#5

209 38 6
                                    

Bebicara dengan Paper di ruang BSO Band FAPERTA, membuat pikiranku sedikit terbuka. Paper berkata bahwa, tidak semua pencapaian orang lain juga harus aku kejar. Tidak perlu membandingkan diri sendiri dengan mereka. Sebab, ini bukan tentang aku versus mereka, tetapi ini tentang aku versus diriku di masa lalu. Tidak peduli bagaimana hebatnya orang lain di luar sana, as long as i know that i am better now than i last was year. Itu sudah jauh lebih cukup. Aku telah berusaha memberikan yang terbaik. Oleh karena itu, aku tak membutuhkan validasi dari orang lain.

Merasa insecure masalah fisik memang tidak ada habisnya. Namun, Paper menambahkan, jika insecure karena fisik adalah hal paling dangkal yang pernah dia ketahui. Aku bisa menentukan kelebihan lain yang ada dalam di diriku selain fisik rupawan.

Menjadi seseorang yang baik hatinya.

Menjadi seseorang yang senantiasa menebar kebaikan dan kebermanfaatan.

Atau, menjadi seseorang yang berkontribusi untuk pembangunan peradaban.

Episode dalam hidupku masih panjang. Mungkin, memang belum saat ini aku mampu bersinar layaknya Rayna.

Namun, bukankah bintang juga tak mengeluarkan sinar tetapi gemerlapnya begitu indah menghiasi langit malam?

Aku pun sama seperti itu. Aku masih bisa 'menghiasai' kehidupan banyak orang dengan menebar kebaikan dan kebermanfaatan meskipun aku sendiri tak memiliki 'sinar'.

"Tidak perlu menjadi besar untuk mampu bermanfaat. Bahkan, sebutir debu tuh bermanfaat banget buat seseorang yang tayamum," sahut Paper. "El, dunia akan selalu memiliki cukup ruang untuk segala kebaikan di dalamnya."

Jika tahun ini resolusiku untuk mendapatkan validasi dari orang lain agar bisa 'terlihat', maka saat ini aku akan menggantinya,

setidaknya, aku ingin menjadi seseorang yang senantiasa memperbaiki diri. Dengan begitu, aku bisa berdaya sekaligus berkarya untuk mampu berkontribusi bagi sesama.

Sebab, resolusi sebelumnya hanya menghambatku untuk berkembang. Kalau ada sesuatu yang harus dikorbankan untuk itu, maka dengan berat hati ... selamat tinggal, Rayna.

Rayna temanku di hari pertama SMP. Banyak pengalaman berharga yang telah kami lalui bersama. Walaupun beberapa tahun belakang ini ia sedikit berbeda, tetapi, Rayna tetaplah temanku. Sedikit banyak aku belajar darinya. Meski berat ... sesuai janjiku dengan diri sendiri, aku akan mulai menjaga jarak dengan Rayna. Kalau aku tetap bersamanya, aku dapat kembali menjadi Ellevera yang haus akan validasi orang lain. Ujung-ujungnya, hal itu hanya membuatku capek dan menyalahkan diri sendiri atas segala sesuatu yang berada di luar kendali.

Pelan-pelan aku belajar, tidak semua hal yang kukejar bisa didapatkan sekarang. Sebab, kucinya sabar dan syukur. Sabar untuk mendapatkan sesuatu yang tepat dan syukur atas diri sendiri yang mampu berjuang hingga titik ini.

Terimakasih untuk aku yang telah bertahan.

E N D

a/n
Alhamdulillah ngebut akhirnya tamat! WKWKWKW. Gemes bgt ternyata Paper sama Elle :(
Jadi pengen bikin cerita sendirinya. Gimanaa menurut kalian?
Terimakasii yang telah membaca hingga saat ini!

KontradiksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang