#1

445 42 0
                                    

Aku benci melihat sesosok perempuan berambut keriting mengembang, berkulit sawoh matang, berwajah tirus dengan jerawat meradang, ditambah  kantung mata hitam yang kini berdiri menantang dengan sorot menelanjangi hidup-hidup. Saat aku mengulum senyum, perempuan itu ikut tersenyum. Tatkala aku mencoba menekuk bibir, ia pun melakukan hal serupa.

Perempuan itu merupakan sosok refleksi bayangan diriku sendiri di cermin.

Tidak ada yang menarik. Tidak menonjol dalam bidang akademik. Selalu payah dalam hal apapun. Tidak ada yang bisa dibanggakan. Tidak pantas untuk siapa pun.

Kalimat-kalimat jahat tersebut terus berputar di kepalakaku. Semakin lama, bunyinya seperti radio rusak.

Suara kembang api di luar sana meledak membunuh kesunyian malam. Menandakan pergantian tahun telah tiba.

Berbeda dengan sebagian orang lain yang memilih merayakan tahun baru untuk berkumpul bersama teman atau keluarga di luar, aku justru mengurung diri di kamar. Sendirian. Dengan pergolakan batin yang membuatku frustrasi.

Di antara remangnya cahaya lampu kamar diiringi bunyi ledakan kembang api, lirih aku mengucap satu harapan baru. Doa serupa yang selalu kupanjatkan dalam malam pergantian tahun sebelumnya.

Bisakah sekali saja orang lain 'melihatku'?

______

KontradiksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang