Tibalah kami disebuah rumah sederhana,lelaki itu adalah orang tuaku sendiri yang aku panggil ayah. Ayahku adalah seorang sales makanan dari pabrik saat itu dan perempuan yang melahirkanku,aku panggil dia ibu.
Ibu tidak bekerja,karena dia harus mengurusku yang butuh bimbingan apalagi kalua bukan seorang ibu rumah tangga. Dengan sabar,ibu dan ayah mengurusku hingga aku tumbuh menjadi balita yang aktif.
Ibu bercerita padaku bahwa,saat aku kecil aku suka digendong dan dibawa para tetangga main. Bahkan dibelikan makanan dan dibawa jalan jalan. Tetapi, aku selalu menangis jika digendong oleh orang tidak dikenal,jika kenal aku diam.
Ayah selalu berkabar dengan hp yang cukup kuno saat itu, hp Motorola dan nokia menjadi alat komunikasi mereka. Ekonomi keluargaku kian membaik, kami selalu pulang ke kampung ibu di Bandung. Dengan motor yang sederhana, kami bertiga membawa tas isi baju dan keperluan pribadi untuk disana.
Kami disana jalan jalan ke Tangkuban Perahu,yang meiliki sejarah menurut kepercayaan orang sunda. Aku kesana Ketika aku mendekati umur 2 tahun, jadi aku sudah bisa jalan dan berbicara dengan baik. Kami selalu pulang ke bandung tiap lebaran idul Fitri, setelah berpuasa selama satu bulan.
YOU ARE READING
Ceritaku
Teen FictionCerita ini kubuat berdasarkan kisah nyata, yang kualami sejak aku kecil. Sebelumnya cerita ini sudah kibuat di akunk yang bernama @Fitriyaninurr_ Cerita itu terhenti karena ada kendala yang mengharuskn aku berhenti mengetiknya, dan inilah kisahku. S...