PERKARA

20 1 0
                                    

SMA Pelita Bangsa, Rabu 24 Maret 2021.

"Alan tunggu!" suara Airin terdengar sangat lantang menggema dilorong sekolah.
Langkah Alan pun terhenti dan pandangannya tertuju pada Airin.

"Apaan?" cemas Alan.

"Ini." Sembari menodongkan kotak berisi tulisan Kalau Lo Mau Selamat Jauhi Alan! Apaan coba ini gue baru dapet pas gue mau berangkat tiba-tiba ada didepan pintu, untung bukan mama yang nemu."

"Sialan masih pagi bikin darah tinggi aja, sebenarnya siapa si yang nglakuin ini. Atau bener dugaan kita kalo Faris yang selama ini neror lo!" tegas Alan.

"Gue juga gatau."

"Mending sekarang lo ke kelas aja deh gue mau nemuin Faris dulu!"

"Alan lo mau ngapain? Lo ngga punya bukti mending lo diem aja."

"Gue ngga bisa diem kalo situasinya makin kesini makin rumit, udah lo tenang aja gue ngga akan adu jotos sama dia." ujar Alan.

"Janji ya? Harus dengan kepala dingin."

Alan menganggukan kepala.

"Yaudah gue ke kelas dulu babay Alan." Airin melambaikan tangannya pelan.

"Iya." ucap Alan.

"Gue semakin kesini ko malah nyaman ya sama Airin padahal awalnya cuma pura-pura, tapi karena kasus ini gue malah seneng deket-deket sama dia, anjing kenapa gue malah mikirin dia si bego banget gue arghhh." suara Alan dalam hati dan langsung berjalan ke kelas Faris.

Setibanya di kelas Faris 12 IPS 2.

"Faris mana?" tanya Alan ke salah satu siswa.

"Belum berangkat dia jam segini biasanya telat kaya kemaren." ujar siswa tersebut.

"Sial! Lo tau gue kan? Alan 11 IPA 1 ketua tim basket disekolah ini."

"Iya gue tau."

"Kalo Faris udah berangkat jam istirahat suruh ke kelas gue!" tegas Alan.

"Okee."

Alan yang semena-mena terhadap kakak kelas, ucapannya yang tidak biasa karena menurut dia kakak kelas maupun adek kelas pangkatnya sama saja sama-sama siswa sama-sama manusia.

Alan pun ke kelas dengan muka marah, Dana dan Bima yang dikelas tidak tau apa-apa juga bingung dengan sikap Alan.

"Lo kenapa Lan? Masih pagi udah gitu mukanya." Tanya Bima.

"Peneror itu pembawa sial anjing!" Alan melempar buku didepannya.

"Sabar Lan inget ini dikelas lo harus bisa jaga emosi!" Ucap Dana menepuk bahu Alan.

Alan menghela nafas pelan. Semua mata siswa dikelas tertuju ke Alan dan terheran-heran kenapa Alan bisa semarah itu.
Tak lama bel pun berbunyi satu persatu guru masuk ke ruang kelas untuk memulai pelajaran.

Saat jam istirahat Faris pun sudah menunggu Alan didepan kelasnya.

"Woy Lan!" lantang Faris.

"Ini dia orangnya." ucap Alan pelan.

"Sabar Lan!" kata Dana.

"Kita ngga ngomong disini tapi sana!"

Alan, Dana, Bima, dan Faris berjalan menuju tempat sepi yang tak banyak siswa tepatnya di belakang sekolah.

"Udah ah cape gue apa si yang mau diomongin kayaknya penting banget." ucap Faris.

"Gue mau lo jujur kalo lo bohong awas!" tegas Alan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AILAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang