Chapter 1

1K 90 4
                                    


Lee suhyeok menendang bola yang digiringnya masuk ke gawang, Ia terengah-engah tapi tampak begitu gembira. Terlihat jelas kepuasan teraut di wajahnya yang penuh kemenangan karena berhasil memasukkan bola, menambahkan gol untuk timnya. Pertandingan sejenak berhenti, Ia berlari ke arah bangku pemain. Tampak Cheongsan melemparkan sebotol air mineral ke arahnya, Suhyeok segera menangkapnya dan tersenyum.

"Tendangan yang hebat!" Seru Cheongsan pada sahabat terbaiknya itu.

"Kalau bukan karena kau aku juga tidak mungkin memasukkan bola. Itu semua juga berkat jasamu." Sambut Suhyeok setelah menghabiskan setengah botol air mineral miliknya.

"Bagaimana kalau minggu depan kita bermain di lapangan Futsal milik Paman Jung. Dia baru saja selesai merenovasi lapangannya itu."

"Boleh juga. Kebetulan aku sudah mulai bosan main di sini." Suhyeok mengiyakan.

"Hei! Cepat permainan akan dimulai lagi. Aku bertaruh kali ini pasti bisa mengalahkan kalian." Teriak Gwinam bersemangat seraya berlari ke tengah lapangan.

"Kau siap?" Tanya Cheongsan pada Suhyeok.

"Tentu saja. Ayo kita kalahkan tim mereka."

Permainan itu kembali berlangsung seru, tak ada perkelahian yang terjadi. Tampak lampu sekitar stadion kecil menyala memberi cahaya pada tiap sudut yang gelap. Beberapa tim yang selesai bermain, satu persatu meninggalkan lapangan futsal yang terletak dalam ruangan itu.

Suhyeok dan Cheongsan melangkah gontai keluar dari tempat itu sambil memasang tas ransel ke punggung mereka. Mereka tampak sangat menikmati angin malam yang berhembus sepoi-sepoi.

"Bagaimana hubunganmu dengan Onjo?" Tanya Suhyeok.

"Sama seperti hari kemarin, semuanya baik-baik saja. Kau sendiri kapan akan memperkenalkan kekasihmu? Sudah lebih dari dua tahun ini aku tidak melihatmu berhubungan dengan satu orang gadis pun." Ejek Cheongsan.

"Liat saja nanti. Aku akan memperkenalkan seorang gadis tercantik untuk membuatmu cemburu." Sahut Suhyeok ketus.

"Baiklah. Aku akan menunggu." Cheongsan mengangguk dan melangkah lebih dulu.

Suhyeok terdiam sejenak, ia memandangi punggung sahabatnya itu dengan lembut. Ia lekas menarik napas dalam-dalam kemudian melanjutkan langkahnya.

—————

Tampak bayangan kakinya yang panjang melangkah di tepian jalan, terlihat juga koper yang tengah dideret

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tampak bayangan kakinya yang panjang melangkah di tepian jalan, terlihat juga koper yang tengah dideret. Choi namra kembali memperhatikan alamat apartment barunya. Ia tampak kesal karena ditinggalkan di jalan begitu saja, Ia melangkah cepat memasuki kawasan apartment mewah. Dengan hati-hati ia menarik kopernya masuk ke dalam lift.

Tiba-tiba seorang laki-laki yang tampak lebih dewasa dibandingkan dirinya, berlari dari kejauhan mengejar pintu lift yang hampir tertutup. Dengan sekuat tenaga Ia berhasil berdiri di samping Namra dan segera menekan tombol lantai 17. Ia tersenyum lembut ke arah Namra yang sesekali memperhatikannya. Ialah Suhyeok yang begitu ramah menyambut orang asing yang baru pertama kali ditemuinya.

Stay By My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang