Jenis - Jenis Toxic Environment

1 0 0
                                    

Toxic environment dapat kita temui dimana saja. Kehadiran toxic seringkali membuat orang-orang di sekitarnya merasa tidak nyaman. Pernah ga sih kalian berada dalam situasi dimana kalian merasa tidak cocok dengan tipikal orang tertentu atau toxic relationship dalam hubungan apapun. Nah toxic relationship ini terbagi menjadi :

1. Internet relationship. Misal kita ga kenal orang tersebut tetapi kita follow dia atau kita pernah ketemu sekali atau dua kali dengan seseorang tapi karena merasa ga enak terus kita follow account sosial medianya. Lalu ketika dia memposting sesuatu itu terasa menyakitkan bagi kita atau menjadi toxic bagi kita. Toxic dalam internet relationship bikin kita ngerasa stress banget.

2. Parent relationship. Ga jarang orangtua jadi toxic buat anaknya, bahkan ketika anaknya sudah punya anak. Hubungan orangtua dengan anak dipengaruhi banyak faktor, salah satunya turunan dari orangtua sebelumnya yang tanpa disadari itu diturukan dalam pola asuh kepada anak. Padahal  di satu sisi, orangtua kita sadar jika tidak menyukai cara asuh orangtua terdahulu (kakek/nenek), seperti otoriter, unsupportif dimana tidak mendukung anak sama sekali tetapi nuntut banget. Anak harus begini harus begitu. Orangtua kita sadar jika nenek/kakek mengasuh dengan pola asuh yang keliru tetapi begitu ketemu turunannya (anak) pola asuh yang  diterapkan sama juga dengan pola asuh dulu diterapkan oleh kakek/nenek.

3. Partner relationship. Tak jarang atasan kita, boss kita atau rekan kerja kita menjadi toxic bagi kita. Kita bekerja sama-sama dalam  satu ruangan/divisi tapi rekan kerja kita itu ga ngenakin banget. Statement  yang dia keluarkan selalu menjatuhkan kita, cara kerjanya ga sehat, terus dia juga selalu berupaya cari muka ke atasan agar cepet naik jabatan.

4. Teman yang dulunya sahabat juga bisa jadi toxic loh. Misalnya kita udah lama ga ketemu sahabat kita, selama tidak ketemu itu proses hidup yang dilalui berbeda-beda sehingga menimbulkan perbedaan sifat dan karakter. Yang bisa kita lakukan adalah membuat boundaries / circle. Ini sangat bermanfaat dalam menjaga kesehatan mental kita. Sahabat yang dulu berada di circle 1, yang dulunya sangat dekat banget layaknya keluarga tapi seiring berjalannya waktu sudah ga seperti dulu lagi sehingga dia harus kita temptakan di circle kedua.  Yang bikin toxic adalah ketika kita memaksakan dia untuk tetap di circle satu. Kita memaksakan dia harus tetep jadi sahabat kita padahal dia udah ga nganggep kita sahabat. Atau sebaliknya kita sudah nganggep dia sahabat tapi karena kita sudah terluka oleh sesuatu hal tetapi dia tetep ngebet pengen tetap berada di circle satu. Pernah ga sih kalian mengalami kejadian kayak gini? Ngadepin toxic relationship dengan sahabat sendiri?
Toxic yang cukup sering ditemukan adalah ketika kita ketemu orang hanya sekali atau dua kali dalam real life tetapi orang itu sotoy banget dengan kehidupan kita. Tiap ketemu bawaannya menyalahkan, menyudutkan dan blamming habis-habisan. Kalian pernah ga sih ngerasa Kalau ketemu atau bahkan hanya mendengar nama orang tertentu sudah membuat energi kita langsung low.

Toxic EnvironmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang