa soal medis, hik..! Dasar! Bikin kesal saja...! Hm..."
Pandangan sang Ayah tiba-tiba tertuju ke arah Emu
"Kau juga jangan ikut-ikutan membuatku kesal bocah...hik...! Aku benar-benar sedang marah sekarang ini..."
Racaunya dengan suara sengau
Ia menjatuhkan tasnya dan kembali menenggak isi botol di tangannya. Berjalan terhuyung-huyung ke arah Emu.
Emu menatap orang yang berstatus ayahnya itu dengan horor. Menelan ludah ia berusaha menetralkan ekspresi nya. Ia merapatkan tubuhnya ke dinding di belakangnya
Ayah menarik lengannya dengan kasar hingga berdiri dan langsung memukulkan botol yang di bawanya ke bahu samping Emu dengan keras
PRRAAAANGGG....!!!!
"Aaaaaaarrkkkk....!!!"
Suara botol kaca pecah bercampur dengan teriakan tertahan Emu. Menusuk telinga siapa saja yang mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side of Kamen Rider Ex-Aid [BL] (PARAD X EMU)
Fanfiction[TRAILER] Apa yang kalian lihat tidak selalu adalah sebuah kebenaran. Bisa jadi hal yang sebenarnya terjadi tak pernah tampak di permukaan. Duh maafkan daku yang malah bikin cerita baru padahal ada dua cerita yang aku janjiin update🙏(╥﹏╥) WARNING...