bagi sebagian orang hujan adalah hal yang menenangkan. namun tak sedikit pula yang tidak suka akan kehadirannya.
Kageyama sangat menyukai hujan, hanya saja ia tak bisa terlalu menikmati hujan. karena belakangan ini, hujan terus saja diikuti oleh petir dan angin yang kuat.
sudah pukul 9 malam, namun kekasihnya tak jua pulang ke rumah mereka.
Kageyama menggigit bibir bawahnya. rasa takut yang sedari tadi bersarang pada dirinya karena petir yang tak bosan muncul pun menguap, tergantikan dengan perasaan khawatir dan cemas karena ini sudah sangat larut dari jadwal sang kekasih untuk pulang.
Tsukishima adalah orang yang sangat melankolis untuk terlambat. biasanya ia akan terlebih dahulu mengabari Kageyama jika dia akan pulang terlambat. namun, kali ini tidak ada sama sekali. membuat pikiran-pikiran negatif menghantam telak otak kageyama.
berpuluh pesan dan belasan panggilan daritadi yang Kageyama tujukan padanya, namun tidak ada balasan apapun dari Tsukishima.
saat Kageyama bersiap-siap untuk keluar, mencari Tsukishima, seseorang berdiri di depan pintu.
"Kageyama?" panggil orang itu dari luar.
"Yamaghuci? apa yang terjadi?" Kageyama kaget dengan kehadiran Yamaguchi yang membopong Tsukishima.
menurut keterangan Yamaghuci, Tsukishima nekat menorobos hujan agar bisa pulang secepatnya. tapi malah berakhir motornya tergelincir karena aspal basah dan sedikit licin, di tambah ia tak menggunakan kacamatanya.
Kageyama memijit pelipisnya. bagaimana mungkin kekasihnya ini melakukan hal bodoh seperti ini? bukankah ia sangat pintar.
"terima kasih sudah mengantarnya, Yamaghuci." Kageyama membantu Yamaghuci membopong tubuh Tsukishima masuk, kemudian membaringkannya di sofa.
"noprob. eh, Tsukinya jangan dimarahin ya. kasihan dia tuh haha," kata Yamaguchi sambil berpamitan dengan Kageyama.
Kageyama hanya mendengus, membalas dadahan dari Yamaguchi dan menutup pintu.
"hey, bangun," ujar Kageyama sambil menepuk pipi Tsukishima.
"ganti baju dulu. itu ntar masuk angin." Kageyama mulai mengguncangkan tubuh Tsukishima yang daritadi tak bergeming.
"pusing." serak Tsukishima.
"ya siapa suruh nekat hujan-hujan pulang? kan bisa nunggu reda dulu? mana pake motor lagin untung aja ada Yamaghuci. kalau engga gimana nasib kamu?"
Tsukishima terkekeh.
"ketawa? disangka orang lagi ngelucu kali ya?"
Tsukishima memaksakan tubuhnya berdiri. kemudian dia merengkuh tubuh Kageyama dan membawanya dalam pelukan.
"maaf ya. aku tadi khawatir banget sama kamu. soalnya hujan gede banget, trus aku liat-liat petirnya besar banget," ucap Tsukishima sambil mengusak rambut Kageyama.
Kageyama menggigit bibirnya. Tsukishima keterlaluan, bagaimana Kageyama bisa meneruskan sesi mengomelnya?
"ngapain meluk-meluk? basah tau," ucap Kageyama menjauhkan badannya.
Tsukishima tertawa, "makasih ya udah khawatir. love you."
Tsukishima berlalu, menuju ke kamar untuk mengganti bajunya yang lembab. namun tanggannya ditahan Kageyama. dengan sedikit berjinjit, Kageyama mengecup singkat bibir Tsukishima dan berbisik, "love you too."
yang terjadi selanjutnya adalah, adegan Kageyama yang mendorong Tsukishima, memerintahnya untuk segera ganti baju.
"cepetan ganti baju deh. petirnya dari tadi ga asik. aku butuh sedikit pelukan."
Tsukishima dengan senang hati mengganti bajunya dan menghabiskan malam dengan cuddle bersama sang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kageyama Tobio Centric
Randomdedicated to spread tobio girlism to everyone Started: November 27th 202