"Chan, lo gamau mampir dulu?" Renjun turun dari motor Haechan, kemudian melepas helm dan memberikan nya kepada Haechan.
Haechan menggeleng sembari mengambil helm yang di berikan Renjun. "Kapan kapan aja deh, gue mau langsung pulang aja, gerah banget pen mandi."
"Mandi sini aja, bareng gue." Renjun menaik turunkan alisnya, bermaksud untuk menggoda Haechan.
plak
"Goblok, maaf aja nih ya Njun gue gamau mandi sama lo lagi. Terakhir kita mandi bareng, lo remes pantat gue sialan." Haechan menggerutu, dia tidak berbohong memang benar, dulu saat mereka mandi bareng, Renjun selalu saja mencuri kesempatan untuk meremas pantat Haechan. Ia beralasan bahwa gemas terhadap pantat sahabat nya itu, sungguh ingin Haechan tenggelamkan saja di dalam kloset.
"Hehehe, yauda gue masuk dulu ya, lo hati hati di jalan." Haechan mengangguk kemudian pergi dari halaman rumah Renjun.
Renjun menghela nafas, bukan tanpa alasan ia mengajak Haechan mampir.
Renjun membuka pintu rumahnya, "Aku pulang." Sepi. Ya memang selalu seperti ini kondisi rumah Renjun.
Walaupun sekarang sepi, Renjun tau bahwa sebelum ia pulang rumah nya ini sangat berisik. Terbukti dari beberapa pecahan vas bunga di lantai, serta beberapa sobekan kain dan tetesan darah. Renjun menghela nafas untuk kesekian kalinya.
Ia tidak kaget, sudah menjadi pemandangan sehari hari saat pulang sekolah.
Melepas sepatunya lalu meletakkannya di atas rak sepatu, berjalan gontai ke arah tangga. Menoleh sejenak ke arah sofa, melihat sang ayah yang terduduk di atas sofa sembari menunduk dan jangan lupakan goresan luka di tangan nya serta robekan di bajunya. Renjun ingin menghampiri ayahnya, tapi ia urungkan niatnya itu. Tidak ingin membuat sang ayah semakin stress.
TEACHER NA
Renjun termenung di atas kasurnya, menatap langit langit kamar. Sedari tadi sudah mencoba untuk tidur, namun nihil suara berisik dari luar kamar nya membuat Renjun tidak bisa memejamkan mata.Beberapa kali Renjun terduduk dan ingin keluar dari kamar, tapi selalu ia urungkan niatnya itu. Tidak ingin menambah masalah dan semakin membuat keributan.
Ya, suara ribut itu berasal dari sang ibu yang terus terusan memaki ayah, kemudian melempar berbagai barang yang ada di sekitar nya, terkadang mengenai sang ayah dan menimbulkan beberapa tetes darah di lantai. Pecahan vas dan robekan baju tadi siang pun berasal dari sang ibu yang bertengkar dengan ayahnya.
TEACHER NA
"Huang Renjun?"
Renjun menoleh, kemudian menghela nafas dan kembali fokus ke acara 'tidur sejenak' nya.
"Huang Renjun, kenapa kamu tidak ikut baris di lapangan?". Na Jaemin, guru muda yang sekarang menjadi wali kelas nya ini menghampiri Renjun yang tidak ikut serta baris di lapangan.
Renjun menoleh lagi, membuka hoodie yang di kenakan nya. Kemudian sedikit menyingkap bajunya, terdapat luka di sekitar pinggang pemuda mungil tersebut. Ohh, Jaemin tidak sadar, sudut bibir Renjun terluka. Kira kira apa yang terjadi dengan Renjun?.
"Hanya itu? Apakah kau tidak bisa berdiri? Baris hanya cukup berdiri saja dan dengarkan ucapan guru di tengah lapangan."
Lagi, dan lagi Renjun menghela nafas. Gurunya ini terlalu memaksa.
"Justru itu, aku bosan hanya berdiri dan mendengar ucapan guru itu. Lagipula luka ini masih basah, sakit jika aku terlalu banyak bergerak." Tanpa menunggu jawaban sang guru, Renjun dengan segera bangkit membawa hoodie nya. Keluar kelas, tujuan nya saat ini hanya satu.
Ruang UKS.
Merebahkan tubuh mungilnya di atas kasur uks, memejamkan sejenak matanya. Meraba luka yang berada di pinggangnya, sedikit meringis menyadari bahwa luka itu di dapatkan nya tadi pagi. Ya baru tadi pagi sebelum berangkat sekolah.
Bangkit dari atas kasur, berjalan ke arah kotak p3k. Mengobati lukanya sembari bercermin yang berada di dinding ruang UKS tersebut.
Lagi, lagi, dan lagi. Renjun menghela nafas, membereskan bekas p3k. Omong-omong di ruang UKS tidak ada orang selain dirinya.
Kembali ke atas kasur UKS setelah meletakkan kotak p3k tadi. Memejamkan matanya. Bolos sehari tidak akan membuatnya bodoh bukan?.
TEACHER NA
segini dulu cukup? otak buntu bnr hdeh
sekitar 2-3 chap mungkin msih fokus sma kehidupan masing" dulu ya, baru ke moment jaemren nya
asli deh, aku sedikit ragu gitu. takut book ini berakhir kaya book yg dulu, yg akhirnya di unpub, ngerasa ngga pd aja gitu. trs cara penulisan nya juga masih banyak yang salah+baru satu chap aja otak udah buntu. TAKUT GA KE LANJUT WOI SKSK.
ntar kalau tetiba ni book ke unpub ya wajar aja ya pren.
oh iya, minta saran. yg cocok buat jdi ortu nya Renjun sama Jaemin sapa ya? masih bingung. Tuhkan aku aja blm mikirin cast yg lain nya, ya Allah..
*edit
di awal salah, bahasanya tetiba jadi baku ssksksksksksk
KAMU SEDANG MEMBACA
TEACHER NA - JAEMREN ✓
Novela JuvenilNa Jaemin. Renjun benci nama itu, sungguh. Tapi hanya namanya saja, jika orang nya tidak. WARNING ⚠️ ini lapak bxb ya pren, alias homo, gay. jaemren area! homophobic go away, jangan ninggalin jejak sedikit pun. Jaemin top! Renjun bot!