CH. 18

2.5K 174 9
                                    

Jangan lupa tekan ⭐ ya!

.
.
.

"Hak asuh Kim Jaewon dan Kim Jaemin jatuh kepada sang ibu Jeon Jungkook."

Tok tok tok

Keputusan pengadilan sudah bulat dan kedua belah pihak harus bisa menerima. Jungkook menghela napasnya lega karena hak asuh kedua anaknya berada di tangan nya. Dia tersenyum lebar walau ribuan jarum menusuk relung hatinya, dia harus kuat. Ini sudah menjadi jalan yang terbaik untuk mereka berdua.

Taehyung sendiri tidak menghadiri persidangan dan sepertinya pria itu tidak peduli dengan hak asuh kedua putranya.

"Kau harus kuat." Yoongi mengelus pundak Jungkook memberi semangat.

"Tentu Hyung! Yang aku pikirkan saat ini hanya kedua putraku. Sebaiknya aku segera pulang, mereka sudah menungguku." Jungkook berujar dengan terburu-buru.

Dia berlari dengan cepat karena ia tidak bisa menahan senyuman nya lebih lama lagi. Saat menuju mobilnya, ia mati-matian menahan air matanya.

"Jangan menangis jangan menangis Jeon Jungkook." Jungkook berbisik kepada dirinya sendiri saat sudah berada di dalam mobil.

Dia menarik napasnya berkali-kali untuk menenangkan suasana hatinya yang sedang tidaklah baik. Dia menatap cincin pernikahan nya dengan Taehyung di jari manisnya.

Dengan ragu ia melepaskan cincin tersebut lalu membuang nya sembarangan. Dia tidak boleh mengingat masa lalunya lagi, sekarang dia di kehidupan yang berbeda dengan beberapa hari yang lalu.

.
.
.

6 tahun kemudian..

Kim Jaewon sedang sibuk memperbaiki pintu halaman belakang rumahnya.

"Mom! Tolong ambilkan obeng!" Teriak Jaewon membahana.

Jungkook berlari kecil sembari membawa obeng yang dimaksud Jaewon. Jungkook tersenyum lebar saat melihat Jaewon begitu sexy hanya dengan balutan celana pendeknya tanpa atasan.

"Ini." Jungkook memberikan nya lalu ia menonton bagaimana lihainya putra sulung nya memperbaiki pintu.

Jungkook tidak menyangka jika waktu berjalan dengan cepat. Jaewon sudah duduk di kelas 3 senior high school, dan usianya sudah 18 tahun. Anak itu tumbuh menjadi pribadi yang dewasa, penuh kasih sayang, mandiri, walau sifat dan perilakunya begitu dingin dan menyebalkan.

"Mom.. sudah kubilang jangan jatuh cinta denganku." Ujar Jaewon sembari mendengus.

Jungkook tertawa, ia memeluk tubuh berkeringat anaknya dengan manja lalu mengecup bisepnya.

"Mommy sudah jatuh cinta denganmu saat kau lahir ke dunia sayang." Ujar Jungkook dengan senyuman lembutnya.

Jaewon telah selesai memperbaiki pintu, ia berdiri lalu memeluk tubuh sang mommy dengan sayang. Tinggi Jungkook hanya sebatas dagu Jaewon saja dan terlihat begitu mungil.

"Karena aku sangat tampan sejak lahir." Jaewon memeluk erat tubuh Jungkook.

Jungkook mengelus punggung lebar Jaewon dengan pelan. Ia melepaskan pelukannya lalu menangkup wajah tampan Jaewon dan menatapnya dalam.

"Terima kasih sudah menjadi kebanggaan Mommy." Ujar Jungkook dengan mata yang berkaca-kaca.

Dengan cepat Jaewon memeluk sang mommy karena ia tidak ingin melihat ibu tercintanya menitihkan air mata.

"Jaewon akan selalu menjadi kebanggaan Mommy." Ujar Jaewon dengan tenang.

Kehidupan mereka beberapa tahun terakhir ini sungguh menyedihkan. Jungkook harus banting tulang untuk menghidupi kedua anaknya, dan juga Jaewon yang begitu dewasa hingga diam-diam melakukan pekerjaan paruh waktu tanpa sepengetahuan sang mommy.

BLOOD (Taekook/Vkook) END By : FujoHere8Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang