Zoe memperhatikan makanan yang ada di meja makan, ia mengernyit bingung dan bertanya-tanya. Dari siapakah ini?
"Lihat apa?" tanya kekasihnya yang sepertinya baru siap mandi. Terlihat dari rambut hitam legamnya yang masih basah.
"Makanan dari siapa?" Zoe balik bertanya. Merasa sangat penasaran akan makanan tersebut.
"Oh, itu dari tetangga baru."
"Tetangga baru?" ulang Zoe terkejut.
Zayyan menggerakkan jari jempolnya mengarah ke rumah sebelah. Kini Zoe mengerti, rupanya tetangga baru yang di maksud kekasihnya ini persis berada di samping rumahnya.
"Tetangga sebelah dong?" Zayyan mengangguk.
"Cewek atau cowok?"
"Cewek."
"Cantik?"
"Ya, cantik. Lumayan lah. Kenapa?"
"Nggak apa-apa, cuma tanya saja." sahut Zoe berusaha untuk tetap tenang. Ia tidak mau terusik dengan perasaan cemburunya meskipun ia mulai di rundung perasaan was-was akan si tetangga sebelah.
Entahlah, Zoe merasa gelisah setelah mengetahui fakta ini dari mulut sang kekasih tercinta. Tapi, semoga saja perasaan gelisahnya ini tak berarti apa-apa.
Zayyan menarik salah satu kursi meja makan, duduk dan mulai makan siang.
Zoe menatap makanan yang masih ada ditangannya, merasa ragu untuk memberinya pada Zayyan yang sudah mendapatkan makanan lebih dulu.
"Enak." puji Zayyan tampak suka dengan rasa masakan buatan si tetangga sebelah.
Zoe tersenyum meskipun ia merasa kecewa, Zayyan benar-benar tak mempedulikannya ataupun sekadar bertanya apa yang dia bawa.
"Ya sudahlah." gumam Zoe pelan. Ia akan membawa pulang lagi makanan yang tadi dibelinya dari restoran langganannya.
Zoe melirik arlojinya dan memekik kaget karena jam istirahat kerjanya hampir habis sementara ia sendiri saja belum makan siang. Tadi Zoe buru-buru kesini, rencananya ingin makan siang bersama kekasihnya seperti biasa. Tapi rencana itu pupus sudah karena si tetangga baru.
Sudahlah, Zoe tak ingin membahasnya. Dia pun segera berpamitan pada kekasihnya yang tampak asyik menikmati makan siangnya.
Tanpa Zoe sadari seseorang tengah memperhatikannya yang perlahan menjauh pergi dari rumah Zayyan. Seseorang itu menyunggingkan senyum senang atas perginya Zoe.
Karena itu artinya Zayyan seorang diri di rumah dan ini menjadi kesempatan bagus baginya untuk mendekati Zayyan.
Zayyan telah selesai makan siang, tanpa sadar ia menghabisi semua makanan hingga tak bersisa. Perutnya bahkan terasa sangat kenyang.
"Kacau! Ini makanan semuanya enak." seruan Zayyan takjub.
Tetangga sebelah rumahnya itu ternyata pandai masak. Atau jangan-jangan mungkin seorang chef makanya masakannya bisa sangat seenak ini?
Mungkin saja. pikir Zayyan menebak.
Zayyan baru memperhatikan jika ada secarik kertas yang ada di tempat bekal yang kosong.
"Astaga! Kenapa aku baru memperhatikannya ya?" gumam Zayyan merasa geli pada dirinya sendiri yang terlena dengan makanan-makanan tadi.
Zayyan membuka secarik kertas itu dan mulai membacanya. Oh, rupanya dari orang yang memberinya makanan sebanyak ini.
Ya, siapa lagi kalau bukan tetangga barunya. Tetangga sebelah rumahnya.
"Tya," ucap Zayyan tersenyum manis membaca nama wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga sebelah
RomanceZoe merasa tidak nyaman dengan kehadiran tetangga baru kekasihnya. Menurutnya, tetangga baru kekasihnya itu aneh dan misterius. Pernah beberapa kali Zoe mendapati tetangga baru itu memperhatikan kekasihnya penuh minat. Seperti seorang wanita yang t...