A Sweet Surprise

2.3K 253 161
                                    

"Taehoon! Master Seong Taehoon!" Suara riang Hobin terdengar di penjuru kantor (lebih tepatnya markas) Yoo Hobin Company. Nama yang bersangkutan menghentikan kegiatannya yang sedang bermain game di smartphonenya sembari tiduran santai di sofa lalu menoleh ke arah sumber suara. Hobin saat ini sudah berada di sampingnya dengan tatapan berbinar-binar. Seperti anak kecil yang tidak sabar untuk menunjukkan sesuatu yang menurutnya sangat spektakuler walaupun itu hanya hal biasa. "Hari ini kita tidak ada latihan taekwondo, kan?

Taehoon menghela napas. "Lalu?" Sahut Taehoon, berusaha untuk terdengar cuek. Padahal mendengar Hobin memanggil namanya seperti itu saja sudah membuat hatinya berdegup sekali, merasakan antisipasi. Ia kembali mengalihkan pandangannya ke smartphonenya lagi.

Hobin memajukan bibirnya dan membuatnya mengerucut. "Kau bahkan tidak menyembunyikan nada kesalmu itu terhadapku. Kau menyakiti hatiku yang rapuh~" Ujar Hobin sambil mendramatisir dirinya dengan memegangi dada sebelah kanannya, layaknya orang setelah ditembak.

Taehoon tidak dapat menahan rasa kegemasannya. "Sorry, sorry." Ia sudah tidak peduli dengan gamenya mau kalah atau menang karena Taehoon langsung menaruh smartphonenya itu dan duduk menghadap Hobin yang sedang berdiri. Ia lalu menangkup kedua belah pipi Hobin sebelum menariknya berlawanan arah dengan gemas. "Apa yang kau butuhkan, wahai muridku tersayang?~" katanya sambil tersenyum lebar.

Hobin mengaduh kesakitan. "A-Aduh! Lepasin, nggak! Sakit!" Hobin memegangi kedua tangan Taehoon yang enggan meninggalkan pipinya itu. Tanpa kedua orang itu sadari, ada tatapan-tatapan tajam yang dilontarkan kepada mereka dari pojok ruang tamu.

"Uwah, mereka sedang melakukannya lagi." Bisik Jjiksae.

"Padahal masih siang bolong." Kata Mangi sambil mangut-mangut.

"Kenapa nggak pindah ke kamar aja ya? Menggangu mataku saja." Rumi ikut bergossip bersama yang lain.

Sementara itu, Gaeul masih asyik makan dengan lahap snack yang sudah ia dibeli sebelumnya tanpa menghiraukan pemandangan di hadapannya itu. 

Tidak peduli dengan yang lain, Hobin mengeluarkan dua kertas dari dompetnya dan menunjukkannya ke depan wajah Taehoon. "Ikut ke taman hiburan, yuk! Aku ada dua tiket nganggur, nih." Ajak Hobin dengan semangat. Taehoon tidak langsung menjawabnya, Ia menatap kedua tiket itu dengan aneh dan mengedipkan matanya  beberapa kali sebelum melihat Hobin dengan raut wajah bingung.

"Kau mengajakku?"

"Iyalah. 'kan cuma kau yang berada di ruangan ini. Aku berbicara ke siapa lagi?"

"Hei, kami ada disini." Sahut Jjiksae dari pojok ruangan.

Taehoon seakan tertegun sebelum mengulangi pertanyaannya dengan polos.

"Kau mengajakku?"

"Iya! Ya ampun." Ganteng ganteng kok budeg?

Taehoon menaikkan sebelah alisnya. "Bagaimana dengan cewek yang bernama Bomi itu? Aku kira kau suka dengannya." tanya Taehoon sambil mengalihkan pandangannya dari tatapan Hobin. Hobin menggaruk pipinya dengan telunjuknya. "Kurasa Bomi kurang suka diajak ke tempat yang berisik seperti ini, ha ha ha..." Ucap Hobin ragu-ragu. Sejujurnya Hobin hanya menjawab asal. Ia tidak tahu dan belum pernah berkencan dengan Bomi sebelumnya. Karena mereka sudah lama tidak bertemu, saat ini pun mereka hanya melakukan kontak melalui Line.

"Oh, jadi aku pilihan kedua setelah Bomi? Kau menyakiti hatiku yang rapuh~" Cemooh Taehoon sambil mengikuti kata-kata Hobin sebelumnya. 

"Yah, nggak sih. Kau itu pilihan ke.. 1,2,3,4.. pilihanku yang ke-6!" Ujar Hobin tanpa dosa.


BLETAK


.

The Untold Stories of Taehoon and HobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang