1. Otoritas Alpha

2.4K 140 9
                                    

"Ah... aaa... Jun, pelan-pelan..."

Suara napas berat bergema di ruangan yang remang, bercampur dengan aroma manis vanila dan kopi yang tersisa. Dengan suara dan aroma ini, seharusnya tidak sulit untuk melihat apa yang sedang terjadi di dalam ruangan tersebut.

"Sayang, apakah sakit?" Junhui bertanya dengan hati-hati, pinggulnya masih bergerak dengan tempo yang lebih lambat dari sebelumnya. Orang yang berbaring di bawahnya berkeringat deras, seluruh tubuhnya memerah seolah-olah sedang demam, berusaha menggigit bibirnya agar tidak mengeluarkan suara yang memalukan.

"Uh!" Minghao mengeluarkan suara ketika titik sensitifnya di sentuh, seluruh tubuhnya bergetar menerima dorongan Junhui.

"Begitu dalam... Uh―" ia mengerang tanpa sadar. Junhui menggeram, melebarkan kedua kaki milik Minghao, pada saat yang sama Junhui merendahkan tubuhnya untuk menangkap bibir merah Minghao yang menggoda dan terbuka. Tangisan Minghao tersendat di antara lumatan keduanya, air liur yang tidak bisa ditelan mengalir ke dagunya, menarik benang transparan penuh nafsu di saat bibir keduanya berpisah. Pantat Minghao juga meremas penis Junhui, basah dan panas. Aroma vanila menjadi semakin manis saat Junhui mencapai titik terdalam Minghao di belakang tubuhnya.

Orgasme membuat Minghao meregangkan tubuhnya tanpa terkendali, melepaskannya ke seluruh tubuh dan miliknya sendiri. Karena itu, lubang kecilnya meremas erat-erat benda besar tersebut dan tidak ingin melepasnya, membuat Junhui ikut bergabung dalam perasaan ekstasi yang menyebar ke ujung jari kakinya.

"Sayang, bertahanlah... sebentar..." Junhui menggertakan giginya, tangannya memegang pinggul Minghao yang ramping. Aroma kopinya sangat harum, sangat hangat, tetapi saat ini Minghao bisa merasakan otoritas yang tidak bisa disebutkan namanya dalam aroma yang sedang menguar ini.

Sebuah otoritas yang hanya bisa dimiliki oleh Alpha.

Proses seks tersebut tidak berlangsung lama, tetapi masih ada rasa sakit tertentu yang harus ditanggung Omega. Junhui dengan lembut menyeka air panas yang jatuh di pipi Minghao, membungkuk untuk mencium kelopak mata yang berlinang dengan penuh kasih. Minghao perlahan membuka matanya untuk menatapnya, mata berbinar yang seolah-olah mampu menembus sudut tergelap jiwa Junhui. Dia terlihat seindah bunga yang sedang mekar sekarang, cantik dan menggoda, membuat Junhui hanya bisa menatap kalung hitam yang terkunci dan tumbuh rasa benci untuk segera mematahkannya.

Seks akhirnya selesai, Junhui menarik napas dalam-dalam, menarik keluar kejantanan raksasa miliknya setelah mengisi lubang kecil Minghao. Sperma meluap dan mengalir dari lubangnya yang terbuka, berkedut seolah-olah masih kelaparan. Minghao berbaring, dengan cepat terlelap, tidak mengindahkan bagaimana dia dengan lembut dan hati-hati digendong Junhui untuk dibersihkan.

Hubungan seks yang cepat selalu berakhir dengan Minghao terbangun di ranjang kamar yang bukan miliknya. Rasa lengket di bagian selatan tubuhnya sudah benar-benar hilang, tapi ia tahu hal tersebut akan kembali lagi. Hubungan seks seorang Omega yang belum terikat dan ditandai oleh Alpha tidak akan pernah menjadi hal yang mudah. Dia bangkit dari tempat tidur, berpakaian dan berkemas untuk pergi sebelum Junhui kembali. Rumah itu kosong, hanya menyisakan gema samar desahan lembut dari pintu dingin yang tertutup, seolah-olah tadinya sedang tidak terjadi apa-apa di dalam sana.

Minghao melemparkan tas beratnya yang berisi buku ke atas meja, berbaring di tempat tidur, tanpa sadar kedua matanya melihat ke sekelilingnya. Di atas meja nakasnya terdapat sebotol obat supressant baru yang sepertinya Minghao tidak ingin repot-repot untuk melepas labelnya. Pemandangan awan hujan yang awet membuat hatinya membengkak dengan kata-kata yang tidak dapat terlukiskan. Bukan hal aneh bagi seorang Alpha maupun Omega yang tidak saling mengenal, saling bertemu untuk memecahkan masalah heat ataupun rut mereka, terutama ketika obat supressant tidak bekerja secara tuntas dan malah menimbulkan efek samping. Tapi mungkin sebagian orang lain tidak bisa menerima ketergantungan efek samping tersebut.

Sillage [JUNHAO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang