01 : Bathroom (🦋)

619 62 34
                                    

Notes : Umur Natan tidak terlalu jauh dari Name.

Pagi telah tiba, burung-burung berkicauan merdu di samping jendela kamar sepasang suami-istri? Bukan maksudku majikan dan peliharaannya. Udara yang sangat dingin membangunkan seorang gadis muda di sebuah kamar yang bisa dibilang tanpa lampu listrik itu.

Natan mengelus kepala Name dan membelai rambutnya. Pria itu tampak terlihat tampan jika dilihat dari dekat. Aroma parfumnya yang sangat harum mampu membangunkan Name yang sedang berada di pelukannya itu.

Hooamm. Name pun mengucek matanya dan segera mengumpulkan nyawanya. Gadis bawel itu, benar-benar sangat cantik jika dirinya baru saja bangun dari tidur. Tak salah jika sang ilmuwan Eruiditio itu membawanya kemari. Surai hitam dan manik mata coklat dari Name membuat Natan semakin tertarik padanya.

"Selamat pagi nona, waktunya aku membersihkan mu,"

Natan lalu menggendong Name dengan gaya ala pengantin baru ke kamar mandinya. "Eh!? Hei turunkan! Aku tidak mau dimandikan olehmu!" Name memukul kecil dada Natan supaya pria itu menurunkan dirinya. Menggemaskan, tetapi tidak berhasil! Natan tetap saja membawanya, "Aku ini majikanmu. Aku berhak melakukan apa saja kepadamu".

Natan menaruh tubuh Name di sebuah bak mandi. Sialan! Pipinya memerah lagi. Pria itu melepaskan bajunya saat ini. Tunggu, apa yang ingin ia lakukan? Natan mengoyak semua baju Name. Sekarang pria itu dapat melihat tubuh asli gadis itu. Dasar mesum! Name berusaha untuk melarikan dirinya dan segera menelpon polisi, tapi sayang Natan menggunakan choker transparan (magic) pada leher Gadis itu agar ia tidak menjauh darinya.

Natan membiarkan tangan nakalnya bermain dengan tubuh Name. "Mnghh"

"Tahan sedikit,mungkin ini akan sedikit sakit"

☆☆☆

Hari ini sang ilmuwan ada jadwal untuk mengunjungi sebuah laboratorium baru di Land Of Dawn. Tapi sebelum itu ia harus memberi makan dahulu untuk peliharaan imutnya.

"Aku akan menemui teman-temanku sekarang. Apa kau mau ikut?"

Gadis itu tak menjawabnya, ia masih malu dan juga marah dengan perlakuan Natan terhadap dirinya semalam. Wajahnya merah padam, mungkin efek olahraga semalam. Jika diingat-ingat kejadian itu benar-benar sangat menjijikkan! Tetapi Name puas bisa melakukan itu pada majikannya.

"Sepertinya kau masih marah terhadapku ya. Hm, maaf jika semalam aku terlalu kasar kepadamu" Natan mengelus lembut rambut dark Name.

Gadis itu menatap sinis Natan, "Aku sangat marah kepadamu. Jika nanti aku hamil bagaimana?" Name mengunyah kasar makanannya. Natan hanya terkekeh "Aku akan menikahimu kalau begitu" Mendengar penuturan kata dari sang Majikan, Name tiba-tiba memuncratkan minumannya kearah Natan membuat baju pria itu menjadi basah.

"Ah?! M-maksudmu kau akan menikahi ku secepatnya?" Natan mengangguk. Kini pria tersebut malah menatapnya serius. Natan menarik dagu Name agar ia bisa berbicara empat mata dengannya.

"Ya, karena aku mencintaimu". Lagi-lagi pria brengsek itu berhasil membuat Name menjadi salah tingkah. Deg! Baru pertama kali ini Name menemukan ada orang asing yang mencintainya. Dan ketika dia menatap serta menarik tubuhku agar jatuh di pelukannya, rasanya begitu hangat. batin Name. Entah mengapa tiba-tiba jantung Name berdetak secara abnormal dan serasa ingin copot.

"Sudah, sebaiknya kita segera berangkat".

"Tapi, kita akan naik mobil kan?"

"Mobil? Kita tidak akan naik itu. Karena kita akan berjalan kaki sampai kesana"

"APAA?!!"

Name membuatkan bola matanya. Ia menyesal mengutak-atik mesin yang ia buat kemarin. Seharusnya ia membawa mobilnya kemari, tapi masa iya terjebak kemari harus membawa mobil? Hal yang tidak masuk akal.

Gadis itu mendengus kesal. Kaki kecilnya sudah mulai pegal-pegal karena tempat pertemuannya sangat jauh. Jika dalam jangka waktu, bisa dibilang mereka berjalan dari rumah sekitar 1 ½ jam tanpa menggunakan kendaraan.

"Akhirnya kita sampai"

"Akhirnya~" Ucap Name dengan nada kelelahan. Deg! Mengapa kepalaku tiba-tiba saja pusing? Apa jangan-jangan aku, ah tidak mungkin. Masa aku hamil?.batin gadis itu sambil memegangi kepalanya. Namun ketika Name ingin berjalan kembali, tiba-tiba saja tubuhnya ambruk karena sudah tidak mampu lagi untuk menopang berat badan Name. Natan yang berada di samping Name pun langsung sigap menangkap tubuh gadis mungil itu supaya tidak jatuh.

"kau tidak apa-apa?" Natan menepuk-nepuk bakpao (pipi) milik Name berharap gadis itu masih dalam keadaan setengah sadar. Name hanya menggelengkan kepalanya. Natan mengecek suhu badan Name. Demam toh. batinnya. "Kita pulang saja bagaimana?"

Name kembali menggeleng. Ia tidak mau merusak acara pertemuan Natan dengan teman-temannya hanya karena dirinya sakit. "Aku gendong saja ya". Natan pun menggendong Name dengan gaya bridal style hingga dia menemui teman-temannya.

Aku harap kau tidak hamil, Name.

. . .

A/N : Stay vote nee, reader-chan❤

𝐓𝐢𝐦𝐞 𝐌𝐚𝐜𝐡𝐢𝐧𝐞; Natan × Reader'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang