Suasana diantara mereka berdua terasa canggung, Zoe enggan melihat pada Zayyan yang tampak kebingungan mencari kata-kata untuk menjelaskan padanya.
"Sayang, aku-" ucapan Zayyan terhenti karena reaksi Zoe yang menepis tangannya.
"Apakah ada barang miliknya yang lain ketinggalan disini juga?"
"Hah, maksud kamu apa?"
Zoe tidak menjawab, ia bergerak membuka lemari pakaian milik Zayyan. Membongkar semua isi di dalamnya hingga sangat berantakan.
Tak hanya lemari pakaian, tapi tempat tidur juga Zoe acak-acak guna mencari sebuah benda milik Tya yang siapa tau aja juga tertinggal di kamar ini.
"Hentikan sayang! Apa yang kamu lakukan?" Zayyan berusaha menghentikan tindakan Zoe ini.
"Lepas! Biarkan aku mencarinya."
"Mencari apa?!" tanya Zayyan terlihat berang.
Zoe memukul cukup kuat dada liat Zayyan. "Berengsek! Apa yang sudah kalian berdua lakukan di belakangku?"
Zoe tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar dengan derasnya. Ia merasa sakit hati dengan kejadian tadi dan menaruh curiga jika ada sesuatu hal yang telah dilakukan kekasihnya dengan si tetangga sebelah.
"Apa Zoe? Ku mohon jangan berpikiran yang buruk-buruk. Aku bisa menjelaskannya padamu bila perlu."
"Tidak usah! Aku tidak mau mendengarnya." Zoe menghapus air matanya dan perlahan melangkah keluar dari kamar Zayyan.
"Zoe!" panggil Zayyan mengikuti Zoe yang marah.
Diraihnya plastik berisi makanan yang tadi sengaja dibelinya khusus untuk kekasihnya. Tapi kekasih brengseknya justru menolak makanan darinya dan lebih memilih makanan dari si tetangga baru itu.
Sekarang Zoe mengerti alasan kenapa Zayyan menolak makanannya. Sepertinya ada sesuatu antara Zayyan dan Tya.
"Zoe!" panggil Zayyan sekali lagi. Berusaha mencegah Zoe yang hendak pergi.
"Lepas Zay!"
"Enggak, sebelum kamu mendengar alasan aku dulu."
"Aku gak mau dengar apa-apa. Jadi tolong lepas!"
"Tya tadi malam kemari sambil bawa kue tart."
"Oh, terus kalian berdua menghabiskan waktu bersama gitu?"
"Zoe! Please, dengerin dulu sampai aku selesai bicara."
"Tidak mau. Sudahlah, lepaskan tanganku!"
"Tya ulang tahun tadi malam, tapi ia merasa sangat kesepian. Dia sama sepertiku, tinggal sendirian di kota ini sementara keluarganya di kota lain." ucap Zayyan tetap ingin menjelaskan agar tak ada lagi kesalahpahaman diantara mereka.
"Aku ikut sedih mendengarnya, jadi aku bermaksud ingin membuatnya merasa senang di hari ulang tahunnya."
"Lalu kalian berdua merayakan ulang tahun bersama di rumah ini. Mengobrol dan bercanda hangat sampai terbawa suasana, bercumbu mesra dan liar lalu kamu membawanya ke ranjang sampai tak menyadari sebuah benda miliknya jatuh di kamarmu? Hmm?"
"Astaga, Zoe! Kenapa pikiranmu buruk sekali?"
"Pikiranku buruk?" Zoe menunjuk kepalanya dengan jari telunjuk.
Zayyan menghela napas sabar, ia tau setiap kata dalam ucapannya pasti terdengar salah bagi kekasihnya.
"Zoe, ku mohon buang jauh-jauh semua pemikiran buruk kamu tentang aku dan Tya. Apa yang kamu pikirkan itu tidaklah benar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga sebelah
RomanceZoe merasa tidak nyaman dengan kehadiran tetangga baru kekasihnya. Menurutnya, tetangga baru kekasihnya itu aneh dan misterius. Pernah beberapa kali Zoe mendapati tetangga baru itu memperhatikan kekasihnya penuh minat. Seperti seorang wanita yang t...