Awal

10 1 0
                                    

"Dek, Mas ada acara di kampung sebelah. Kemarin ditunjuk sebagai panitia pengajian," ucap Ali, lelaki yang dinikahi Hany dua tahun yang lalu.

"Hany ikut boleh?" rengek Hany.

"Di rumah saja, Mas agak lama. Kemungkinan pulang sampai larut. Kamu 'kan tahu, pekerjaan sebagai panitia pasti dari awal acara sampai akhir. Dan untuk akhirnya, bisa sampai jam satu dini hari. Mas takut kamu ngantuk," bujuk Ali.

Dengan terpaksa Hani menyetujui keinginan suaminya. Hani mengantarkan suaminya pergi sampai pintu dan entah kenapa akhir-akhir ini suaminya sering sekali diundang ke pengajian.

Ali adalah lelaki biasa yang hanya aktif mengikuti kegiatan di masjid komplek perkampungannya. Awalnya dia hanya seorang  pemuda takmir yang kemudian menikahi Hany, anak donatur tetap masjid.

Singkat cerita, Hany diminta ayahnya menikahi Ali karena yakin dengan kesalehannya. Hany tak tahu jika sebelum menikahi dirinya, Ali sudah mencintai gadis bernama Azizah. Wanita yang berstatus guru ngaji di TPQ masjid tempatnya tinggal. Hany tak tahu dan Ali juga tak menolak karena waktu itu orang tua Ali sakit keras dan memintanya segera menikah.

Tentu bukan hal yang mudah, hanya seorang takmir dan kadang bekerja serabutan di pasar, membuat Ali tak ada modal nikah dengan Azizah. Orang tua Azizah juga bukan orang yang mudah dibujuk dengan janji, harus dengan mahar dan seserahan yang lumayan membuat Ali harus bekerja keras untuk bisa menikahi Azizah. Karena lamarannya ditolak orangtua Azizah, Ali memberanikan diri meminang Hany yang kala itu baru selesai kuliah.

Ali dikenal lelaki baik dan sopan hingga orangtua Hany tak menolak dilamar oleh lelaki sesholeh Ali. Bahkan, ia dibanggakan dan diberi pekerjaan tetap di kantor tempat ayah Hany bekerja setelah menikah.

Hubungan Ali dan Hany berjalan selayaknya suami istri biasa. Bahkan keduanya sudah saling memahami kegiatan dan kesibukan masing-masing.

Pasca menikah setahun dengan Hany, kedua orangtua Azizah meninggal karena kecelakaan pesawat dan wanita itu kini tinggal bersama kakaknya yang sudah berumah tangga. Kakak iparnya kurang menyukai Azizah karena gadis yang dipanggil Ustadzah itu selalu merepotkan suaminya yang tak lain adalah kakak Azizah.

"Nanti pak Kyai datang jam berapa, Zah?" tanya Muyi.

"Sebentar lagi kata Mas Ali. Lah itu datang," ucap Azizah menunjuk mobil putih yang segera disambut para jama'ah pengajian.

Senyum Ali yang teduh masih menyiratkan cinta yang mendalam bagi Azizah. Meski Ali sudah menikah, hubungan dengan Azizah masih berlangsung meski tak pernah lebih.

Ali benar-benar mengurus semua acara pengajian dengan baik. Dari semua panitia, dia yang terlihat sibuk dan itu semua membuat cinta dan kagum Azizah pada sosok Ali kembali.

"Astaghfirulloh!" batin Azizah mengingatkan diri sendiri.

Selesai acara pukul 11 malam. Semua undangan sudah kembali ke rumah masing-masing, tinggallah para panitia yang sedang beristirahat di serambi masjid untuk melemaskan otot-ototnya.

"Ini Mas, Mas, diminum kopinya. Biar nggak ngantuk," ucap Azizah. Ali yang menatap sekilas pada Azizah, membuat semua panitia ikut menggodanya.

"Ingat istri, Li," celetuk Husen.

"Ya, nih, pulang gih. Biar Azizah kita yang punyai," kelakar Hamzah.

"Apaan sih, ngaco saja kalian. Sok kopinya diminum, mumpung masih hangat. Setelah ini, kita hitung semua dana yang terpakai."

Ali tak begitu mengindahkan ledekan para sahabatnya dulu ini, mereka adalah remaja masjid yang dari awal sudah tahu sepak terjang kehidupan cinta Ali dan Azizah.

"Mas, ini buat Hany."

Azizah menyodorkan snack sisa pengajian yang sengaja dibawakan kepada Ali.

"Makasih, Han. Maaf merepotkan, untuk ocehan para sahabatku, tolong jangan didengarkan."

"Ya, Zizah tahu. Mas memang bukan lelaki seperti itu, beruntung Hany memiliki suami setia seperti Mas Ali."

Zizah menunduk seraya berucap lirih, membuat Ali menjadi sedikit kasihan.

"Semoga kamu bertemu jodoh terbaik," ucap Ali seraya tersenyum.

"Aamiin."

Pertemuan malam itu, membuat Ali dan Azizah kembali dekat. Hingga suatu kejadian naas pada Azizah malam pasca pengajian itu, membuat Ali yang mendengarnya mau tak mau kembali harus berurusan dengan Azizah.

Wanita Yang Disembunyikan Suamiku Ternyata UstadzahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang