Chapter5.

5 0 0
                                    





Liam kembali menelpon Danny. Tidak di angkat. "Shit laki-laki ini tidak sayang dengan nyawanya apa?" Ketusnya.

"Dia kayak gitu karena dia sayang sama kamu Li" Kata Arron.

"I wish aku punya kakak kayak Danny yang perhatian dan sayang banget sama kamu bersyukur harusnya." Lanjutnya. "Kakak-ku saja tidak memedulikan aku terakhir aku melihat dia sudah mengevakuasikan dirinya sendiri pergi AirPort yang aku tau mungkin sekarang dia sudah berada di Korea or maybe dia kangen dengan China dan sekarang sedang bersantai-santai tidak mempedulikan adik-nya yang terjebak di neraka ini."

Liam dan Izzie masing-masing menggenggam tangan Arron. Mereka tau bagaimana hubungan Arron dengan keluarga-nya. Mama papanya tidak mempedulikan dia terlalu sibuk dengan pekerjaan Well seperti Liam papanya Arron menikah lagi dengan seorang wanita bernama Chloe Wang. Wanita dingin bak ratu es. Arron juga memiliki kakak Tiri perempuan sial yang selalu membully dan membuat Arron kena masalah.semoga perempuan itu Mati!

Arron hanya tersenyum pilu dia tipikal orang yang tidak ingin mengumbar masalah pribadinya lebih baik tersenyum. Entah bagaimana dia tetap bisa tertawa menutupi rasa lelah dan sedihnya dengan sempurna.

"Aku bersyukur kok punya kakak kayak Danny But kalau dia mempertaruhkan nyawa cuma demi Aku adik tirinya yang kurang ajar terus ke dia aku tidak mau." Kata Liam.


***

Liam mondar mandir dari tadi menghawatirkan keadaan Danny dia berkali-kali menatap jam di layar iPhone nya. Seorang pelayan mendatangi tempat mereka duduk. Dan memberikan sepiring berisi bacon, ayam dan mash pottato.

"Ini makanlah sesuatu kalian sudah membantu kami pasti kalian lelah kan? Tidak perlu bayar di saat seperti ini saling membantu satu sama lain itu lebih penting dari pada uang." Katanya menaruh piring-piring berisi makanan lezat itu di atas meja.

Izzie dan Arron menatap ngiler makanan tersebut. Perut mereka berdua sudah berbunyi. Sama hal nya dengan Liam. Dia menatap ke arah di mana yang lain berkumpul mereka juga sudah menyantap makanan yang di berikan oleh pihak restaurant.

Sebelum makan Liam tidak lupa untuk berdoa. Dia membuat tanda salib melipat kedua tangan di dada. Dan mulai berdoa.

"Tuhan Terimakasih atas santapan yang kau berikan, terima kasih karena Engaku masih melindungi kami memberi kami tempat perlindungan dari mahluk-mahluk itu, aku juga memohon perlindungan untuk Danny yang sedang menuju kemari Lindungi lah dia. Amin." Dia berdoa dalam hati.

Setelah selesai berdoa Liam langsung menyantap makanan di depan-nya. Dia memejamkan mata merasakan setiap tekstur. Entah sudah berapa jam mereka tidak makan. Mereka makan dengan Lahap.

Di sela-sela sedang makan. Liam mendengar suara helikopter. Dia bangkit berdiri. Ingin mengintip keluar. Dari jendela kecil di pintu dia tidak bisa melihat apa-apa. Hanya sorotan sinar saja. Yang malah mengundang kerumunan zombie.

"Itu suara helikopter." Kata Izzie.

"Kita terselamatkan." Kata seorang laki-laki senang.

"Tidak akan ada yang di selamatkan kalau mereka tidak dapat melihat kita." Kata Arron.

"Shit!" Dia berlari mencari manager atau siapapun yang bekerja di sini. Dia melihat manager itu sedang berdiri di dapur.

"Apa kalian punya akses ke rooftop?" Tanya Liam.

Dia mengangguk. "Semuanya ayo cepat ke rooftop!" Kata Liam.

Orang-orang itu berbondong-bondong menuju rooftop restaurant itu. Mereka lalu berteriak-teriak berusaha mengalihkan perhatian helikopter itu ke arah mereka. Tidak berguna suara gemuru baling-baling menimpa suara mereka. Liam berpikir. Yang lain masih terus mencoba berteriak-teriak mengibaskan Kain. Berharap mereka melihat nya.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Dead Rising [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang