.Aku tak tahu apa yang harus kuperbuat setelah ini. Ditinggal orang tercintaku. Entah kebahagiaan atau kesedihan yang akan kudapat. Aku memohon padamu Tuhan, berikan aku kebahagiaan untuk terus merajut benang kehidupan.
Taehyung Pov
"Taehyungie, ireona."
"Taehyungie, Taehyungie ireonabwa."
Kubuka mataku saat seseorang membangunkanku, entah ini mimpi atau bukan. Aku bisa melihat wajahnya dengan jelas. Aku tersenyum bahagia melihatnya.
"Yerin, itukah kau?" kuyakinkan bahwa itu adalah dia. Ku ulurkan tanganku untuk menyentuh pipinya. Ini bukan mimpi. Aku benar-benar bisa menyentuhnya. Tangannya juga memegang tanganku yang tadi menyentuh pipinya. Dia bahkan tersenyum padaku. Ingin rasanya aku menangis bahagia bisa berjumpa lagi dengannya."Tentu saja, ini aku." Ucapnya semakin manis tatkala ia menggenggam tanganku.
"Taehyungie, berjanjilah untuk selalu hidup bahagia.""Tentu aku akan bahagia, asal kau selalu ada disampingku." Ucapku mempererat gengggamanku padanya.
"Aniyo, meski aku tak ada disampingmu kau harus selalu bahagia. Sekarang aku harus pergi." Dia mencoba melepaskan tangannya dariku.
"Kau mau kemana Yerin, kau tidak boleh pergi. Sudah cukup aku menunggumu lama. Jangan pergi." Aku terus memohon padanya, tentu aku tidak ingin ia pergi lagi. Sudah lama aku menantinya kembali.
"Tidak Taehyung, aku harus pergi." Dia berhasil pergi dariku, dan terjadilah kabut putih menyelimutiku. Mengganggu penglihatanku, hingga aku kehilangannya. Untuk kedua kali.
"TIDAK!" Aku teriak sekuat tenaga, dan ternyata tadi itu hanyalah sebuah mimpi. Nafasku tersengal-sengal dan keringatku bercucuran. Kenapa aku kembali menemui dia hanya dalam mimpi? Ini sudah ke sekian kalinya aku memimpikannya.
"Apa kau memimpikannya lagi?" Aku mencari sumber suara itu. Ternyata dia sedang membuka gorden jendelaku. Sudah pagi ternyata. Melihatnya disini membuat pagiku buruk.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanyaku masih mengumpulkan semua nyawaku.
"Menurutmu apa yang membuatku kemari?" Dia mendekatiku, dan kini ia berada tepat di depanku.
Aish, kenapa tidak ada yang melarangnya masuk kamarku. Dia kan calon tunanganmu Taehyung, mana mungkin ada yang melarangnya. Park Jimin!! Kenapa juga aku berada di kamarku. Aku masih ingat bahwa aku sedang mabuk tadi malam. Aish!
Nayeon mendekatiku dan memerhatikan wajahku. Aku merasa risih dengannya. "Kau terluka? Apa kau berkelahi lagi Taehyung?" Tangan Nayeon hampir menyentuh wajahku dan segera ku tampik dengan cepat.
"Itu bukan urusanmu!" aku bangkit dari tempatku dan pergi menuju lemari untuk mengambil pakaian.
"Tentu saja ini urusanku, aku ini tunanganmu."
Aku mendekatinya dan kudekatkan pula wajahku dihadapannya. "Kau bukan tunanganku, kau baru calon tunanganku!" aku segera menjauh darinya, baru aku melangkahkan kakiku ia berhasil membuatku berhenti atas perkataannya itu.
Skip Time
"Aku akan menjadi tunanganmu 3 hari lagi!" ucapan Nayeon tadi masih terngiang-ngiang di pikiranku. Yang benar saja, pertunangan akan dilaksanakan 3 hari lagi? Apa semua orang disini sudah gila? Kenapa harus aku? Aku tidak bisa melakukannya. Ku tegaskan, aku tidak bisa melakukannya! Ya memang aku tidak bisa melakukannya, karena aku telah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan mencari penggantinya. Cukup dia saja yang bersemayam dihatiku meski ia tlah tiada. Lagi pula siapa yang ingin hidup bersama Iblis Gigi Kelinci itu? Akh, memikirkan semua ini membuatku pusing. Lebih baik aku ke kantor lebih pagi. Aku muak terlalu lama di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me?
FanfictionBagaimana rasanya bertemu dengan orang yang kamu cintai, sedangkan ia tak ingat kamu? -Taehyung Pov- Aku bukan siapa-siapamu, jadi jangan lakukan semaumu! -Yerin Pov- Bisakah dua insan itu kembali pada satu ikatan cinta?