baru sempat update, otak saya buntu. heran juga, kok ada yng baca book ini ya, padahal ni book banyak kekurangan nya.
TEACHER NA
Pagi ini Renjun sedang berjalan santai di taman kota. Hari minggu daripada bermalas-malasan dan mendengar ocehan sang ibu, Renjun lebih memilih keluar untuk olahraga sekaligus mencari sarapan dan menghirup udara segara pagi hari.
Bersenandung pelan sembari mencari makanan yang sekiranya pas dimakan saat pagi hari.
Hmm, mungkin makan bubur di pagi hari tidak buruk. Iya kan?
.
.
.
.
Ya, memang pilihan terbaik adalah makan bubur ayam sembari duduk santai di bawah pohon menikmati sejuknya udara pagi.
Memang menyenangkan, sebelum ada se sosok makhluk yang menggangu minggu paginya.
" Renjun? Sendiri aja?" Ucap nya sembari duduk di sebelah Renjun. Renjun memutar bola matanya malas.
mengacau saja.
" Bapak ngga lihat saya sendiri?" Jawab Renjun, kemudian kembali memakan buburnya tersebut.
Lelaki yang di panggil bapak itu hanya tersenyum, sudah biasa di sinisin Renjun.
" Ya kan cuma buat basa basi aja."
Renjun menghela nafas, moodnya yang tadi baik menjadi turun drastis saat lelaki tersebut datang.
" Ck, sumpah ya bapak ini ganggu banget. Saya itu kesini mau menikmati minggu pagi tanpa ada yang ganggu, tapi tiba tiba bapak datang terus ngajak saya ngobrol. Asli ya pak, mood saya langsung turun drastis. Saya tu lagi gamau di gangguuu bapakkkkkkkkk." Jelas Renjun dengan akhir kalimat yang sengaja di panjangkan nya.
Orang itu hanya terkekeh mendengar celoteh Renjun, menurut nya itu lucu.
" Renjun, jika sedang diluar sekolah jangan panggil saya bapak. Panggil kakak aja." Ucapnya sembari meminum air mineral.
Renjun berhenti menyuapkan bubur ke dalam mulutnya, menoleh ke arah orang tersebut.
" Hah? kakak?, Ngga cocok ah. Bapak udah tua masa iya di panggil kakak." Jawab Renjun acuh kemudian melanjutkan makannya.Orang itu hanya menghela nafas, jika di panggil bapak oleh Renjun. Ia merasa seperti ayah nya Renjun.
" Saya masih muda, belum terlalu tua. Umur saya masih 28 tahun."
Renjun tidak menjawab, menurut nya membuang buang waktu saja jika terus meladeni orang tersebut.
Renjun sudah selesai makan, ia membayar makanannya dan berencana ingin pulang. Sementara orang itu sedari tadi masih diam di tempat.
" Bapak, saya pulang duluan ya." Ucap Renjun, walaupun Renjun cuek sama orang tersebut. Tetap saja, dia kan guru di sekolah Renjun. Ya harus ada sopan nya lah.
" Renjun, tunggu sebentar." Orang itu segera bangkit dari duduknya kemudian berjalan menghampiri Renjun yang berhenti karena di panggil tadi.
" Pulang bareng saya aja, rumah kita searah kan? Dan satu lagi, jangan panggil saya Bapak. Kalau bisa, panggil kak Jaem aja." Ucapnya sembari berjalan beriringan dengan Renjun.
" Ya boleh deh, hitung hitung hemat ongkos. Makasih ya kak Jaem?" Ucap Renjun ragu ragu, takut salah bicara.
Jaemin tersenyum, kemudian mengusak rambut Renjun.
" Nah gitu dong panggil kakak, kamu tunggu disini bentar. Saya mau ngambil mobil." Renjun hanya mengangguk kemudian memegang kedua pipinya, pipinya terasa panas.
sialan na jaemin aku membenci mu !!
Kemudian Renjun segera menggeleng, kini tangan nya sudah meremas ujung baju nya sendiri. Entah lah, ia hanya reflek meremas ujung bajunya.
aku membenci mu, tapi aku mencintaimu. TAPI KAMU ADALAH GURUKUUU
Selanjutnya nya, Renjun menghentakkan kakinya ke atas tanah, bibir bawahnya ia gigit pelan. Oh sungguh, ia tak tau mengapa ia menjadi seperti ini.
Sementara sedari tadi, Jaemin sedang memperhatikan Renjun. Ia tertekeh kecil, lucu sekali muridnya itu.
Membunyikan klaksonnya, membuat Renjun berjengit kaget. Kemudian dengan langkah cepat berjalan ke arah mobil Jaemin, hendak membuka pintu bagian tengah namun sebuah suara mengintruksi nya.
" Jangan di tengah, di depan saja sama saya. Jika kamu duduk di tengah, saya berasa jadi supir." Ucap Jaemin seraya membuka pintu bagian depan dari dalam.
Renjun hanya menunduk kemudian masuk kedalam mobil dan duduk di kursi, tidak lupa memasang sabuk pengaman.
Saat sedang di perjalanan, Renjun sedikit mual karena pewangi mobil Jaemin yang tidak cocok dengannya. Karena memang dasarnya Jaemin ini mudah peka, ia segera menepikan sebentar mobilnya. Kemudian mengganti pewangi mobil yang tadinya berbau jeruk menjadi bau mint yang menyegarkan.
Renjun bernafas lega, ahh gurunya ini sangat peka.
TEACHER NA
eyoyo, hahaha maaf baru sempat update. lagi sibuk, trs juga gada ide.
ini aku bingung, harus di lanjutin apa di unpub aja ya? asli ini kayanya bakal berakhir kaya book yang di sebelah. soalnya emang udah gada ide lagi.
dan lebih tolol nya, aku malah bikin book baru lagi. padahal book ini aja ngga kerurus samsek.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEACHER NA - JAEMREN ✓
Подростковая литератураNa Jaemin. Renjun benci nama itu, sungguh. Tapi hanya namanya saja, jika orang nya tidak. WARNING ⚠️ ini lapak bxb ya pren, alias homo, gay. jaemren area! homophobic go away, jangan ninggalin jejak sedikit pun. Jaemin top! Renjun bot!