AS04 || Finally

256 14 5
                                    

Teng… teng… teng…

Bunyi lonceng sekolah sudah terdengar, Charter dengan gesit merapikan isi tasnya lalu berhambur keluar. Aku pun juga begitu, sangat menanti apa yang bakal aku temukan diatas atap nanti, apa benar itu Charter atau bukan?

Aku berjalan lambat menaiki tangga kearah atap, jantung ku berdegup kencang untuk melihat orang ini. Berdegup kencang karna memikirkan, apa aku sanggup membalaskan dendam ini?

.

.

Kreekk…

Bunyi pintu atap ini ketika aku membuka nya, kulihat sekeliling. Dan bertanya – tanya siapa yang menjadi secret admire ku? Berada digedung yang berlantai paling tinggi disekolah. 5 lantai.

            “Emma” terdengar suara anak laki – laki yang terdegar familiar ditelingaku

            “siapa itu?” tanyaku menatap lurus kearah depan

            “lihat lah kebelakang” ku toleh kan wajahku kearah belakang. Aku tidak begitu terkejut lagi bahwa Charter memang menjadi secret admire ku.

            “ada apa Charter?” tanya ku dingin seolah tak mengerti

            “aku lah secret admire mu” ucapnya tersipu

            “benarkah?” tanyaku pura – pura tak tahu

            “iya, aku mencintai mu. Mulai dari mata, hidung, mulut, rambut bahkan bau parfum mu aku menyukainya.

            “jadi?” tanya ku tak sebegitu penasaran

            “maukah kau menjadi pacarku?” tanya Charter

            “pacar? Pacar?”

            “iya, kau tidak mau?” Charter terlihat sedikit kecewa

            “maksudku, bagaimana aku harus menerima perasaan mu? Sedangkan ayahmu dahulu memacat ayahku begitu saja!” telihat mata Charter menunjukkan perasaan bersalah

            “kau anak Tuan Edward?” tanya Charter tak percaya

            “iya! Dia ayahku! Terkejut?” ku dekati dirinya dan kini jarak ku hanya kurang dari 1 meter “hidup ku seperti berkat ayahmu! Ini semua karna ayahmu!” teriak ku menggebu – gebu

            “kenapa kau menyalahkan ayah ku karna kehidupan Emma?”

            “ayah ku bunuh diri! Bunuh diri karna ekonomi dikeluarga ku berantakan! Aku dahulu masih kecil, sudah ditinggal ayah! Ditinggal ibu pula! Hidup ku terluntang – lantung berkat ayah mu!”

            “maaf, maaf, mungkin ayahku tidak member maaf secara langsung kepada dirimu. Tapi kumohn terimalah maaf dari ku” uujar Charter memohon

            “maaf? Kau sayang kepada ku Charter?”

            “ya, tentu! Aku sangat sayang padamu! Aku sangat menyukaimu” aku berjalan perlahan kepinggir atap gedung

            “apa yang kau lakukan?” tanya Charter kebingungan

            “jangan hentikan aku! Ataupun menyentuh ku!” peringat ku kepada Charter

            “tidak, aku tidak melaukan itu. Jadi kumohon, mendekatlah”

            “kuulangi, apa kau benar sayang kepada ku?”

            “tentu!” teriak Charter

            “ayah akhirnya! Akhirnya! Kubalas dendam mu kepada tuan Charter! Membunuh seorang pria itu sangat lah mudah! Bunuh mereka dari dalam!” kutatap tajam mata Charter

            “selamat tinggal” aku terjun dari pinggir atap perpustakaan sekolah, terjun bebas seperti semua beban ku tercabut

Brakk!

Darah mengucur deras dari kepala ku, yang terakhir ku lihat hanyalah wajah Charter. Sepertinya dia menangis. Maafkan aku membuat mu menjadi objek balas dendam ku. Dan juga terima kasih

------------

Terimakasih udah baca sampe selesai :3 jangan ditiru loh ya! Ini hanya fiksi! Hanya fiksi! Seperti biasa, VOTE atau juga bisa comment. Terimakasih udah baca karya ku :3

Atap SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang