bab 2

3 1 1
                                    

Tawaku yang sering kalian lihat itu semua bohong. aku berusaha untuk tetap tertawa dan melupakan masalahku sejenak walau pikiranku sedang kacau.

-Marissa zayqia vlora

...

Marissa yang tak dianggap keluar dari rumah dan pergi entah kemana yang penting tidak disini. Disini ia seolah transparan, tak terlihat tapi ada.

"Dari tadi kek" Ucap papa karena Marissa akan pergi.

"Hm" jawab Marissa singkat tak mau bertengkar dengan Papanya. Tenaganya sudah habis, tak bisa ia bertengkar ketika perutnya lapar.

Marissa memutuskan untuk menghubungi Bunda "Bunda, Bunda di rumah nggak? Jemput Rissa di rumah papa dong"

"Cepetan ya Bunda, Rissa udah laper soalnya"

"Kaya bunda nggak tau aja kenapa Rissa nginep di rumah bunda, iya iya dadah bunda"

Tak berapa lama berselang ada mobil berwarna hitam datang, Marissa masuk ke dalam mobil tersebut. Sepuluh menit perjalanan telah berlalu sekarang, Marissa sudah berada di rumah Bundanya.

"Bunda... Rissa mau cerita" ucap Marissa "Cerita apa itu?"

"Gini loh, Bunda, Rissa kan punya crush, crushnya Rissa itu fiksi mayat pula tapi dia baik anggap Rissa ratu. Marissa ketika selesai membaca ceritanya aja sampai gagal move on berminggu-minggu tentang itu cerita, Rissa sayang banget sama dia sampai berharap dia nyata" cerita Marissa tentang crushnya yang gepeng, fiksi dan beda alam.

"Rissa... Rissa tau kan dia fiksi" Marissa mengangguk "dia hanya lah imajinasi dari penulisnya, tak akan bisa yang fiksi menjadi nyata. Jatuh cinta terhadap tokoh fiksi mempunyai istilah khusus yaitu fictophilia, fictophilia merupakan keinginan, perasaan cinta, bahkan sampai timbul daya tarik seksual kepada tokoh khayalan yang terdapat di novel, film, series dan sebagainya.

jangan sampai terhanyut dan terbius dengan karakter fiksi di suatu cerita, terlebih lagi sampai menimbulkan rasa cinta yang berlebihan kepada karakter fiktif. Berharap dia nyata itu tidak mungkin." Tanggap Zoey terhadap tokoh fiksi yang diceritakan anaknya. Marissa terdiam seribu bahasa mendengar tanggapan Bundanya, "Gitu ya Bunda, kalau masih tetap mengharapkan dia nyata gak apa apa kan?" Marissa tetap kekeuh dipendiriannya.

"Terserah kamu deh bunda cape"

"Mau Rissa pijetin?" Tawarnya "Boleh boleh" Bunda tentu sangat senang dengan tawaran Marissa.

"Enak nak, nah bagian situ" gumam Bunda yang keenakan dengan pijatan Marissa "Di sini Bunda?" tunjuk Marissa ke bagian leher, Bunda hanya Berdeham.

Tiba-tiba Ayah pulang dari kantor untuk mengambil berkas yang tertinggal, ia melihat Marissa yang duduk bersama Bunda. Marissa lantas langsung berdiri dan menyalaminya.

"Apanya yang ketinggalan yah?"

"Berkas"

"Ouh, Ayah Bunda kita liburan yuk jarang loh Rissa jalan jalan"

"Mau kemana?"

"Kemana aja boleh Rissa mah ikut aja"

"Okey" sahut Ayah sembari membentuk jarinya menjadi oke. "Ayah berangkat lagi ya bidadariku" pamit ayah.

"Nyamuk nyamuk," ledek Marissa "Ya udah deh Rissa ke kamar dulu daripada disini jadi Nyamuk" lanjutnya.

Marissa pun ke kamarnya mengambil handphone nya Marissa mendapatkan pesan dari aplikasi WhatsApp ada banyak sekali chat dari grup atau temen temannya. Salah satu dari pesan tersebut ada pesan dari Ambar yang mengomentari status WhatsApp yang dibuat Marissa, Marissa memposting video muka dirinya sendiri, Ambar bilang efek ya memang Marissa mengunakan efek tapi efek yang Marissa pakai bukan efek yang bibir merah, muka putih  hanya efek berwarna biru saja. Bibir Marissa sudah dari sananya merah.

Mba Kunti
Efek 🤣🗿

Enggak suka banget liat orang posting video

Enggak sebenarnya sih ya suka cuma kok pake filter malu ya sama muka sendiri?

Enggak apa-apa pakai filter dari pada foto mukanya nggak kelihatan

Maksud?

Enggak

Marissa kesal dengan Ambar yang suka sekali mengomentari hidup orang. "Huh selalu saja ketika saya posting muka pasti begini. Punya masalah apa sih mba sama saya, punya dendam sama saya?"

"Oh tidak apa-apa foto pakai efek daripada foto tapi mukanya ditutupi pakai tangan didepan kaca pula, itu malu sama muka sendiri atau mau pamer cincin?"

Dengan kesal Marissa mengirimkan foto dirinya yang tak memakai filter.

Foto

Berapa lama kemudian ada pesan balasan dari Ambar.

Liat apa itu serius amat🗿

Liat orang yang suka ngomong tapi enggak mikir dulu sebelum bicara

Loh kok-

Kenapa tersinggung MBA KUNTI?
read

Marissa itu cantik terlebih lagi ketika memakai kerudung. Cantiknya alami, tidak ada namanya ia memakai skincare kata dia skincare itu mahal mending uangnya buat beli novel aja Marissa lebih mementingkan novel daripada skincare, skincare Marissa hanya satu yaitu sabun batangan yang ada dikamar mandinya.

"Ya... cupu" Batinnya ketika chatnya hanya dilihat saja oleh Ambar.

Marissa tak ingin melanjutkan pertengkaran antara ia dan Ambar. Marissa membanting handphonenya di kasur dan mengambil novel. Jika sudah membaca novel pasti Marissa tidak akan mempedulikan lingkungan sekitar.

"Kasihan terjebak friendzone mana yang disuka udah punya pawang lagi aduh mundur aja yuk dari pada sakit hati." Ucapnya tak sadar ketika sedang membaca buku.

Berjam-jam Marissa duduk di meja belajar membuat punggungnya sakit. Dia rebahan sebentar dan membuka buka aplikasi yang ada di handphonenya. Menemukan video dari tik tok yang lagi trend, trend pakai baju waktu kecil.

"Ehh kok bisa sih baju bajunya masih muat, itu melepas bajunya gimana?"

Hebat sekali baju baju waktu kecil mereka masih muat, bisa bisanya bajunya nggak dibagikan sama saudara atau yang lainnya. Baju kecil Marissa aja udah dibagikan sama orang orang.

"Udah dulu main hpnya mau namatin novel dulu"

"Sa, Rissa" panggil bunda. Marissa yang tengah membaca langsung memasang muka datar pasalnya dia sudah di ganggu ketika mau baca novel "Iya bunda, kenapa?"

I want FreedomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang