Bagaimana jadinya jika di benci oleh keluarga sendiri termasuk ayah kita sendiri?
Ini kisah seorang Min Yoongi yang selalu mendapat hukuman setiap membuat sedikit kesalahan. Yoongi adalah anak bungsu dari keluarga Min.
Awalnya yoongi akan memiliki a...
"Sesuatu yang ingin aku dapatkan hanya satu. Dipeluk dan di beri kasih sayang yang cukup oleh appa saja itu sangat membuatku senang. Hanya itu permintaanku"
- Min Yoongi -
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"ASTAGA HOSEOK!!! KAU INI BAGAIMANA BISA NILAIMU RENDAH EOH?!" Namja pemilik lesung pipi itu tengah memarahi sang adik yang memiliki nilai yang sangat rendah.
"Maafin seokie Hyung. Kenapa juga soalnya sangat menyusahkan! Aku kan belum belajar semuanya!" Hoseok memasang wajah marahnya.
Namjoon hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakukan sang adik yang benar benar sudah membuatnya jengah. Namjoon menatap tajam hoseok membuat sang empu bergidik ngeri.
"Apa? Kenapa Hyung menatapku seperti itu! Ihhh kesel deh!" Ujarnya sembari berlari ke arah kamar.
Sedangkan namjoon hanya menghela nafas berat. Jujur ia lelah sekali mengajari adiknya berkali kali namun hasilnya tetap sama dan selalu mendapat nilai merah.
"Aku harus bekerja ekstra"
°°°
Yoongi telah pulang dan sekarang ia sedang berada di kamarnya. Untung saja rumahnya sepi dan sepertinya seokjin juga sedang keluar, jadi ia tidak merasakan bentakan atau pukulan lagi.
Yoongi sedang menulis sesuatu di buku dan tiba tiba dirinya terhenti saat ia mengingat nama sang eomma. Yoongi terdiam, entah kenapa air matanya lolos begitu saja. Yoongi merindukan sosok eomma yang selalu datang ke kamarnya hanya untuk mengomelinya saja yang selalu pulang terlambat.
Yoongi sangat merindukan sosok eommanya.
"MIN YOONGI!!"
Yoongi terlonjak kaget saat mendengar teriakan dari luar. Terdengar seperti suara membentak. Yoongi tau ini suara Hyung nya, ya Hyung nya yang dulu melindunginya hingga sekarang membencinya.
BRAKKK!
Pintu kamar yoongi terbuka lebar hingga menampakkan sosok seokjin yang sedang marah padanya. Yoongi hanya bersiap dengan apa yang akan ia terima sekarang ini, bahkan yoongi siap untuk mati sekali pun dan menerima pukulan sang Hyung.
Seokjin berjalan mendekat ke arah yoongi dan menarik rambut yoongi dengan keras.
"Aarrghhh" yoongi meringis kala tarikan rambut itu semakin kencang.
"Kau telah membuat hariku hancur min yoongi! Bahkan kau sudah membuat eomma meninggal!"
Jlebb
Yoongi terdiam sejenak. Ringisannya hilang secara tiba tiba. Air matanya lolos begitu saja, eomma nya. Orang yang yoongi sayang, telah pergi? Apa sebegitu cepatnya sang eomma pergi? Dan apa salah yoongi? Sehingga seokjin menuduhnya?
Yoongi memegang lengan seokjin sangat kuat untuk bisa melepaskan tarikan rambut itu, hingga pada akhirnya itu terlepas.
"Apa yang Hyung lakukan?! Eomma masih hidup! Dan aku tidak melakukan apa apa!" Yoongi membela tidak percaya.
"Dan apa maksud mu Hyung?! Kenapa eomma bisa meninggal?! Ada apa Hyung?! Ada apa sebenarnya? Apa salahku Hyung! APA SALAHKU?!" Yoongi memukul mukul dada seokjin. Sedangkan seokjin ia hanya menatap sendu sang adik.
"Aku belum pernah memeluknya! Bahkan setiap aku mau memeluknya kalian selalu menghasutnya untuk membenciku! Dan apa salahku Hyung! Aku mau memeluk eomma! Aku belum mendapatkan pelukan itu! Kenapa itu semua hilang begitu saja!" Yoongi menjerit histeris serta isakan yang terdengar hingga keluar mension. Salah satu maid yang mengintip dari balik pintu menangis.
Pasalnya maid itulah yang merawat yoongi di semenjak yoongi dibenci apanya. Dan pada saat itu yoongi belum pernah bersama eommanya lagi, hanya setiap yoongi pulang malam saja yoongi bertemu eommanya. Sisanya yoongi hanya terus bersama maid itu.
"Tuan muda!" Jung ahjumma berlari untuk menenangkan yoongi yang sedari tadi memukul mukul dada yoongi.
Jung ahjumma meraih tubuh yoongi dan memeluknya serta menenangkannya. Si sulung seokjin? Anak itu masih dengan posisi yang sama. Menatap nanar sang adik namun tidak luluh dan masih ada kebencian dalam dirinya.
"Tenanglah tuan muda. Ahjumma mohon tenanglah" Ujar ahjumma yang beberapa kali membisikkan kata penenang.
"Hiks. Eomma" Yoongi hanya bisa melirih pelan.
Beberapa menit yoongi sudah tenang. Namun Jung ahjumma merasa bahwa pelukannya semakin ringan dan melepas begitu saja. Saat pelukan itu lepas Jung ahjumma begitu terkejut melihat yoongi yang pingsan dalam pelukannya serta cairan merah pekat berbau anyir itu mengalir dari hidung yoongi.
"ASTAGA TUAN MUDA!" Seokjin mematung sejenak. Tubuhnya seakan kaku untuk bergerak, melihat yoongi dengan wajah pucat pasi serta nafas yang tidak teratur.
"Tuan muda seokjin cepat telpon uisa!!" Seokjin mengangguk dan segera berlari ke arah telpon rumah.
Mungkin saat ini egonya masih bisa seokjin kontrol. Terlihat dari wajahnya yang begitu cemas. Setelah menghubungi dokter seokjin kembali ke kamar yoongi.
Seokjin menatap kaku yoongi yang sedang berada dalam pangkuan Jung ahjumma. Sedangkan Jung ahjumma sibuk menyeka darah yang terus mengalir dari hidung yoongi.
"Nee tuan muda" Seokjin perlahan mendekat ke arah yoongi.
Namja berbahu lebar itu merebut yoongi dari pangkuan Jung ahjumma ke pangkuannya. Di usapnya wajah yoongi dan di ciumnya kening yoongi.
"Mianhae Saeng"
°°°
Hoseok terlihat sedang belajar mati Matian karena terus di pantai namjoon. Hoseok sampai jengah dan risih terus di perhatikan oleh namjoon apa lagi dirinya tidak bisa bermain game.
Namjoon hanya memantau adiknya agar fokus belajar dan tidak bermain game karena game nya sudah namjoon sita. Hoseok sempat marah karena game nya di sita namjoon, namun namjoon mengancam akan membuang game nya jika hoseok tidak belajar.
"Seok" Yang di panggil menoleh.
"Ya?"
"Kau mau ku perkenalkan pada adik dari teman Hyung? Dia sangat baik bahkan sangat lucu dan manis" Hoseok menatap heran.
"Bisa dimakan?" Dengan polosnya pertanyaan bodoh itu keluar.
"Astaga pikiranmu selalu saja makanan jika bukan makanan pasti game" Hoseok hanya menyengir tanpa dosa.
"Dia manusia pabo mana mungkin bisa di mana!" Namjoon mencubit pipi hoseok gemas.
Ingin rasa namjoon membunuh namun sayang adiknya sangat menggemaskan. Walau sering membuat onar hoseok tetap mataharinya.