Yoongi pernah berpikir, jika hidup adalah hal yang patut disyukuri maka dia merasa sangat bersyukur. Bersyukur atas nikmat hidup, kesehatan, dan segala materi yang dia miliki. Kendati tanpa kasih sayang ayah, tanpa ibu, dan tanpa tau kakaknya Yoongi tetap merasa bersyukur.
Hal pertama yang dilihatnya, saat membuka mata adalah langit langit putih dari plafon. Ini jelas bukan kamarnya. Matanya sedikit menyipit saat cahaya lampu begitu menusuk. Matanya menelisik ruangan, dan menemukan ayahnya keluar dari kamar mandi. Wajah ayahnya terlihat basah, dan sedikit berantakan.
"Sudah bangun?"
Pertanyaan dengan nada lembut itu hanya bisa dijawab dengan anggukan lemah. Netranya tiba-tiba memanas saat mengingat kejadian semalam.
"Ayah tau. Tidak usah menjelaskan dulu. Jika belum siap tidak apa-apa nak."
"Ayah, aku ingin bertemu ibu dan hyung-ie hiks hiks. M-maaf hiks maaf ayah. Maaf sudah melupakan semuanya. Maaf sudah menjadi orang bodoh karna tidak tau apa-apa."
Tubuh kecil itu direngkuh dalam sebuah pelukan. Namjoon menyesal. Menyesali semua hal yang terjadi dimasa lalu. Sikap egoisnya sebagai orang dewasa sudah menyakiti putranya. Membuat putranya tenggelam dalam kesendirian, dan menciptakan ilusi tentang sosok kakaknya.
"Mari memulai semuanya dengan lebih baik nak. Membangun sebuah rumah, dengan Yoongi dan ayah didalamnya," ucap Namjoon sembari mengeratkan pelukannya.
»»
#suga birthday project by me
#yang sangat sangat terlambat
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] SmeRalDo(Yoongi Birthday 2020)✔️
FanfictionYoongi tidak pernah tau, siapa sosok sebenarnya dari Min Yoonjae. Yang ada di gerbang rumahnya setiap pagi. Dan selalu ada di gerbang sekolahnya setiap sore. Yoongi juga tidak tau, apakah alasan sang ayah tidak menyukainya. Seperti apa masa kecilny...