Chapter 1

13 4 5
                                    

"Aku harus bagaimana lagi, Zoya?" ujarku dengan mata berkaca-kaca.

Aku sudah merasa sangat frustasi dalam menghadapi Lian. Dia yang tak pernah membuatku merasa bebas sedetik saja. Bagaimana tidak? Sejak kejadian itu, Lian terus berada disampingku dan yang paling parah adalah dia mengatur kehidupanku dengan berkedok pacaran. Sedangkan kata putus yang sering aku ucapkan tidak pernah didengarnya.

Aku frustasi. Aku merasa lelah dengan ini semua. Padahal keinginanku sangat sederhana. Aku ingin menjauh dari kehidupan pemeran utama buku ini.

Kalau kalian mengira aku masuk ke dalam novel, maka tebakan kalian benar. Iya, aku masuk ke dalam novel berjudul "Because You". Dari judulnya memang terlihat biasa saja. Bahkan ceritanya sudah biasa saja bagi kalangan pencinta novel.

Berawal dari kehidupan pemeran utama laki-laki yang hancur lebur. Sekali sapu sudah hilang tuh. Di sini pemeran utama laki-laki memiliki keluarga yang berantakan atau biasa kalian sebut broken home. Iya, tebakan kalian benar lagi kalau kalian mengira keluarganya hancur karena ulah ibu tiri yang kejam seperti ibunya bawang merah. Memang pelakor sepertinya sedang boming saat ini.

Gara-gara pelakor inilah, Lian si pemeran utama laki-laki dan ibunya - Vadalia harus terusir dari rumahnya sendiri. Sungguh tidak punya hati nurani ayahnya Lian -Zian yang pernah mengaku cinta mati sama tante Vadalia. Bisa-bisanya terhasut sama medusa -Vella. Aku sungguh tidak mengerti.

Itu belum yang lebih parah lagi. Si cewek ular alias adik tiri Lian -Calaliza Dilara mencintai Lian setengah mampus. Bagaimana tidak? Dia lah antagonis tersembunyi yang selalu berusaha memusnahkan cewek didekat Lian. Bahkan di dalam novel aku dibunuh olehnya karena aku pacar Lian yang tidak dianggap.

Aku tahu kalau kehidupanku memang menyedihkan karena itulah aku tidak mau mati dibunuh untuk kedua kalinya. Di kehidupanku sebelumnya, aku dibunuh teman kerjaku karena cemburu. Padahal aku waktu itu hanya propesional sebagai karyawan sehingga mendiskusikan pekerjaan bersama partnerku yang kebetulan kekasih teman kerjaku. Bukan salahku jika dia memberi perhatian padaku sedangkan aku selalu menolaknya. Dan parahnya teman kerjaku melihat itu semua. Aku jadi ingin menangis. Meneriakan ketidakadilan di dunia ini.

Dan sekarang aku harus masuk ke tubuh yang akan mati lagi gara-gara cemburu? Aku sungguh nggak mau! Enak saja hidupku harus diatur oleh novel sialan itu. Aku pasti akan mengubahnya. Menghindari orang-orang nggak guna yang berpotensi menghancurkan hidupku.

Tapi sayang seribu sayang. Memikirkan keadaanku sekarang, aku benar-benar ingin menangis darah. Apa aku memang harus ditakdirkan untuk mati? Tentu saja aku tidak mau. Aku masih ingin menikah dan punya anak. Dan semua kesialan yang aku alami ini berawal dari satu tahun lalu.

~Satu Tahun yang Lalu~

Aku merintih kesakitan saat mengingat rasa sakit diperutku akibat luka tusuk yang disebabkan teman kerjaku. Aku menangisi nasib sialku. Aku bahkan belum selesai menjelaskan semua kesalahpahaman sialan itu saat teman kerjaku tiba-tiba menusukku setelah mengutarakan kemarahannya.

Padahal ini semua salah kekasihnya tetapi kenapa aku yang kena sial. Seharusnya yang ia bunuh tuh kekasihnya yang tidak tau diri bukannya aku. Aku bahkan belum merasakan indahnya berpacaran bahkan menikah gara-gara sibuk mencari uang untuk makan karena hidupku yang sebatang kara ini. Sehingga kalau aku mati sekarang pun tak akan ada yang menangisinya. Walau begitu, aku tetap tidak rela. Aku masih ingin bisa memiliki cogan.

Semakin lama apa yang aku lihat berwarna putih abu-abu dan aku semakin tidak bisa menahan rasa sakit ini. Aku mohon siapa pun tolong aku. Tolong bawa aku ke rumah sakit agar aku tidak mati. Tapi kenyataan memang pahit, karena tidak ada siapa pun disaat aku mulai kehilangan kesadaran.

AKU SUNGGUH TIDAK RELA!!

Tiba-tiba aku merasakan kepalaku sakit dan rasa sakit diperutku menghilang. Tunggu, aku merasa ada yang aneh disini karena aku mendengar suara bisik-bisik dari banyak orang.

Aku memegang kepalaku dan berusaha membuka mataku. Dan terlihat didepanku ada seorang laki-laki yang sangat tampan yang pernah aku temui dan orang-orang yang mengelilingi kami berdua. Tunggu, dimana ini?

"Sungguh cewek nggak tau diri. Berani-beraninya menembak Kenan. Apa dirinya tidak punya kaca?"

"Benar itu! Aku yakin dia akan ditolak seperti cewek-cewek yang lain."

"Cewek cantik saja ditolak, apalagi cewek biasa saja kaya dia."

Dasar cewek-cewek centil sialan. Apa mereka sedang menghinaku? Kurang ajar sekali. Ingin rasanya aku mengamuk dan menjambak rambut mereka. Tunggu, sepertinya aku ingat sesuatu. Kenan? Siapa Kenan? Seingatku aku tidak punya kenalan yang memiliki nama Kenan.

"Kau menembakku? Baiklah, karena aku sedang memiliki suasana hati yang baik. Mulai saat ini kau pacarku." Ucap cowok tampan di depanku dan menatapku dengan datar kemudian berlalu pergi meninggalkan diriku yang belum mencerna apa yang terjadi. Sebenarnya ini dimana? Seingatku aku sudah mati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Break Up, Please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang