Awal Jumpa

2.8K 90 17
                                    

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN FOLLOW !!!
.
.
.
.
.
.

"Hiksss.. Hiksss.. Hiks..." Adiyan mendengar suara seseorang menangis. Seketika bulu kuduknya meremang. Apakah ada setan di siang bolong begini? Lebih-lebih ini di lingkungan gereja lho, masa ada setan sih?

"Hikss.." semakin ia berjalan, suara tangis itu semakin kuat ia dengar. Merasa penasaran, ia pun mengikuti sumber suaranya. Tak lupa ia merapalkan doa Bapa Kami di dalam hati. Siapa tau, yang ia temui bukan manusia.

Doanya makin kencang saja. Kakinya juga mulai gemetar. Bukan tanpa sebab, ia melihat sosok gadis berambut hitam panjang, dengan terusan berwarna putih sedang berdiri di depan patung Bunda Maria. Kalau orang berdoa, nggak mungkin kakinya nggak kelihatan.

"Gila! Setan udah makin nggak takut Tuhan!" Jeritnya dalam hati.

"Panggil Pastor kali yah?" Pikirnya.

Akan tetapi, sebelum ia sempat berbalik, sosok itu sudah lebih dahulu melihatnya. Adiyan sontak saja jadi takut. Ia mau teriak, tapi kenapa suaranya enggan untuk keluar? Fiks, ini sosok kuat banget!

"Kamu..." tiba-tiba ia ditunjuk oleh orang tersebut. Makin takut dong. Mau lari, tapi nggak bisa lari. Ini setan aliran mana sih?

"Kenapa di situ?" Tanya sosok tersebut.

Adiyan rasa keberaniannya untuk lari sudah timbul. Dengan segera ia mengambil ancang-ancang untuk lari. Namun, belum sempat ia lari, sosok tersebut sudah menuruni tangga dari tempatnya berdiri. Mata Adiyan langsung melihat ke arah kakinya. "Lo napak?"

"Kamu pipis di celana?"

Adiyan kaget setengah mati. Matanya mengikuti arah pandang sosok tersebut ke area privasinya. Sial! Celananya basah.

"Aaaa.. orang mesum!" Teriak sosok tersebut dengan lantang. Buru-buru Adiyan berlari ke arahnya dan membekap mulutnya. Makin paniklah orang tersebut.

"Woi, gue bukan orang mesum. Seriusan!"

Mana ada orang yang langsung percaya. Apalagi Adiyan masih membekap mulutnya. Tentu saja ia makin merontak.

"Huaaa nggak nyangka Shane udah nikah aja." Mereka mendengar suara seseorang. Sosok yang dibekap Adiyan langsung merontak. Sayangnya kekuatannya kalah dibanding dengan lelaki yang membekapnya itu. Malahan sekarang ia dibawa ke belakang Goa Bunda Maria.

"Lo jangan teriak-teriak."

"Hmmppphhhh.." entah apa yang dikatakan gadis ini.

"Serius deh, gue bukan orang mesum. Tadi gue pikir lo itu setan. Mana rambutnya panjang, pake baju putih, terus nangisnya kayak kuntilanak. Ya takutlah gue." Jelas Adiyan.

Merasa tersinggung dengan penjelasan Adiyan, gadis tersebut langsung mengigit tangan Adiyan yang membekapnya. "AAAAA SA-kit." Suara yang tadinya besar, menjadi kecil secara tiba-tiba karena panik kalau ada orang yang mendengarnya.

"Mana ada orang mesum yang ngaku?!" Hardik gadis tersebut.

"We, gue bukan orang mesum!" Adiyan membela diri.

"Nggak percaya aku!"

"Ini di gereja lho. Kita lagi di belakang Goa Bunda Maria malahan, mana mungkin gue bohong. Yang ada gue langsung kena sentilan dari Bunda Maria. Bisa jadi gue langsung nyebur di dalam kolam." Cerocos Adiyan panjang lebar.

Goa Bunda Maria ini letaknya agak di atas, mengingat topografi gereja yang tidak rata. Sehingga untuk sampai ke Goa, harus menaiki beberapa anak tangga. Di bagian bawah ada taman kecil dengan kolam ikan di sampingnya.

From A To ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang