Seorang perpempuan berlari masuk kedalam sebuah caffe dengan nafas terengah-engah tanpa sengaja menabrak seorang laki-laki yang mengakibatkan minuman kopi yang dibawa seseorang itu jatuh.
"Ouuu"
"Maaf, maaf saya nggak sengaja" ucapnya sambil membersihkan tangan dan baju seseorang yang ia tabrak dengan sapu tangan yang selalu ia bawa.
"Kalau jalan lihat lihat dong, mata lo gak berfungsi!"
"Maaf tadi buru-buru, saya ganti minumannya"
"Gak usah"
Seseorang itu pergi tanpa melihat alura. Dengan keadaan kafe yang cukup ramai, kejadian itu menjadi tontonan orang-orang di kafe.Rara langsung mengambil cup kopi dan membuangnya pada tempat sampah.
"Kenapa buru-buru banget ra?"
"Takut telat kak" jawabnya singkat sambil tersenyum
"Kebiasaan kamu ra"
"Yaudah kak, aku kebelakang dulu bantuin yang lainnya." Pamit Rara dan mendapat anggukan dari Rani sebagai jawaban.
Seperti biasa, sepulang sekolah alura pergi ke kafe untuk bekerja. Karena tuntutan ekonomi untuk bertahan hidup membantu sang ibu yang berjuang sendiri tanpa seorang suami.
Rara bekerja disebuah kafe yang jaraknya tidak jauh dari sekolahnya, tiap hari senin sampai kamis ia bekerja sampai jam 9 malan.
"Ra, dipanggil Pak Bos tuh"
"Iya bentar, aku cuci tangan dulu, emang ada apa sih?" Tanya nya pada Lia
"Hadeh, lo lupa apa gimana, ini tanggal keluar gaji Maemunah" ujar Lia sambil memegang dahinya yang tidak pusing akibat pertanyaan polos Rara.
Menbuka pintu ruangan pak bos dengan pelan, ia langsung diberi sodoran sebuah amplop.
"Ini gaji kamu bulan ini" ucap Pak Fikri yang membuat mata setiap orang berbinar-binar saat mendapatkannya.
"Hehehe terima kasih Bapak" ucapnya dengan mengambil amplok coklat tersebut
"Oh iya ra, kamu bisa nyanyi kan?"
"Emm iya pak tapi nggak terlalu suka nyanyi"
"Ooo gpp, yang penting kamu bisa. Hari ini penyanyi yang biasanya gak datang jadi bisa kan kamu gantiin nyanyi"
"Hah, maaf pak bukan saya nolak tapi saya nggak bisa, maaf" ucapnya dengan sopan
"Tolonglah Ra, sekali aja nanti aku tambah ni dua ratus ribu, gimana?" Iming- iming sang bos
"Yaudah, baik pak saya nanti yang nyanyi, ini saya ambil ya?" Menunjuk uang dua ratus ribu dimeja sang bos, dan hanya dijawab anggukan dan tawa yang pecah oleh sang bos.
"Alura alura, sama uang aja cepet"
" ya gimana ya pak, masalahnya ini uang masak ditolak hehehe. Kalau gitu saya keluar dulu pak"
"Lumayan dapat tambahan jajan" gumanya pelan dan melangkah keluar ruangan sang bos.
Malam ini Rara pertama kali duduk di panggung kecil yang berada disudut ruangan kafe, untuk menyanyi menggantikan penyanyi yang biasanya nyanyi di kafe karena berhalangan untuk datang. Suara merdu Rara yang mulai memenuhi ruangan kafe membuat semua orang mengehentikan pembicaraannya seakan-akan mengetahui ada yang berbeda dengan suara yang biasanya mereka dengar.
Is't like a polaroid love
Sarang, chonseureon geu gamjeong
Geunde nae gaseumi ttwieo
Wae na irae naWae sarange mongmaeneun geonji
Eochapi ppeonhan gamjeongijana
Bunmyeong da anda mideotji
Algodo ppajin hamjeonginga bwaNado moreuge When you call my name
Gaseum apeuge naui simjangi kungkungIt's like a polaroid love
Sarang, chonseureon geu gamjeong
Geunde nae gaseumi ttwieo
Wae na irae na
It's like a polaroid love
Nae tteutdaero doeji ana
Heunhan filterjocha eopseo
But I love that vibe
(Yeah yeah yeah yeah)Neol hyanghan nae mameul yeogi
Bojeong eopsi saegineun geoya
Jeomjeom ttoryeothaejyeo gaji
I mameun sesang dan han jang ppuniyaNado moreuge When you call my name
Gaseum apeuge naui simjangi kungkungIt's like a polaroid love
Sarang, chonseureon geu gamjeong
Geunde nae gaseumi ttwieo
Wae na irae naIt's like a polaroid love
Nae tteutdaero doeji ana
Heunhan filterjocha eopseo
But I love that vibe
(Yeah yeah yeah yeah)Polaroid Love
Chonseureon geu gamjeong
Polaroid Love
I love that vibeSetelah menyelesaikan nyanyinya dengan lagu yang saat ini hits dikalangan remaja. Rara mendapat tepuk tangan meriah dari pengunjung kafe yang sangat menikmati suara Rara yang ternyata sangat merdu, tidak kalah dengan penyanyi yang sering menggung di kafe ini.
"Trimakasi, semoga kalian terhibur. Silahkan dinikmati kembali makanannya." Setelah selesai menyanyi, gadis itu turun dari panggung dan menghampiri temannya.
Prok..prok..prok suara tepuk tangan dari si biang kerok Lia sambil memuji "Wow, suaramu enak banget Ra didenger"
"Ra, kenapa kamu nggak ikut nyanyi di kafe aja daripada kerja di kafe, suara kamu bagus lo" pujian dan pertanyaan kak rani lontarkan kepada rara dan hanya senyuman yang menjadi jawaban dari Rara.
"Iya lo Ra, nggak kalah sama mbak-mbak yang biasanya nyanyi di kafe" Lia menyetujui apa yang dikatakan Kak Rani kepadanya
"Nggak lah kak, aku enak kerja kayak gini daripada nyanyi" jawabnya dengan jujur
"Yaudah yuk kembali kebelakang masih ada pesanan lagi"
"Iya kak" Rara dan Lia menjawab dengan kompak
°°°
Setelah selesai bekerja, alura kini sudah berada dirumah. Walaupun rumah yang ditempatinya sangat sederhana tapi didalam rumah ini ia masih bisa merasakan kehangatan keluarganya yang selalu menyanyangi satu sama lain.
Saat sang ibu membuatkan teh, Alura datang dan memeluknya dari belakang menyalurkan kasih sayangnya kepada wanita yang kuat melindungi anak-anak nya.
"Ini buat bayar sekolah adik-adik" ujar alura sambil memberikan amplop coklat yang diberikan sang bos saat di kafe.
"Makasih ya nak, kamu seharusnya fokus sama sekolah kamu, biar ibu yang cari uang"
"Kalau Rara bisa cari uang, kenapa cuma ibu yang cari. Kalau Rara bantu Ibu biar Ibu nggak cape"
"Ibu takut, takut kamu sakit, takut kamu nggak fokus sama sekolah kamu"
" tenang aja, Ibu nggak usah takut, Rara aja seneng kerja dikafe. Temen sama bos Rara pada baik semua"
"Yaudah Ibu mau tidur dulu, kalau mau makan Ibu sudah panasin makanannya jadi kamu tinggal makan aja"
"Siap Kanjeng Ratu" jawaban Rara membuat sang ibu tersenyum dengan tingkah lakunya yang berubah-ubah.
Menatap malam dengan secangkir teh hangat merupakan hal yang biasa Alura jalani sambil mengerjakan tugas-tugas sekolah. Gadis ini bisa sampai larut malam terjaga hanya untuk mengerjakan tugas dan menghafal materi yang terlewat atau bahkan menjadi joki tugas untuk teman-temannya yang beda kelas. Yang kalau dipikir-pikir lumayan untuk tambahan uang jajan.
"Ya Tuhan semoga aku bisa melewati semua ini. Apapun akan ku jalani asal keluargaku selalu ada" ucapnya pelan berharap Tuhan memberikan kemudahan sebelum mata itu terlelap ke alam mimpi.
Jangan lupa vote yaa😁
TERIMA KASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
Alur Semesta
Teen FictionCinta itu ibaratkan konfigurasi elektron, terkadang kita bisa memiliki dan kadang kala kita juga harus melepaskan.