Valentine Special

3.3K 310 44
                                    

A/n: Hello karena aku bosen nunggu HTF chapter 122, aku memutuskan untuk membuat adodrabble ini. Enjoy!


.

Jjiksae menghela napas berat. Tangannya mengacak-acak surai kuning keemasannya sambil menggerutu pelan. Merasa frustasi dan gemas sendiri, Jjiksae mengutuk nama kedua temannya di napasnya. Kedua benda yang berada di tangannya itu Ia tatap dengan picingan matanya.

"Dasar Taehoon dan Hobin." Decaknya. "Kenapa aku harus terlibat sih?"

.

Beberapa saat yang lalu...

Jjiksae yang sedang menghabiskan waktu mencari video referensi untuk konten mereka selanjutnya disadarkan oleh suara pintu terbuka di kantor mereka. Saat menoleh ke arah sumber pintu, disitu ia mendapati Hobin yang sedang membawa kantong plastik bertuliskan valentine dengan besar. Hobin menyapa temannya dengan sumringah.

"Yo, Jjiksae! Kau sedang apa?"

"Biasalah. Mencari ide konten." Sahut Jjiksae sambil melirik kantong besar yang Hobin pegang. "Apa itu?" tanya Jjiksae penasaran.

Hobin tersenyum lebar. "Oh ini? Tadi aku sedang jalan-jalan dan menemukan toko cokelat yang menjual cokelat-cokelat diskon hari valentine. Aku membeli beberapa untuk kalian." Kata Hobin sambil mengeluarkan beberapa bungkusan cokelat yang berisi lolipop, permen dan kue coklat yang dibungkus oleh pita ke atas meja yang berada di ruang tengah. "Asyik!" Seru Jjiksae. Ia beranjak dari komputer dan menghampiri Hobin.

"1, 2, 3, 4... Loh, hanya ada empat? Siapa yang tidak kau belikan?" Tanya Jjiksae seusai menghitung jumlah bungkusan cokelat yang ada di atas meja. "Ah tidak, kok, ada satu lagi nih." Jawab Hobin sembari mengeluarka satu bungkusan cokelat lagi. Namun bungkusan cokelat yang Hobin keluarkan terakhir ini sangat berbeda dari yang sebelumnya ia sudah keluarkan. Bungkusan cokelat ini tidak menggunakan plastik, namun kotak yang berbentuk hati dan lebih besar dari ke-empat bungkusan cokelat yang lain jika digabungkan.

Jjiksae bergidik. "Wah, norak banget. Itu buat siapa? Rumi? Gaeul?" Hatinya berdenyut sedikit setelah ia menyebut nama Gaeul. Jjiksae tidak dapat berkilah bahwa ia sangat tertarik kepada gadis manis berambut pendek itu. Namun, tak apa, Jjiksae akan ikhlas karena Hobin adalah sahabatnya. Ia akan mengikhlaskan Hobin untuk memberikan cokelat valentine besar itu kepada Gaeul. Selepas ini mereka akan saling menyatakan perasaan lalu jadian dan---

"Oh, bukan, kok. Itu untuk Taehoon."

Hah, gimana gimana?

Jjiksae menatap Hobin penuh selidik. "Taehoon? Kenapa Taehoon?"

Setelah mendengarkan pertanyaan itu, Jjiksae bersumpah dia bisa melihat wajah Hobin merona sedikit tapi langsung ditutupi batuk Hobin yang terdengar palsu. "Yah, karena..." Hobin mengusap lehernya. "D-Dia kan sudah banyak membantuku! Ini sebagai ucapan terimakasih saja."

"Kami juga sudah banyak membantumu." Jjiksae menatap datar Hobin. "Tak kusangka kau ini pilih kasih, Hobin!" Serunya sambil mengeluarkan air mata buaya.

"Eh, Oh, Nggak, maksudku..." Hobin terlihat sedang memutar otaknya untuk mencari jawaban yang tepat. "Kan kau tahu bagaimana Seong Taehoon itu cepat bosan akan sesuatu kan? Jadi ini uh... ini hanya sogokan agar dia tetap mau main sama kita!" Ucap Hobin tergesa-gesa. "Aku kan tahu kalau kau tidak akan pernah meninggalkanku, Jjiksae~ Aku kan percaya padamu~" Kata Hobin sambil menepuk-nepuk punggung Jjiksae dengan senyuman gugup.

Jjiksae memutar kedua bola matanya. "Bilang saja kalau kau suka Taehoon." Desis Jjiksae. Sebenarnya Jjiksae hanya bercanda, Ia berekspektasi bahwa Hobin akan menyangkalnya atau menendangnya karena tuduhan yang barusan Ia keluarkan itu. 5 detik lewat dan masih tidak ada serangan maupun respon dari pihak Hobin. Jjiksae menoleh dan mendapati Hobin dengan muka merah merona sempurna sampai ke leher-lehernya.

The Untold Stories of Taehoon and HobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang