2. egoiskah...

18 0 0
                                    

Ibu sering bilang. Kalau setiap anak pasti membawa kebahagiaan dan rezeki untuk orang tua nya. Setiap juga punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Aku dan kakak jauh berbeda soal bakat dan kekuatan. Ibarat Harry Potter dan Voldemort. Kami berdua sering bersaing buat jadi yang terbaik.

Dulu saat almarhum kakek masih hidup, beliau sering bilang kalo saya adalah orang yang nantinya akan terus membantu kakak saya. Karena itu, kakak tidak boleh membuat saya menangis oleh kakek.

Bapak pernah bilang. Dia pernah kecewa berat dengan kakak. Beliau menggantung cita-cita tinggi pada anak tertua karena nantinya. Jika yang kakak berhasil pasti bisa membantu adiknya.

Kakak pernah bilang. Kalau saat dia pengen sendiri, biarin dia sendiri. Tapi tetep pantau karena dia tau dirinya berfikiran pendek.

Jika dunia berfikir bahwasannya dunia yang ada di sekeliling ku sempurna. Maka aku akan bilang ke mereka. Bahwa setiap aku tertawa paling keras di hadapan semesta. Aku yang paling tidak baik-baik saja.

Karena, kini beban nama baik ada di tangan pundak putri kecil paling ringkih tubuhnya dari semua anggota keluarga.

Bapak hanya tamat kelas 4 SD. Ibu hanya lulusan SMP. Kakak pun begitu. Sedang aku. Orang lemah yang coba menantang kerasnya alam. Tidak perduli terpuruk sedemikian rupa sekalipun. Aku tetap akan berdiri.

Sesekali menangis sudah pasti. Saat kecil aku paling takut sendirian. Paling takut saat gelap. Paling takut dengan yang kuat. Tapi kini. Aku paling takut menyerah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang