Please, Don't Cry...

276 46 3
                                    

Author : Aphrodite_Themis

Genre : Angst

Rate : 21+

Warning : Boylove

.

.

**** A part of Eternal Lover ****

.

St. MARY HOSPITAL

"Ya Tuhan! Bagaimana mungkin helicopter bodoh itu jatuh? Apa mereka tidak melakukan pemeriksaan rutin? Jika terjadi sesuatu pada putraku, akan kubunuh teknisi sialan itu!"

"Hikss, eonnie...Bagaimana jika Yunho....."

"Diamlah, Kibum! Hentikan tangisanmu itu! Jangan membuatku semakin takut! Aku yakin sekali Junho kita akan baik-baik saja. Harus baik-baik saja karena aku tidak akan pernah membiarkan sesuatu yang buruk terjadi padanya!"

Sambil mondar-mandir di depan ruang operasi, Heechul berusaha mengendalikan semua ketakutannya dengan terus mengecam dan mengutuk teknisi helicopter yang menurutnya penyebab dari kecelakaan ini. Cukup Kibum yang menangis dan merasa takut. Heechul harus tetap kuat untuk mencari jalan keluar dari mimpi buruk yang tak terbayangkan ini. Apapun caranya, putranya harus bertahan hidup meski untuk itu dia harus membuat perjanjian dengan dewa neraka sekali pun.

Mereka sedang menikmati makan malam yang sedikit terlambat sambil membicarakan tentang pesta yang akan diadakan 3 hari lagi saat kabur buruk itu datang. Helicopter yang ditumpangi putranya dinyatakan jatuh dan meledak di hutan yang terletak tak jauh dari kediamannya. Polisi hanya tahu jika salah satu penumpang yang menjadi korban adalah penerus keluarga Jung.

Saat Heechul dan Kibum sampai di rumah sakit, operasi sudah dilakukan atas persetujuan Kang Dong Suk yang lebih dulu tiba. Kondisi Yunho sangat buruk menurut namja yang menjadi tangan kanan Heechul itu. Sedangkan sekretarisnya, yang menarik Yunho keluar dari kobaran api mengalami luka bakar tingkat 2 dan tulang rusuk retak. Tapi, ahjussi Baek yang menjadi pilot helicopter itu meninggal ditempat.

"Ahjumma!"

Pelukan kuat itu hampir saja membuat Heechul terjungkal jika Kang Dong Suk yang berdiri tak jauh darinya tidak menahan kuat bahunya. "Joongie? Dari mana kau tahu? Jangan menangis, sayang." Dengan lembut Heechul mengusap kedua pipi Jaejoong yang basah karena airmata. Tampak jelas sosok menawan yang sangat dicintai putranya sedang shock.

"Seseorang menghubungiku...hikss...."

Untuk pertama kalinya tanpa ragu Jaejoong memeluk kuat Heechul yang terlihat begitu tenang dan memberinya sedikit keberanian. "Bagaimana? Yunho baik-baik saja 'kan? Apa lukanya parah, ahjumma? Dimana dia sekarang? Aku harus bertemu dan melihatnya!" seru Jaejoong sedikit histeris terlebih saat dia melihat Kibum yang duduk di kursi ruang tunggu itu sudah menangis keras dalam pelukan Junsu.

Jika bisa Heechul juga ingin menangis meraung-raung. Meratapi nasibnya karena baru saja dia bertemu putranya setelah bertahun-tahun mereka berpisah, sekarang Yunho malah mengalami kecelakaan menggerikan. "Dia sedang dioperasi. Luka bakar yang dialaminya cukup serius dan ada beberapa tulang yang retak. Mungkin juga geger otak." Seraya menyingkirkan dulu semua perasaan bodoh yang hanya akan membuatnya lemah, Heechul bicara dengan nada setenang mungkin.

Dia sudah pernah melalui yang terburuk saat kehilangan suaminya. Jadi, kali ini Heechul harus bisa bersikap tegar karena putranya butuh sosok ibu yang tangguh dan selalu berdiri tegak untuknya!

"Kenapa bisa terjadi kecelakaan? Apa ini sabotase?" tanya Changmin curiga karena ini bukan pertama kali Yunho pergi untuk perjalanan bisnis singkat dengan helicopter. "Menurut appa, itu bukan helicopter lama. Terlebih mereka selalu rutin memeriksanya." Timpal Chansung yang baru tiba karena tadi lebih dulu menghubungi Hwang Min untuk mengkonfirmasi informasi yang mereka terima.

Heechul menggeleng pelan sebelum menghela nafas frustasi. "Aku tidak tahu. Polisi sedang menyelidikinya. Kim Jin Hyuk sudah ada di lokasi kecelakaan itu!" Melihat wajah Jaejoong yang pucat pasi mendorong Heechul kembali memeluknya sebelum menangkup kuat wajah cantiknya. "Putraku itu tidak lemah. Dia pasti bisa melalui semua ini. Dia itu mencintaimu melebihi segalanya!" gumamnya yakin dengan senyum tipis.

Sambil meremas kedua tangannya yang sedingin es, Jaejoong mengangguk, setuju dengan kata-kata Heechul. Walau dalam hati dia terus berdoa agar beruang madunya selamat. Hanya tinggal selangkah dan impian mereka akan menjadi nyata. Ini bukan saatnya Jung Yunho pergi meninggalkannya begitu saja. "Dia pasti baik-baik saja." Suara lembut Jung Kibum dan pelukan hangatnya seperti memberi Jaejoong semangat dan keyakinan yang dibutuhkannya sekarang.

Setelah menunggu 1 jam yang terasa bagaikan seabad dalam ketakutan pekat, akhirnya lampu operasi mati dan dokter bedah yang melakukan operasi itu keluar. "Bagaimana dokter? Putraku baik-baik saja 'kan? Apa dia sudah sadar? Kami bisa melihatnya sekarang?" Heechul langsung memburu dokter itu dengan setumpuk pertanyaan tanpa peduli pada Kibum yang memintanya untuk bersikap sopan.

"Dia mengalami luka bakar yang cukup serius di sisi kiri wajah dan bahunya, beberapa tulang rusuknya retak. Dia juga mengalami geger otak karena benturan kuat pada kepalanya. Besok pagi kami akan melakukan MRI dan sejumlah pemeriksaan lagi. Saat ini dia sedang tertidur karena obat penenang yang kami berikan."

Setiap kalimat yang keluar dari mulut dokter itu seperti vonis bagi Jaejoong yang mungkin sudah terjatuh di lantai jika Changmin tidak memeluknya kuat. "Jung Yunho selamat dan itu yang terpenting bukan? Jadi, tenanglah. Kau bisa 'kan, Joongie? Kau harus kuat karena ahjumma Jung pasti membutuhkan dirimu!" Dengan kalut Jaejoong terus terisak keras dan menarik kuat bagian depan mantel Changmin yang sedang berusaha memberinya semangat.

"Hyungie, aku mau lihat Yunho. Biarkan aku melihatnya. Please...Aku mohon..."

.

.

Note Author : Memang singkat tapi semoga cukup menghibur ya.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya ~~~~

The ACCIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang