AS03|| Dendam

249 14 0
                                    

Sudah kesekian kalinya aku memergoki Charter yang menatap aku secara diam – diam. Dalam setiap jam pelajaran, aku selalu memergoki Charter yang selalu menatap ku. Tak mengerti apa yang dilakukannya ini. Hanya saja aku sedikit risih ditatap ya terus.

Jam pelajaran telah berakhir, semua anak sudah pergi dari kelas. Tinggalah aku sendiri didalam kelas, masih merapikan alat pratikum tadi.

            “hei” panggil seorang dari ambang pintu

            “kau Charter? Kau mengejutkan ku”

            “benarkah? Maaf. Kau masih membereskannya?” tanya Charter menyelidiki apa yang ku kerjakan saat ini

            “ya, ini tugasku” jawab ku masih merapikan semuanya

            “Aida tak membantu mu?” kini Charter berada disamping ku

            “tidak, dia ada latihan biola”

            “boleh aku bantu?” tanya Charter hati – hati

            “tentu” kini Charter membantu ku merapikan semua ini.

Hari telah berlalu, semua sudah beres dan rapi.

            “Charter?” panggilku 

            “ehm?” jawab Charter

            “siapa nama ayah mu?” tanya ku to the point

            “untuk apa?” Charter kebingungan

            “ehm, tak apa jika kau tak ingin memberitahu” elak ku

            “nama ayahku Darwin” mataku terbelalak mendengar perkataan Charter. Yang dia maksudkan Tuan Darwin?

            “maksudmu Tuan Darwin?” tanya ku memastikan

            “ya! Kau mengenalnya?”

            “aku tau namanya saja” jawab ku tersenyum

            “yaudah, yuk pulang bareng” ajak Charter.

Sore ini aku pulang bersama dengan anak Tuan Darwin, perasaan sungguh berkecamuk didalam hati. Haruskah aku bilang kepadanya bahwa ayah bunuh diri karna dipecat oleh ayahnya? Atau aku harus membunuh nya sekarang?

Jujur dendam karna ayah bunuh diri masih melekat dengan rapi didalam hati ini. Dendam ini masih melekat sebelum aku membalaskannya.

.

.

Untuk Emma

Ini sudah kesekian kalinya aku mengirim surat untuk mu. Aku tak harap kau balas, sungguh.

Aku hanya ingin bilang, aku sayang kamu. Tapi nyali ku ciut ketika menatap matamu, bagiku matamu itu laksana pisau yang sangat tajam. Yang siap menikam ku hingga mati. Entahlah, aku yang hanya berlebihan atau memang benar adanya begitu?

Your secret admire

-          C

Surat lagi, surat lagi. Setiap minggu aku mendapat surat dari secret admire. Didalam hatiku hanya ada satu orang yang mengirimi ku surat seperti ini, orang nya pasti Charter.

Semenjak saat aku tau bahwa Charter anak Tuan Darwin, aku tak bisa mengontrol emosi ku ketika bertemu dengan Charter. Aku serasa ingin mencekiknya begitu saja. Hingga dia kesakitan, tapi aku kalah kuat dibanding dirinya. Dia seorang pria dan aku wanita, wanita yang sungguh lemah.

.

.

Untuk Emma

Hey, apa kau sudah bosan membaca surat ini? Aku rasa kau terlihat jenuh ketika membuka loker. Seperti tau apa yang bakal ada didalamnya. Jika kau penasaran dengan diriku, datanglah keatap perpustakaan pulang nanti.

-          C

Aku begitu bersemangat sekolah hari ini, membaca bagian akhir dari surat itu sungguh sangat menggembirakan. Bukan karna aku ingin bertemu siapa seorang ini sebenarnya. tapi ada sesuatu hal yang bakal aku lakukan terhadap dirinya.

--------------

gimana? suka? vote dong :3 comment juga yaaa :3

Atap SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang