prologue

37 4 0
                                    

happy reading all !  

        Aroma lembut bunga memenuhi sebuah toko kecil didekat pantai. Seorang gadis bersenandung pelan seraya menata bunga-bunga cantik yang sudah menjadi sebagian dari jiwanya. Rambut hitam legam itu ia kepang rapi, terlihat sederhana dengan rok putih dan sebuah celemek tua.

Bahkan sampai perawatan selesai pun, mata sebiru safir itu tak lepas pandang dari bunga-bunga hias tersebut. Tak ada yang bisa mengalahkan kecintaannya terhadap tumbuhan sempurna ciptaan Tuhan.

Lav namanya. Kembang desa yang parasnya secantik peri. Orang-orang sudah mengakui hal itu. Menurut mereka Lav seperti dewi yang tak sengaja turun ke bumi sebagai berkah, karena gadis ini juga dikenal sebagai anak yang rendah hati, siapapun yang bertemu dengannya bisa mendapatkan keberuntungan berminggu-minggu lamanya.

Jika saja Lav terlahir dengan sayap, mungkin cerita konyol itu akan lebih menjadi-jadi.

"Selamat pagi fairy." Denting lonceng dibarengi suara berat seorang lelaki, mengalihkan atensi Lav sejenak.

Gadis itu tersenyum ramah, menatap teduh pria berjas yang kini sudah duduk tenang seraya menatap balik padanya. "Hai, selamat pagi. Kau sudah pulang rupanya,"

"Pelayaran kali ini lebih cepat, setidaknya aku bisa beristirahat cukup." Ungkap lelaki berjas itu, seraya menidurkan kepalanya diatas meja.

Lav terkekeh, melepas celemek tidak lupa juga menyimpan gunting tamannya. Kemudian duduk berhadapan dengan sang lawan bicara. "Kau juga harus cepat pulang kerumah, tidakkah kau tahu jika Carlotte menunggumu tiap hari?"

"Ah si mungil itu, aku sangat merindukannya," Pria bermata sehijau zamrud itu mendongak sekilas.

Selang beberapa waktu ia beranjak, menyempatkan diri untuk memetik setangkai bunga, menyelipkan mawar putih diantara telinganya. "Aku pergi dulu, nanti malam aku akan berkunjung lagi." Ucapnya sebelum hilang ditelan jauhnya jarak.

Lav hanya tersenyum dengan lembut, kemudian menatap keluar. Ia baru saja mendapati pagi ini sedikit berkabut. Netra cantiknya berpaling kearah lautan, cukup lama ia menatap segara biru yang menjadikan ombak sebagai hiasan pelengkap dalam lukisan alam.

Ditengah ketenangan hatinya, Lav tersentak.

Ketika seorang pria berpakaian serba putih berjalan pelan, seakan mengikuti arus angin ditengah hamparan pasir pantai tanpa alas kaki. Dan yang paling mencolok darinya adalah setangkai bunga Lavender segar yang ia pegang kukuh.

Lav mengernyit. Wajah asing yang belum pernah ia dapati didesa. Bisa saja ia turis, namun entah kenapa Lav merasakan hawa berbeda hanya dengan melihatnya.

Selang beberapa detik, lelaki aneh itu menggulir pandang kearah Lav. Senyum halus terlukis, membuat paras tampannya semakin menawan.

Saat itu lav benar-benar langsung mengucek kedua mata dan menampar keras pipi gembulnya. Kemudian, cepat-cepat ia kembali mengfokuskan atensi kearah pantai, akan tetapi yang gadis pemilik kulit seputih susu itu dapatkan hanyalah kabut tebal yang makin melahap pemandangan.

Pemuda lavender tadi menghilang. Seakan lenyap ditelan bayang.

"Tadi itu apa?"

are u ready to next part?

LlovenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang