Happy Reading!
••
•
•
Seorang gadis berambut pirang merengek dengan terus memohon pada gadis berjilbab, meminta agar mau mengabulkan apa yang diinginkannya. Namun gadis itu tetap kekeuh tak ingin mengabulkannya walaupun dalam lubuk hatinya merutuki hal tersebut. Gadis itu bukannya tidak mau, hanya saja ia tak suka berada di keramaian apalagi fagsin seorang idol.
Ya, gadis itu meminta sahabatnya agar menghadiri fagsin tersebut. Acara yang diakan idol terkenal di seluruh dunia, munkin? Entahlah, yang terpenting boyband itu terkenal di negaranya dan juga beberapa negara lainnya.
"Maafkan aku, kau tahu 'kan aku tidak suka keramaian?" gadis itu melepaskan tangan sahabatnya yang tengah berada di lengannya. Beranjak dari sofa untuk menyimpan baju yang baru saja di lipatnya ke dalam lemari.
Gadis bernama Yura itu ikut berdiri mengikuti langkah sang sahabat dari belakang bak seekor bebek pada induknya."Oh ayolah, lagipula tidak terlalu ramai. Hanya ada sekitar limah puluh army yang diundang, sebab masih dalam pengawasan terhadap Corona virus itu!"
"Andai aku tidak ada kesibukan, munkin aku bisa ikut. Lagipula, bukankah kau juga menyukai mereka? Mumpung aku baik hati loh mempertemukan kau dengan mereka lewat tiket itu," ujar Yura lagi.
Memang benar gadis itu menyukai boyband tersebut, tetapi tidak terlalu jauh seperti sahabat bodoh di hadapannya itu.
"Ayolah, susah payah aku beli album itu masa nggak ada tanda tangannya para suamiku. Mau ya? Ya, ya?"
Hanura Lyn Mahendra atau kerap dipanggil Lyn menghela napas, menatap sahabatnya itu sebentar dan mengangguk." Baiklah, tapi aku mengalah karna terpaksa. Sebab kau sedari kemarin menghantuiku hanya karna itu, setelah selesai jangan menyuruhku lagi."
"Yes! Makasih!" Yura memeluk sahabatnya itu begitu erat.
"Aku akan menyiapkan albumnya dulu. Oh ya, buatlah kado untuk mereka juga. Jikalau kau mau," ujarnya lagi setelah melepas pelukannya.
"Hm, akan kuusahakan."
"Yasudah, aku keluar dulu." Yura keluar sembari bersenandung ria. Mereka tinggal di apertemen yang sama, jaraknya tidak terlalu jauh. Kamar Yura tepat di depan kamarnya. Mereka bertemu pun karna di apartemen itu. Lyn tengah mencari pekerjaan sebab setelah kelulusan dua bulan lalu, ia berinisiatif untuk mencari pekerjaan dan membantu kebutuhan bibi dan juga pamannya di Ilsan.
Lyn berjalan ke sofa dan kembali meletakkan pakaiannya dalam lemari. Setelah itu, ia siap-siap untuk menunaikan sholat Ashar.
Lyn gadis cantik, tinggal bersama bibi dan juga pamannya yang kini menetap di Korea. Ia tak memiliki saudara, kedua orangtuanya meninggal dunia pada saat ingin menjenguknya di indonesia Namun pesawat yang mereka kendarai kehilangan kendali hingga tak menemukan jejaknya, tepat sore hari berita tv masuk bahwa pesawat yang di tumpangi kedua orangtuanya menabrak salah satu gunung hingga meletus.
Lyn berharap hari itu hanyalah mimpi, ia tak menerima kenyataan itu. Bahkan umurnya masih belum genap dua puluh tahun, dan ia masih membutuhkan kasih sayang kedua orangtuanya dan itu berlaku untuk selamanya. Ia tak mau berpisah, tak ingin sendiri di dunia fana ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta!
FanfictionJika sesuatu ditakdirkan untuk menjauh darimu, maka ia tak akan pernah mendatangimu. Namun, jika ia ditakdirkan bersamamu maka kau tak akan pernah bisa lari darinya. - Umar bin Khattab RA.